Profesional Gamer, Profesi Yang Cukup Menjanjikan Di Indonesia

Selasa, 04 April 2017 | 06:00
Dimas Yulian

Fortius Gaming juara League of Legends Garuda Series (LGS) Spring 2017

Fortius Gaming berhasil jadi juara League of Legends Garuda Series (LGS) Spring 2017 pada Sabtu (01/04) lalu, setelah berhasil menang atas The Headhunters di pertandingan final. Kemenangan ini sekaligus bikin tim yang diperkuat oleh Kyle Williams, Kenny Marcellino, Truong Vinh Thanh, Tran Thanh Lam dan Surya Wana Bakti ini berhasil dapet hadiah sebesar Rp 100 juta dari total hadiah Rp 250 juta yang disediakan oleh panitia.

Kalo ngeliat dari jumlah hadiahnya, game yang tadinya cuma sekedar buat ngisi waktu luang ternyata juga bisa menghasilkan uang yang lumayan besar. Kalo di luar negeri, kompetisi game antar gamer professional emang udah sering diadain. Karena itu, nggak salah kalo banyak remaja di sana mulai menekuni game atau E-sports sebagai seorang profesional. Gimana dengan di Indonesia?

“Profesional itu bukan pencapaian, tapi lebih kepada komitmen buat diri sendiri,” kata Kenny Marcellino, salah satu gamer professional yang juga anggota Fortius Gaming.

Fortius Gaming
Cowok yang sekarang masih berusia 17 tahun ini, bisa dibilang sebagai salah satu gamer profesional yang cukup diperhitungkan di Indonesia. Di usianya yang masih sangat muda, Kenny tercatat pernah ikut berbagai kompetisi game baik di tingkat nasional dan Internasional. Sama seperti profesi yang lain, kerja keras dan dedikasi juga sangat dibutuhkan buat jadi seorang gamer profesional.

Tapi bukan berarti kalo pengen jadi gamer profesional terus jadi lupa sama sekolah ya. Jadi gamer juga harus disiplin dan pintar ngebagi waktu. Harus punya komitmen buat bisa bagi waktu kapan buat latihan, dan kapan waktu buat sekolah.

“Dulu saya mulainya juga waktu masih sekolah. Semuanya bisa dilakuin asal bisa ngebagi waktu dengan baik,” kata Kenny.

Fortius Gaming keluar sebagai juara League of Legends Garuda Series (LGS) Spring 2017
Bersama dengan timnya sekarang, Fortius Gaming, Kenny dikontrak sebagai gamer secara profesional layaknya pekerja pada umumnya. Dari profesinya ini, Kenny bahkan udah punya penghasilan sendiri setiap bulannya yang bisa dibilang cukup besar. Belom lagi dengan hadiah saat mengikuti kompetisi seperti turnamen LGS 2017 yang baru aja ia menangkan.

“Hadiah saat ikut kompetisi jadi seperti bonus aja,” kata Kenny.

Industri Potensial

Meskipun bisa dibilang masih jarang, tapi profesi sebagai seorang gamer profesional bisa dibilang cukup potensial di Indonesia. Nggak cuma karena antusiasme dari para pecinta game yang cukup besar. Secara bisnis pun industri game juga bisa dibilang sedang dalam kondisi yang baik.

“Indosat punya program sendiri yang menunjang industri game online lewat Cipika Play. Dari tahun 2014, nilai industri dan angka penjualannya sendiri terus naik hingga saat ini. Kita mau mulai berkomitmen buat dukung (E-Sports di Indonesia). Tahun ini kita udah dua kali jadi sponsor, kedepannya mungkin bisa 4-6 event tiap tahunnya,” kata Andreas Wibowo, Product Manager Cipika Play.

Suasana di turnamen game League of Legends Garuda Series (LGS) Spring 2017
Di kawasan Asia Tenggara sendiri, salah satu negara yang punya industri E-sports yang cukup maju adalah Vietnam. Truong Vinh Thanh (20), salah satu gamer profesional asal Vietnam yang sekarang memperkuat Fortius Game, bilang kalo di Vietnam sana banyak anak muda yang juga mulai menekuni profesi sebagai gamer profesional. Antusiasmenya pun bisa dibilang jauh lebih ramai daripada di Indonesia.

“Venuenya biasanya lebih besar, kamu bisa liat di YouTube,” kata Truong.

Cowok berkacamata yang udah jadi gamer professional sejak tahun 2014 lalu ini, bilang ada perbedaan terkait kompetisi E-Sports di Indonesia dan Vietnam. Kalo di Vietnam sana kompetisi E-sports yang berlangsung biasanya udah diikuti oleh gamer profesional. Sedangkan di Indonesia, masih banyak yang ikut kompetisi tapi belom menekuninya secara profesional.

Pertandingan final League of Legends Garuda Series (LGS) Spring 2017
Salah satunya adalah, Prasetio Nugroho (20), penonton yang juga seorang gamer ini ngaku pernah ikut kompetisi game hanya buat mencari kesenangan dan hiburan, “Kita mah main kepuasan aja, juara nggak juara yang penting main,”kata Prasetio.

Meskipun begitu, doi percaya kalo suatu saat nanti bakalan banyak bermunculan gamer-gamer professional Indonesia di masa mendatang. “Di Korea aja bisa, kenapa di sini nggak. Pekerjaan yang menyenangkan itu kan hobi yang dibayar,” lanjutnya sambil tersenyum.

Tapi nih buat bikin hobi jadi profesi pun juga butuh dedikasi loh, Bukan karena asyik lalu bisa asal-asalan. Karena udah jadi profesi, mau nggak mau kamu harus tekun di situ buat bisa berprestasi kayak Fortius Gaming musim ini.

“Intinya kalo lo suka sama sesuatu dan tekun di situ pasti ada hasilnya deh,” kata Kyle Williams, Kapten dari Fortius Gaming. Siap Kapten!

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya