Apa Yang Terjadi Setelah Kematian? Begini Jawabannya Menurut Ilmu Genetika

Rabu, 01 Maret 2017 | 12:00
Dimas Yulian

Ilustrasi

Masih banyak hal yang belom terjawab oleh manusia hingga saat ini, dan mungkin akan selamanya dibiarkan buat jadi misteri. Seperti pertanyaan ppa yang terjadi setelah kematian. Jawaban tentang pertanyaan ini akan sangat berbeda-beda. Baik menurut agama, maupun ilmu pengetahuan atau sains.

Jawaban dari sisi sains pun juga akan berbeda-beda tergantung pada disipilin ilmunya masing-masing. Jadi sebenernya, apa yang terjadi setelah kematian? Disiplin ilmu genetika punya jawabannya, berdasarkan riset yang dipublikasikan di Royal Society Open Biology pada bulan Januari lalu. Dalam sudut pandang Biologi Molekuler, beberapa gen justru akan hidup lagi setelah mati.

Peter Noble dan Alex Pozhitnov dari University of Washington adalah dua orang yang berperan dalam jawaban tersebut. Keduanya melakukan penelitian aktivitas genetik pada ikan dan tikus putih dalam rentang waktu 2-4 hari setelah kematian.

Dalam penelitian yang dilakukan, aktivitas mRNA, materi genetik yang bertanggung jawab dalam proses transkripsi protein. Secara umum akan turun drastis setelah kematian. Akan tetapi, aktivitas mRNA yang terkait dengan 548 gen Zebrafish dan 515 gen tikus putih justru mencapai puncak segera setelah kematian.

“Yang mengejutkan adalah gen yang berperan buat perkembangan embrio justru hidup lagi setelah mati,”kata Noble seperti dikutip dari Sciencemag.org.

Noble sendiri masih nggak tau pasti alasan di balik keanehan ini. akan tetapi, ia menduga kalo kondisi lingkungan pasca-kematian sel menyerupai kondisi masa embrio. Akibatnya, gen perkembangan hidup lagi.

Nggak hanya itu, sejumlah gen yang memicu kanker diketahui juga kembali aktif. Ini bisa menjelaskan mengapa orang yang menerima organ dari donor yang telah meninggal punya resiko kanker yang lebih tinggi.

Sayangnya studi dalam bidang ini masih sangat minim. Ashim Malhotra dari Pacific University di Oregon juga mengatakan hal yang serupa. Ia mengatakan kalo studi bidang ini amat jarang padahal punya banyak manfaat.

“Penting buat memahami apa yang terjadi pada organ setelah manusia mati, terutama kalo kita berniat memakai organnya. Pendekatan tim studi dengan mengukur aktivitas gen ini bisa menjadi alat buat mengukur kulaitas organ donor” kata Malhotra.

Selain itu, menurut Malhotra, studi tentang hal ini juga bermanfaat pula bagi bidang forensik. “Inti dari studi ini adalah kita bisa mendapatkan informasi tentang kehidupan dengan mempelajari kematian,” kata Peter Noble.

Namanya juga ilmu pengetahuan, perkembangannya akan dinamis seiring dengan berbagai penelitian yang terus menerus dilakukan. Atau justru tetap membiarkannya menjadi salah satu bagian dari misteri kehidupan yang nggak perlu diketahui jawabannya. Hehehe.

Tag

Editor : Alvin Bahar