Fortius Gaming berhasil jadi juara League of Legends Garuda Series (LGS) Spring 2017 pada Sabtu (01/04) lalu, setelah berhasil menang atas The Headhunters di pertandingan final. Kemenangan ini sekaligus bikin tim yang diperkuat oleh Kyle Williams, Kenny Marcellino, Truong Vinh Thanh, Tran Thanh Lam dan Surya Wana Bakti ini berhasil dapet hadiah sebesar Rp 100 juta dari total hadiah Rp 250 juta yang disediakan oleh panitia.
Kalo ngeliat dari jumlah hadiahnya, game yang tadinya cuma sekedar buat ngisi waktu luang ternyata juga bisa menghasilkan uang yang lumayan besar. Kalo di luar negeri, kompetisi game antar gamer professional emang udah sering diadain. Karena itu, nggak salah kalo banyak remaja di sana mulai menekuni game atau E-sports sebagai seorang profesional. Gimana dengan di Indonesia?
“Profesional itu bukan pencapaian, tapi lebih kepada komitmen buat diri sendiri,” kata Kenny Marcellino, salah satu gamer professional yang juga anggota Fortius Gaming.
Tapi bukan berarti kalo pengen jadi gamer profesional terus jadi lupa sama sekolah ya. Jadi gamer juga harus disiplin dan pintar ngebagi waktu. Harus punya komitmen buat bisa bagi waktu kapan buat latihan, dan kapan waktu buat sekolah.
“Dulu saya mulainya juga waktu masih sekolah. Semuanya bisa dilakuin asal bisa ngebagi waktu dengan baik,” kata Kenny.
“Hadiah saat ikut kompetisi jadi seperti bonus aja,” kata Kenny.
Industri Potensial
Meskipun bisa dibilang masih jarang, tapi profesi sebagai seorang gamer profesional bisa dibilang cukup potensial di Indonesia. Nggak cuma karena antusiasme dari para pecinta game yang cukup besar. Secara bisnis pun industri game juga bisa dibilang sedang dalam kondisi yang baik.
“Indosat punya program sendiri yang menunjang industri game online lewat Cipika Play. Dari tahun 2014, nilai industri dan angka penjualannya sendiri terus naik hingga saat ini. Kita mau mulai berkomitmen buat dukung (E-Sports di Indonesia). Tahun ini kita udah dua kali jadi sponsor, kedepannya mungkin bisa 4-6 event tiap tahunnya,” kata Andreas Wibowo, Product Manager Cipika Play.
“Venuenya biasanya lebih besar, kamu bisa liat di YouTube,” kata Truong.
Cowok berkacamata yang udah jadi gamer professional sejak tahun 2014 lalu ini, bilang ada perbedaan terkait kompetisi E-Sports di Indonesia dan Vietnam. Kalo di Vietnam sana kompetisi E-sports yang berlangsung biasanya udah diikuti oleh gamer profesional. Sedangkan di Indonesia, masih banyak yang ikut kompetisi tapi belom menekuninya secara profesional.
Meskipun begitu, doi percaya kalo suatu saat nanti bakalan banyak bermunculan gamer-gamer professional Indonesia di masa mendatang. “Di Korea aja bisa, kenapa di sini nggak. Pekerjaan yang menyenangkan itu kan hobi yang dibayar,” lanjutnya sambil tersenyum.
Tapi nih buat bikin hobi jadi profesi pun juga butuh dedikasi loh, Bukan karena asyik lalu bisa asal-asalan. Karena udah jadi profesi, mau nggak mau kamu harus tekun di situ buat bisa berprestasi kayak Fortius Gaming musim ini.
“Intinya kalo lo suka sama sesuatu dan tekun di situ pasti ada hasilnya deh,” kata Kyle Williams, Kapten dari Fortius Gaming. Siap Kapten!