Nyebar Di Group Chat, Bocoran USBN 2017 Tembus Semua.

Jumat, 24 Maret 2017 | 09:30
Rizki Ramadan

bocoran soal USBN yang menyebar

"Eh, Bocoran Geo yang semalem tembus ternyata yah. Thanks ya,"

Pesan ini mencuat pada Senin (20/03) malam di sebuah grup percakapan yang isinya 72 siswa SMA dari berlainan sekolah. Di malam sebelumnya, warga grup yang kelas XII memang ramai berkirim file PDF. Walau nggak sedikit juga yang isinya becanda--saat dibuka file-nya yang muncul malah gambar setan--tapi ada juga yang isinya memang soal ujian.

Itu baru hari pertama, di hari-hari berikutnya pun ternyata bocoran soal ujian selalu datang.

"Gue dapet bocoran dari grup, grup mana aja deh. Entah motivasi mereka yang pertama kali apa," tukas Nunung, nama samaran, seorang siswi SMA Jakarta.

"H-1 USBN gue ngumpul sama temen-temen gue. Bahas soal. Malem minggu sampe Minggu pagi tuh banyak banget temen yang kirim soal ini-itu di Grup. Gue sampe bingung mana yang bener. Terus akhirnya ada tuh dua paket yg dijamin tembus. Kami nggak ada yang beli kunci jawaban, tapi karena networking luas jadi dapet juga deh KJ-nya,hehe," tukas Michele yang satu grup dengan Kevin juga, siswa SMA bilangan Jakarta yang nama aslinya kami samarkan.

Contoh isi sebaran bocoran soal itu adalah seperti ini:

PAKET B Fisika

Clue: 1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup 2,41m 15. Jarak yang ditempuh benda setelah 2s. Gaya bekerja...

1-10: ECBBC CEDDA 11-20: DCBBC DBEEB 21-30: CAAEB EABB- 31-35: BBAD-

Prestasi penting, jujur yang utama. Selamat bekerja.

Menurut Michele, di sekolahnya juga ada beberapa teman yang beli kunci jawaban dengan kisaran harga Rp 200-300 ribu.

"Tiap kelas di sekolah gue juga ada koordinatornya gitu, untuk jadi perantara kunci jawaban," tukasnya.

Tiap kali mendapat bocoran, Kevin mencetak file PDF yang ia terima itu. Kemudian, ia cari jawabannya dari buku-buku pelajaran. Jawabannya sengaja ia nggak catat di kertas khusus. Keesokan harinya saat di ujian, Kevin menjawab soal berdasarkan ingatannya.

Begitu juga dengan Michele, walau sebenernya dia mendapat dua jenis bocoran, yaitu bocoran soal dan bocoran kunci jawaban tapi ia memilih untuk mengerjakan sendiri dulu soal. Lalu dicocokkan dengan kunci jawabannya.

Jawaban-jawaban dari soal itu ia catat di kertas kecil lalu diselipkan di bagian bawah tempat kaca matanya. "Tapi gue lebih sering jawab soal berdasarkan ingatan gue aja, sih. Gue liat KJ itu kalau kepepet aja," tukasnya.

Beberapa teman Michele juga ada yang melakukan aksi sama. Ada yang menyimpan KJ di kaos kaki, lipatan baju, atau ditulis di papan jalan.

Penyelenggara USBN sudah mengantisipasi aksi contek-mencontek saat ujian dengan bikin dua paket soal. Tapi, inisiatif itu nggak mempan di kalangan para pembocor soal. Pasalnya, dua paket soal itu pun ada bocorannya.

Baik Kevin, Michele, maupun Nunung mengaku bahwa semua mata pelajaran yang ada di USBN mereka terima bocorannya.

"Semua pelajaran bocor! Hebat ya. Emang bener, deh, no system is safe. Dan bocorannya akurat parah. Bocoran yang gue dapet bener-bener sama kayak yang gue dapet pas USBN," aku Kevin.

Bocoran yang Nunung dapet dan sebarkan ke teman-temannya pun terbukti akurat 100%, "Tapi gue jadi ngerasa bersalah sih udah ikut nyebar. Makanya gue cuma make bocoran di hari pertama aja."

Sindrom Ganti Display Name

Karena bocoran ini merembesnya dari satu grup ke grup percakapan lainnya, maka untuk jaga-jaga, sejumlah siswa bersiasat. Display name mereka diganti lebih dulu.

Nunung misalnya, sempat mengganti namanya menjadi "Starbucks Indonesia" lengkap dengan menyertai profile picture logo kafe elit tersebut. Ada juga yang nama aslinya Rifqi Maradona tapi selama USBN kemarin display name-nya jadi Rahmad Odeng.

"Itu dilakukan supaya nggak ketahuan dan kalau misalnya apes ketahuan, kan saat left group, nama kita nggak terlihat. Dan jadi lucu aja gitu kalau ada notifikasi "Starbuck Indonesia left group"," cerita Nunung.

Ya, jadi ketika ada satu yang ketahuan menyebar bocoran, kasusnya nggak merembet ke murid lain.

Di hari kedua USBN, sempat santer kabar akan ada razia ke sekolah-sekolah yang akan mengecek hape tiap siswa. Nah, pengubahan display name itu adalah cara menyembunyikan identitas.

Tapi nyatanya, sampe hari terakhir ujian pun, nggak ada tuh razia sekalipun. "Razia itu fana," repet Kevin.

Ya, di sekolah Daus razia itu emang fana, tapi kejadian bocor-bocoran soal USBN ini nyata, walau Pak Menteri sempat bilang kalau kasus ini adalah hoaks.

Editor : Rizki Ramadan