Di Indonesia, musik independen atau arus pinggir itu bukan anak kemarin sore. Sejak tahun 1980-an, terdapat banyak grup musik cadas yang minggir ke tepian untuk menciptakan musik keras yang lebih gahar dibandingkan dengan musisi lainnya.
Di tahun 1990-an, terdapat grup musik Indonesia yang berkiblat ke musik rock Inggris alias britpop, serta punk rock ala Sex Pistols dan lain-lain.
Di tahun 2000-an, nggak usah diragukan lagi, terdapat pergerakan yang dilakukan oleh anak-anak muda di bawah naungan label rekaman Aksara dan menciptakan gigs-gigs baru untuk keberlangsungan hidup musisi independen.
Kalau dilihat dari informasi di atas, kita dapat simpulkan bahwa industri musik independen di Indonesia itu nggak pernah mati, malah berkembang dan dapat dikatakan sukses!
Sekalian ngerayain hari musik nasional, berikut ini adalah empat bukti bahwa industri musik independen di Indonesia itu telah sukses menyandingi musik arus utama:
1. Kalo ngebahas kesuksesan industri musik sidestream dalam skala nasional, kita bisa menyebutkan beberapa cerita menarik, seperti band-band arus pinggir yang udah dilihat keberadaannya.
Ajang penghargaan besar di Tanah Air pun mereka jajah, bahkan memenangkannya. Barasuara, pada tahun lalu, berhasil menggaet Piala AMI Awards pertamanya.
2. Kalo mau denger kisah sukses sidestream yang lebih menarik lagi, ada Bottlesmoker yang berjuang sebagai musisi arus pinggir dan berhasil mendapatkan penghargaan Internasional serta manggung di luar negeri.
Mereka menyabet dua penghargaan emas dari ajang Asia Pacific VOICE Independent Music Awards (AVIMA). Belum lama ini, mereka sukses mengharumkan nama bangsa di Laneway Festival, Singapura pada 21 Januari 2017 silam.
3. Diundangnya grup musik Indonesia, yang dianggap sebelah mata, di festival musik ternama di luar negeri. Salah satunya adalah festival musik South By Southwest atau SXSW.
Di festival musik itu, grup musik independen lokal seperti The SIGIT, White Shoes and the Couples Company, Shaggy Dog hingga Lightcraft pernah main.
#4 Munculnya panggung-panggung baru yang siap menerima dan menampung kreativitas musisi-musisi arus pinggir di Indonesia.
Seperti Gudang Sarinah, yang ditemukan oleh kelompok Ruang Rupa atau Ruru.Seru banget kan?