Review: Skandal - Sugar, Karena Hidup Nggak Perlu Buru-buru

Minggu, 02 April 2017 | 09:30
Alvin Bahar

Artwork Skandal - Sugar

Memasuki usia 20-an, banyak hal baru yang mau nggak mau harus kita hadapi. Kita mulai tak bergantung dengan orang tua lagi, dimulai dengan hal seperti berkuliah di luar kota atau luar negeri. Kita mulai "serius" menghadapi hidup, karena masa depan sudah menantang kita. Mencari tau pekerjaan apa yang tak banyak banting tulang tapi bergaji besar. Mungkin juga, kita jadi lebih peduli dengan politik atau hal-hal yang terjadi di sekitar kita.

Mungkin kita lupa, menghadapi dunia nggak harus seperti itu. Kita bisa juga jadi "pemalas": menjalani hidup lebih santai, lebih sering membaca buku, menulis, mendengarkan lagu favorit, hingga menikmati hal sepele seperti menonton hujan dari jendela. Hidup tidak perlu terlalu cepat dikejar, begitulah kira-kira.

Filosofi seperti itu pernah rame di era 90an. Banyak musisi yang memilih bermusik tanpa ambisi, tapi punya kebebasan berkreatif yang nggak terduga. Bersuara dengan musik yang terdengar seakan omong kosong, tapi ternyata nendang juga. Pavement, Sebadoh, dan Guided By Voices adalah beberapa band yang sering disebut slacker rock tersebut.

Menariknya, saat Indonesia seperti tak henti diterpa kemelut dan berita di media selalu mampu membuat kita marah, muncul band-band semacam ini. Sebut saja Texpack, Skandal, Zzuf, dan Barefood. Mereka nggak mengajak kita protes seperti Seringai, Efek Rumah Kaca, atau Iwan Fals. Mereka justru mengajak kita berleha-leha, memandang wajah gebetan yang selalu cantik dalam ekspresi apapun, atau sesimpel jalan-jalan menikmati kota.

Salah satu slacker band yang menarik perhatian saya adalah Skandal. Lewat EP Sugar, kuartet dari Yogyakarta ini ngasih tau kita gimana harusnya hidup kita jalani. Balutan suara fuzz gitar yang bising dengan melodi pop yang manis seakan mengingatkan kita kalo hidup pun punya banyak hal manis yang sering terlupakan. Yap, lupakan sejenak masalah, ayo kita "kabur". Pelan pelan saja, kita tidak sedang terburu buru.

Lagu favorit saya adalah Stay Slay Slack. Sekilas, ini seperti lanjutan dari Konservatif karya The Adams, band slacker rock lokal lainnya. Lagu ini juga terasa paling beda dari yang lain. Nggak cuma karena pake lirik bahasa Indonesia (yang menurut saya adalah nilai plus buat semacam ini), tapi juga cara Skandal menyajikan musiknya yang lebih manis dari biasanya.

Nilai plus lain diberikan buat artwork yang sangat mendukung musiknya, dan seluruh lagu yang diawali dengan huruf "S" (ada yang sadar akan hal ini?). Oh iya, tambahan nilai karena mereka pernah cover Ost. Janji Joni - Satu Waktu!

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya