Andra and The Backbone dan Deadsquad adalah tempat dirinya menuangkan potensi bermain gitar. Dua band bergenre berbeda, yang juga menempuh kesuksesan dan meniti karir lewat jalur bersebelahan tapi berlawanan. Pilihan yang satu adalah masuk ke major label, di mana semua kepentingan dan urusan promo udah ada yang ngatur. Sebaliknya, pilihan satu lagi adalah mengerjakan semuanya sendiri, mulai dari bikin album sampai memasarkannya.
Namanya, Stevi Item. Mungkin doi emang bukanlah pengamat, apalagi kritikus musik. Justru, Stevi adalah pelaku yang udah nyemplung ke bidang ini selama lebih dari 10 tahun, dan bisa ngerasain perbedaan dua “tanah” yang dipijaknya.
Stevi berjalan di dua jalur, dengan dua band yang berbeda. Lantas, apa pendapatnya tentang geliat musik di ranah sidestream dan mainstream kini, setelah langsung ngalamin keduanya?
Yuk, mari disimak hasil ngobrol santai HAI bareng Stevi Item berikut ini.
1. Faktanya, era digital sekarang makin mempermudah pengenalan musik-musik dari arus pinggir. Menurut lo, seberapa besar era digital ini berpengaruh? Dan menurut lo, kenapa bisa segitu berpengaruhnya?
Sangat, sangat berpengaruh . Perkembangan digital di era internet mengubah hampir semua hal, baik dalam komunikasi maupun sosial. Kalau dipersempit lagi, bicara musik di era digital ini bisa jauh berbeda dari cara kita mendengarkan atau menikmati, dan cara memroduksi musik atau memainkannya. Karena, sifat perkembangan teknologi ini selalu ingin praktis dan efisien.
2. Gimana perbedaan Andra and The Backbone dan Deadsquad dari segi proses penciptaan karya dan pemasaran karya? Mengingat Deadsquad bergerak independen, dan ABB bergerak di bawah label.
Beda band, otomatis beda juga cara produksi dan pemasarannya. Kalau di ABB, dari awal (kami) sudah langsung masuk major label, sehingga treatment-nya dari mulai produksi, promo sudah ada yang mengatur, karena (merupakan) bagian dari kontrak kerjasama dengan label rekaman. Sementara Deadsquad, semuanya sendiri dari produksi dan promosi.
3. Menurut lo, perkembangan musik sidestream sekarang ini gimana? Mungkin bisa bandingin apa yang dialami Deadsquad di tahun 2006-2010 dengan 2011-2017.
Di awal 2000, baru muncul social media (dan itu) masih menjadi mainan baru buat band sidestream karena sarana promo yang mudah, efektif, dan gratis. Sekarang, band-band yang dari awal sudah memanfaatkan social media, bisa merasakan manfaatnya. Deadsquad pun adalah salah satu band yang juga mendapatkan manfaat social media dari era Myspace masih berjaya, sekarang FB, Youtube, dan IG menjadi yang paling efektif.
4. Apa yang keliru dipahami oleh musisi yang memutuskan untuk ambil jalur sidestream?
Cara pandang mayoritas yang terlibat di sidestream ini. Bahwa karena serba D.I.Y jadi harus low budget. Padahal, mau sidestream atau mainstream, biaya produksinya sama saja bahkan di kasus tertentu bisa lebih besar yang sidestream.
Yang dilakukan Deadsquad pada saat itu adalah nekat. Artinya, sudah tau tidak mendapatkan garansi dari tiap panggung bahkan untuk sekedar cover ongkos produksi, bahkan seringnya minus, tapi standard produksinya tidak dibedakan mana gigs yang low atau high profile.
5. Ada kemungkinan di masa yang akan datang, bakal lebih banyak lagi band yang memilih jalur independen. Menurut lo gimana?
Pada akhirnya akan seperti itu. Setidaknya, mereka harus mempersiapkan segalanya untuk kondisi dan situasi yang sekiranya akan dihadapi di jalur sidestream ini.
6. Menurut lo, apa yang bakal terjadi sama label-label mainstream 3-5 tahun lagi, melihat perkembangan indie yang begini?
Kalau tidak gulung tikar, atau mencoba untuk adjusting (menyesuaikan), atau ya bargaining power-nya sudah tidak kuat lagi terhadap band atau artistnya.
7. Apa yang harus dilakukan oleh musisi sidestream untuk menjaga "massa", para pendengar, dan idolanya?
Tetap manggung, tour, dan berkarya aja sih. Karena itu adalah bentuk tanggung jawab ke fans, apalagi yang sudah kategori 'massa' .
8. Gimana ramalan lo terhadap dunia musik Indonesia dalam 5-10 tahun mendatang, terutama di dunia sidestream, dan genre-nya metal?
Akan semakin banyak band yang bermunculan dan (datang) dari berbagai macam genre. Akan semakin rame dan meriah sepertinya ya. Begitu juga metal, mungkin aja nambah lagi varian sub-genrenya.
Well, sekedar info aja nih. Beberapa waktu lalu, HAI memang berkesempatan ngobrol bareng Stevi Item dalam rangkaian proses menciptakan Majalah HAI Edisi Maret 2017. Jadi, buat tau isi lengkap hasil ngobrol santai kami bareng Stevi Item, yuk kebet Majalah HAI Edisi Maret 2017!