Ini Dia 5 Perang Terlama Di Dunia, Salah Satunya Ada di Indonesia

Senin, 13 Maret 2017 | 13:00
Dimas Yulian

Ilustrasi

Do you know what’s worth fighting for? Green Day naruh frase pertama kalimat reflektif ini di bait pertama lagu 21 Guns yang bercerita tentang peperangan dan konflik. Semua orang sebenernya juga tau kalo nggak ada satu pun keuntungan yang diperoleh saat kedua belah pihak sedang berperang. Kalo ngeliat dari sejarah dunia, tercatat ada beberapa perang besar yang pernah terjadi. Nggak cuma skala dan efeknya yang sangat besar, ada juga beberapa perang yang tercatat memiliki waktu durasi yang sangat lama. 5 perang terlama di dunia ini, bahkan punya durasi puluhan hingga ratusan tahun.

Alasannya pun beragam, mulai dari konflik independen, hingga konflik yang merupakan lanjutan dari perang yang telah terjadi dahulu. Layaknya perang yang terjadi, daripada keuntungan, lebih banyak korban dan kerugian yang dialami oleh kedua belah pihak yang memilih jalan pedang sebagai penyelesaian masalah yang salah satunya, bahkan terjadi di tanah nusantara. Seperti dikutip dari Kompas.com, ini dia 5 perang terlama di dunia.

1. Perang 100 Tahun – 116 Tahun (1337-1453)

Ilustrasi
Perang dengan durasi terlama di dunia ini ngelibatin dua negara kuat kala itu, Inggris dan Perancis. Perangnya sendiri terbagi dalam tiga bagian yang sama panjangnya. Salah satu bagian berlangsung selama 38 tahun, yaitu Perang Lancastrian (1415-1453). Perang ini sendiri ngerebutin wilayah Inggris di Perancis dan kendali atas tahta Perancis.

Penguasa Inggris dan Perancis sendiri selama berabad-abad punya hubungan keluarga, yang bikin klaim Inggris terhadap tahta Perancis nggak jarang punya dasar yang kuat. Perang panjang ini sendiri berakhir dengan menyerahnya Inggris. Perancis yang memenangkan peperangan merebut hampir semua wilayah Inggris ketika itu.

Akhir perang ini juga memulai isolasi Inggris dari politik Eropa daratan. Hanya dua tahun setelah perang ini, Inggris lagi-lagi terlibat dalam perang yang panjang. Jumlah korbannya sendiri diperkirakan mencapai 3,5 juta orang.

2. Perang Yunani Persia – 50 Tahun (499 SM – 449 SM)

Ilustrasi
Perang ini sebenernya terbagi atas tiga konflik selama periode 50 tahun, yang kemudian oleh para sejarawan digabung jadi satu perang besar. Perang ini terjadi antara koalisi negara-negara Kota Yunani yang dipimpin oleh Athena dan Sparta ngelawan kekaisaran Persia yang saat itu adalah negara terbesar dan terkuat di dunia. Di masa jayanya, Kekaisaran Persia tercatat punya penduduk lebih dari 50 juta orang atau setara dengan 44 persen penduduk dunia saat itu.

Perang dimulai dengan serangkaian revolusi Yunani di beberapa wilayah yang ditaklukan Persia beberapa dekade sebelumnya. Revolusi ini disusul serbuan dalam skala besar oleh Persia yang kemudian dibalas oleh pasukan Yunani.

Setelah berbagai pertempuran selama 50 tahun, Yunani kemudian jadi pemenang dengan keberhasilan menangkal serangan Persia dan merebut sejumlah wilayahnya yang diduduki oleh Persia.

3. Perang Saudara Guatemala – 36 Tahun (1960-1996)

Peta Guatemala
Pada tahun 1954, kolonel angkatan darat berhaluan kanan, Carlos Castillo Armas, sukses menggulingkan pemerintahan kiri Guatemala yang terpilih secara demokratis. Kudeta Kolonel Armas ini sebenernya dirancang dan didanai oleh pemerintah Amerika melalui Kemenlu dan Dinas Rahasia, CIA.

Pada tahun 1960, sekelompok perwira militer berhaluan kiri memimpin sebuah kudeta yang kemudian gagal menggulingkan pemerintah. Hasil dari pemberontakan gagal ini adalah perang saudara selama 36 tahun antara tentara Guatemala dengan berbagai faksi pemberontak kiri. Perang saudara ini baru berakhir setelah kesepakatan damai dicapai kedua belah pihak pada tahun 1996. Tapi banyak diliat sebagai kemenangan para gerilyawan. Jumlah korban: 200.000 orang.

4. Perang 30 Tahun – Praha (1618)

Ilustrasi
Perang ini berawal dari peristiwa pada 23 Mei 1618, ketika sekelompok orang Protestan yang marah menyerbu istana Kerajaan Bohemia di Kota Praha. Ketika itu mereka melemparkan tiga orang Katolik yang dipilih jadi pemimpin keluar dari jendela setinggi 25 meter. Ajaibnya, ketiga orang tersebut justru lolos dari maut.

Insiden yang disebut dengan Pelemparan di Paraha ini kemudian memicu pemberontakan umat Protestan di seluruh negeri. Perang ini kemudian memicu konflik besar-besaran yang brutal antara negara-negara utama di Eropa. Beberapa pihak yang terlibat di perang ini adalah Kekaisaran Roma, persatuan negara-negara Jerman, dan beberapa negara tetangganya yang bersekutu dengan Spanyol melawan Prancis, Swedia, dan Denmark.

Perang ini kemudian diakhiri dengan kekalahan koalisi Kekaisaran Roma dan Spanyol yang mulai kehilangan banyak wilayah dan pengaruh. Pemenang perang ini, Perancis dan Swedia kemudian menjadi negara kuat di Eropa, meskipun Swedia nggak bisa mempertahankan posisinya ini setelah kalah dari Rusia di perang berikutnya.

5. Perang Aceh – 31 Tahun (1873-1904)

Ilustrasi
Perang ini adalah perang yang terjadi karena upaya Belanda yang ingin menguasai seluruh wilayah Indonesia yang kala itu masih bernama Hindia Belanda. Ketika itu, pada tahun 1873 militer Belanda menyerang Kesultanan Aceh, sebuah negeri merdeka yang berada di ujung utara Pulau Sumatra di Nusantara. Pada tahun 1872, Belanda berhasil menguasai Ibu Kota Aceh, Kutaraja, dan mendeklarasikan kemenangan dalam perang itu.

Akan tetapi, Belanda sepertinya ngeremehin tekad penduduk Aceh yang terus berjuang menggunakan taktik perang gerilya yang menyeret Belanda dalam perang panjang selama 31 tahun. Pada akhir tahun 1890-an, Belanda yang udah frustasi kemudian ngelakuin taktik bumi hangus yang berujung pada kehancuran ratusan desa dan kematian ribuan warga Aceh. Pada tahun 1903, Belanda udah di ambang kemenangan tapi pertempuran masih berlangsung secara sporadis hingga tahun 1914. Jumlah korbannya sendiri mencapai 90.000 orang.

Dari lima perang terpanjang tersebut, ada satu benang merah yang bisa dijadiin pelajaran buat generasi saat ini, yakni banyaknya korban yang jatuh. Karena seperti yang udah diutarakan sebelumnya, perang sebenernya nggak bawa keuntungan apapun. Kecuali hilangnya jutaan nyawa yang membawa kesedihan buat keluarganya. Mengutip lagu War milik Edwin Starr, ‘War, what is it good for? Absolutely nothing!’

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya