“Anj*r, Ada tukang bakso yang bikin mie ayamnya pake celana dalem. Wah, jampi-jampi, tuh”“Tau dari mana, lo?”
“Gue baca di berita.”
“Berita dari mana?”
“Hmm. Dari mana yah, ada deh. Dari internet.”
“Wah, gawat di Ciledug udah ada 5.000 rumah yang terendam banjir.”Pernah mengalami percakapan kayak di atas? Di era banjir informasi ini, kita bisa membaca banyak sekali informasi dalam satu hari. Ada yang bener-bener kita pengen tahu, ada juga yang kita baca karena latah mengklik link berita yang tersebar dari grup WA, dan tentu, ada juga yang membaca berita karena kemakan judulnya yang heboh.“Banjirnya setinggi apa, tuh?”
“Hmm. Nggak tau deh.”
Tapi, coba deh tanya ke diri kamu, apakah kamu udah benar-benar membaca dan memanfaatkan berita dengan baik? Apakah dengan mengetahui informasi-informasi yang kamu temui di internet, kamu dan orang-orang di sekitarmu bisa membuat keputusan sehingga hidup jadi lebih baik?
Karena itu, sekarang ini kita kudu jadi pembaca berita yang baik bin bertanggung jawab.
Bill Kovach dan Tom Rosenstiel lewat bukunya Blur: How to Know What’s True in The Age of Information Overload, menjabarkan beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam memanfaatkan berita atau informasi yang kita temui. Ini bukan formula yang baku, tapi senggaknya bisa dicoba untuk memicumu menemukan cara cerdas lainnya versimu.
Pastikan Kamu Bisa Menceritakan Informasi Yang Kamu Dapat
Ada tiga pertanyaan yang perlu kamu ajukan ke diri kamu setelah membaca berita:
- Bisakah saya menjelaskan hal ini ke seseorang—adik saya, orangtua saya, atau teman?
- Jika belum bisa, informasi apa yang perlu saya ketahui lagi biar lebih mengerti?
- Dimanakah saya bisa menemukan informasi itu?
Membuat Daftar Apa Yang Penting
Kita selalu mau tahu, tapi apakah kita tahu apa yang benar-benar kita butuh ketahui? Jangan-jangan, selama ini kita cuma “memakan” umpan dari para media online pemburu clickers saja?
Karena itu, kita sangat dianjurkan untuk membuat daftar hal-hal yang ingin kita ketahui. Coba sebutkan deh, 5-10 topik atau peristiwa yang bener-bener kamu suka dan selalu penasaran. Misalnya, kamu tertarik tentang scene musik indie di Asia, perkembangan situasi politik Amerika Serikat; isu lingkungan dan perubahan iklim; dll.
Dengan latihan ini kita jadi taat dan fokus terhadap hal-hal yang kita perlu ketahui. Temuan informasimu pun nggak cuma banyak, tetapi semakin komplit. Pehamananmu pun jadi utuh.
Selain itu, ini perlu dilakukan biar kamu nggak gampang kemakan umpan dari media yang sekedar mencari clickers. Dengan membuat daftar, justru kamulah yang menjadi penjaring, menangkap berita yang benar-benar kamu butuhkan dari lautan internet ini.
“Sempatkan waktu 10 menit untuk membuat daftar ini. Ini akan membantu kamu selalu bertahun-tahun,” tulis Bill dan Tom.
Pastikan Berita Yang Kamu Baca Benar-benar Kamu Butuhkan
Nah, kalau udah punya daftar topik pun, kamu mungkin akan menemukan puluhan, atau malah ratusan berita tentang suatu topik itu. Karena itu, perlu dilakukan kroscek lagi. Saat baca, coba jawab pertanyaan-pertanyaan ini:
- Berita yang saya baca ini topiknya apa? Di mana saya menemukannya? Apakah penting? Apakah saya melewatkkan berita yang saya harap say abaca?
- Apakah berita ini menambah pengetahuan saya tentang suatu topi secara signifikan, atau apakah ini hanya merekam perubahan sementara yang nggak penting?
- Apakah berita ini hanya memberi detail penguat hal yang sudah saya mengerti?
- Apakah saya belajar tentang suatu hal yang saya khawatirkan atau berita yang saya anggap penting?
Mengingat Sumber Berita Yang Baik.
Jika kamu menemukan suatu artikel yang asik banget dibacanya, entah karena cara penyajian ceritanya yang kreatif, banyak kalimat punch line, data yang disajikan lengkap, atau ngasih infografis asik untuk bantu memahami data; maka ingat-ingatlah media itu.
Suatu saat, ketika kamu ingin mencari tahu suatu isu bisa kembali lagi ke situ. Oh tentu, merekomendasikan media itu ke teman-temanmu juga hal yang tepat, lho.
Bill dan Tom bilang, dulu, saat internet baru-baru muncul, gap informasi itu terjadi antara si pemilik akses internet dan mereka yang belum bisa mengakses internet. Tapi, sekarang ini, gap informasi itu ada di antara mereka yang cerdas memanfaatkan informasi dan mereka yang suka menelan bulat-bulat pengalihan isu atau berita yang menghibur saja.