Dicari: Kepala Sekolah Dengan 8 Ciri Ini. Siswa SMA Pasti Mengidolakannya!

Rabu, 08 Maret 2017 | 05:00
Rizki Ramadan

Peringatan Hari Guru Nasional di SMAN 65 Jakarta

Seru atau nggaknya masa SMA itu memang bisa kita dan teman-teman kita yang menentukan, tapi, untuk urusan nyaman nggak nyaman menjalani 3 tahun berseragam putih abu-abu, kepala sekolah punya peran penting. Perubahan dan kebijakan dari kepala sekolah jadi penentu banget. Sekreatif-kreatifnya kita mengonsep acara pensi, kalau tangan doi nggak tergerak untuk tanda tangan, ya, nggak bakal terwujud juga tuh.

Walau pemerintah udah menetapkan standard bagi para kepala sekolah, namun dalam pelaksanaannya para kepsek menjalankan kepemimpinannya dengan cara mereka masing-masing. Ada kepsek yang bikin kita pede ngebanggain sekolah kita ke temen-temen beda sekolah, ada juga kepsek yang sering bikin kita emosi dan kita diem-diem berharap dia dirotasi ke sekolah lain.

Dari berbagai pengalaman banyak temen-temen sesama siswa SMA, inilah 10 ciri kepala sekolah yang dijamin bikin betah sekolah.

Selain mesti punya leadership yang kece, kepsek yang asik tuh punya visi oke juga tentang pendidikan. Dia banyak tahu tentang sistem pendidikan dari masa ke masa, di negara-negara lain, terus menerapkan versi terbaiknya untuk sekolah yang dipimpinnya.

Pernah kan punya kepala sekolah yang kalo pidato pas upacara ngomongin hal-hal formalitas yang bikin ngantuk? Atau bahkan yang pidatonya isinya itu-itu aja, nggak pernah ganti topik. Nah kepala sekolah idaman para siswa itu yang tema pidatonya malah bisa bikin para siswa ketawa dan senyum-senyum karena terinspirasi. Topik yang diangkatnya pun topik yang lagi deket banget sama anak muda, terus dia ngasih konteks dan sudut pandang asik untuk menanggapi isu tersebut. Coba, deh, bayangin kalau ada kepsek yang ngebahas video klipnya Awkarin terus mengaitkan dengan isu feminisme atau tentang pentingnya meniru nasionalisme seperti Iga Massardi dan batiknya.

Nah, lebih asik lagi kalau saat pidato dia menyelipkan kuis kecil-kecilan berhadiah gitu deh.

Ratusan murid yang ada di sekolah selalu ringan tangan untuk salam dan cium tangan Kepsek, tapi coba itung deh, berapa jumlah murid yang pernah disalamin duluan sama kepsek karena dia salut?

Karena itu, para siswa jadi suka ngayal betapa asiknya punya kepsek yang suka ngasih apresiasi. Dan bukan cuma murid yang bisa menangin lomba atau aksi heroiknya yang tersorot media saja yang diapresiasi, tetapi juga temen kita yang sebelumnya dapet nilai 6 dan udah berhasil dapet nilai 7, misalnya; atau dia rela menyambut manis di depan gerbang tim basket yang udah pol-polan bertanding walaupun mereka kalah.

Kalau sebelumnya kita suka segan memuji, dengan punya pemimpin yang biasa ngasih apresiasi, kita para warga sekolah pun jadi mengikuti. Kalau udah gitu, budaya saling ceng-cengan atau bahkan bullying pun jadi pelan-pelan terkikis, kan.

Oh ya, nggak cuma terbiasa mengapresiasi prestasi, kepsek yang asik juga siap mengakui kekalahan dan juga menyemangati untuk proses yang lebih baik lagi itu penting loh. Anak didiknya juga pasti akan semakin termotivasi untuk melakukan yang terbaik di kesempatan berikutnya.

Ini, nih, tipe-tipe kepsek yang kalo ada tamu datang ke sekolah tiba-tiba berubah jadi malaikat penyelamat padahal kalo hari-hari biasa sifatnya terbalik 180 derajat. Bukannya nggak boleh sih pencitraan, tapi kalo emang kurang prestasi di sekolah harusnya berubah bukan cuma ditutup tutupin aja.

Coba pikir, deh, lebih baik mana: kepsek yang apa adanya tapi dia terlihat progresnya; atau kepsek yang sebenernya nggak sekece itu tapi dia berusaha keras untuk terkesan baik?

Selain jadi tempat belajar formal, sekolah pastinya ngajarin ilmu non formal melalui ekstra kurikuler dan acara-acara sekolah yang jadi kebanggaan para siswa. Kepala sekolah idaman menurut para siswa itu yang selalu mendukung kegiatan para muridnya, baik lomba, acara festival, pagelaran seni ataupun bentuk lainnya selama masih positif. Supaya murid bisa menyalurkan bakatnya di koridor yang tepat dan terarahkan. Apalagi kalau si kepsek kalau diminta izin bikin acara nggak perlu banyak birokrasi yang ribet tapi tetep dalam pengawasan, duh siapa yang gasuka punya kepsek kayak gitu.

Sampai saat ini masih ada aja tuh berita tentang kepala sekolah yang ketahuan melakukan pungutan liar. Ada yang ngambil bagian dari uang pendaftaran siswa, uang buku atau seragam, sampe uang ujian nasional berbasis komputer. Karena itu, kami para siswa sangat mengidam-idamkan sekali kepala sekolah yang bahkan nggak pernah kepikiran untuk nyomot bagian dari biaya tertentu. Yang dia pikirin adalah gimana kerjanya bisa lebih bernilai dan berharga untuk warga sekolah.

Coba acung tangan siapa yang sekolahnya banyak banget aturan yang bikin pusing ditambah sama sistem poin? Aturan itu memang perlu supaya teratur dan tertib, tapi penerapannya nggak harus monoton dan membosankan. Terobosan seperti boleh pake sepatu bebas khusus hari Jumat atau boleh pake batik bebas di hari tertentu itu bisa jadi inovasi yang bikin murid seneng sekolah loh.

Loh, loh, kok? Kan mau pake cincin atau nggak itu preferensi pribadi dari kepseknya. Hehe iya, sih, tapi Pak, Bu, kalo pake batu cincin banyak banyak kasian muridmu ini loh. Jidatnya sakit pas salim tangan soalnya kepentok mulu. Nanti kalau benjol gimana?

Kepala sekolah kalian kayak gini nggak tuh? Kalau iya, coba mention kepseknya di kolom komentar, kalau belum kayak gini, bisa kali artikel ini di-broadcast ke grup yang ada gurumu. Hehe, siapa tau disampein.

Penulis: Fatiha Rahma - SMAN 68 Jakarta

Tag

Editor : Rizki Ramadan