Klitih Terjadi Lagi di Jogja Dan Korbannya Tewas. Eh, Sebenernya Arti Klitih Itu Apa, Sih?

Rabu, 15 Maret 2017 | 06:30
Hai Online

Klitih Terjadi Lagi di Jogja Dan Korbannya Tewas. Eh, Sebenernya Arti Klitih Itu Apa, Sih?

Minggu (12/3), provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menyumbang satu lagi kasus kekerasan yang menewaskan seorang pelajar SMP. Duh, sering banget, sih?

Kekerasan ini, dalam istilah orang Jogja, biasa disebut dengan “klitih”, di mana ada segerombolan orang yang mengendarai motor sekaligus membawa senjata tajam, mengancam orang lain, bahkan bisa sampai menyerang dan menyebabkan kematian. Motifnya bermacam-macam. Entah untuk eksistensi diri, atau karena emang menyimpan dendam.

September 2016, HAI sempat menyambangi Jogja untuk mencari kabar dan informasi tentang “klitih” yang sempat menyerang 6 orang pelajar SMK N 1 Cangkringan. Kami sempat bertemu salah satu korban, pergi ke Kapolda DIY dan mewawancarai Kabid Humas Polda DIY yang waktu itu masih menjabat, Kombes Pol Anny Pujiastuti, serta Kapolres Sleman, AKBP Burkan Rudy Satria, S.IK.

Mewawancarai pak Burkan, HAI akhirnya bisa memerjelas arti dari istilah “klitih” itu sendiri. Rupanya, “klitih” nggak semata-mata menjadi istilah yang merepresentasikan tindakan kekerasan, lho!

Jadi artinya?

Klitih itu jalan-jalan. Cuma ya kemudian bawa senjata. Klitih-nya nggak salah, bawa senjata itu yang salah. Klitih itu jalan-jalan malam, naik motor keliling-keliling itu namanya klitih. Klitih itu nggak negatif kok, yang negatif itu ketika dia bawa senjata tajam, kemudian melukai orang lain,” jelas pak Burkan.

Pada saat itu, pak Burkan juga menjelaskan kalo istilah “klitih” sebenernya udah ada dari tahun 80’an. Waktu itu, “klitih” bisa diartikan juga sebagai kegiatan mencari kerjaan sampingan pada malam hari. Jadi, konotasinya emang nggak negatif kayak yang kita bayangin sekarang.

“Cuma memang sekarang, opininya itu jadi ke arah sana (ke arah tindakan kekerasan, RED), karena klitih terus biasanya ada korban,” lanjut pak Burkan.

Sedikit informasi, “klitih” sekarang emang sering diartikan sebagai tindakan kekerasan, di mana ada beberapa atau segerombolan pengendara motor yang kemudian menyerang pengendara lain, sehingga nggak jarang memakan korban.

Sebelum kejadian ini, aksi kekerasan jalanan yang melibatkan pelajar hingga menyebabkan korban meninggal dunia terakhir kali terjadi di daerah Selopamioro, Imogiri, Bantul pada 12 Desember 2016. Polisi menangkap 9 tersangka yang semuanya masih berstatus pelajar.

Ditarik lebih jauh lagi, ada juga kejadian “klitih” yang menimpa 6 orang pelajar SMK N 1 Cangkringan di tanggal 20 September 2016. Tapi jauh lebih beruntung daripada dua kejadian yang udah kami sebut sebelumnya, keenam korban ini nggak ada yang sampai tewas.

Duh, sebelum ada lagi, mendingan kita hati-hati dan jangan sampe main kekerasan deh ya, guys! Nggak ada manfaatnya!

Tag

Editor : Hai Online