Mau Ngerasain Keliling Dunia Tapi Tetap Di Sekolah? Ikuti Cara SMP Labschool Ini.

Jumat, 24 Februari 2017 | 12:15
Rizki Ramadan

Serunya International Cultural Day di SMP Labschool Kebayoran Lama

Siapa sih anak generasi Z yang nggak mau ngerasain travelling atau stay di luar negeri. Sebagai generasi yang udah bisa punya akses informasi yang luas banget sejak kecil, nggak heran kalau gen z punya hasrat gede untuk jadi warga global. Kabar baiknya, kita bisa loh ngerasain sensasi negara-negara lain tanpa harus naik pesawat dan bolos sekolah. Ya, kita bisa melakukan seperti yang dibikin SMP Labschool Kebayoran Lama.

Sadar betapa pentingnya wawasan tentang negara-negara lain, tiap tahun sekolah ini bikin acara Labschool International Cultural Day sebagai bagian dari program ACEX, yang digelar Jumat (24/01) tadi.

Sebanyak 14 perwakilan dari 14 negara didatangkan temen-temen SMP Labschool untuk sharing tentang budaya negaranya. Di sana, ada perwakilan dari Jepang, Filipina, Korea, Amerika Serikat, Perancis, Italia, Irlandia, Norwegia, Australia, Rusia, Meksiko, Belanda dan Jerman. Oh, tentu, tiap perwakilan itu adalah warga asli negaranya. Ada yang emang bekerja di Kedutaan Besar negaranya di Indonesia dan ada siswa pertukaran pelajar yang sedang sekolah di Indonesia.

Rombongan kelas Norwegia setelah upacara penyambutan.
"Sebenernya tahun ini kuotanya cuma 12 negara, tapi akhirnya ada dua negara tambahan. Jadi ada satu kelas yang dapet dua negara," cerita Firza Adeva Nurhadi, Ketua Panitia ACEX.

14 narasumber itu kemudian diajak untuk masuk ke kelas VII dan VIII yang totalnya ada 12 kelas. Kelas mana yang mendapatkan negara mana ditentukan berdasarkan undian. Nah, masing-masing kelas wajib membuat kelasnya jadi bertema negara yang akan dipelajarinya. Hasilnya, liat sendiri deh, asik banget kan, dekorasi kelas didandani, makanan-makanan khas negaranya disiapkan, terus para siswanya pun pake baju yang sesuai dengan baju khas negara yang dipelajari.

Perwakilan dari Belgia cerita bahwa penduduk di negaranya tuh pada hobi banget sepedaan
Suasana di kelas Jepang.
(bukan) Sizuka dan Nobita
Salah satu perwakilannya adalah Beverly Dempsey, siswa pertukaran pelajar dari Amerika Serikat yang sekarang ini lagi sekolah di SMA Dian Didakdika. Beverly cerita tentang dari mulai tentang serunya sekolah di Amerika sampe enaknya jajanan food truck di tempat tinggalnya.

Perwakilan dari Amerika lainnya, Ed Clamaire juga menekankan bahwa di negara asalnya itu, sebenernya bukan cuma Holywood. Banyak hal seru lainnya yang perlu dieksplor. Ia juga menekankan tentang toleransi antar warganya di sana.

Nebak, ini di kelas negara apa? ya, betul. Rusia!
Ada yang nyicip makanan Meksiko
"Di Amerika tuh nggak ada yang namanya American-African, kami semua Amerika. Dan nggak ada kulit hitam atau kulit putih, kita semua berkulit cokelat," ucapnya dalam Inggris yang kemudian disambut tepuk tangan.

Lalu di "kelas" Italia, sang perwakilan yang cerita tentang sistem pendidikan di Italia sana. Katanya, di negaranya Del Piero itu tuh masa SMA tuh 5 tahun panjangnya.

"Sekolah di Indonesia kayaknya lebih mudah, soalnya di Italia kan dua tahun lebih lama. Di sini cuma tiga tahun," kataa Ginevra perwakilan dari Italia yang merupakan pelajar SMA yang sedang ikut program pertukaran pelajar ke Jakarta.

Sementara di kelas Korea juga nggak kalah seru. Mereka cerita tentang gimana budaya pop Korea bisa disukai banyak negara, tak terkecuali Indonesia.

"Acara ini asik. Aku jadi tahu culture Amerika. Dan jadi makin pengen ke Alaska yang sebelumnya aku tahu dari internet dan National Geographic," kata Dipta salah satu siswa.

Yap, salah satu misi dari acara ini adalah biar para siswa jadi punya gambaran tentang negara-negara lain. Walau masih SMP, nggak salah kan kalau udah mulai ngerencanain kuliah ke luar negeri. Siapa tau bisa beneran terwujud.

"Temen-temen banyak sih yang udah kepikiran pengen lanjut ke luar negeri. Jadi acara ini juga untuk memotivasi kami. Dan biar bisa tau apa yang bisa kami lakukan untuk Indonesia ke depannya," kata Rahma Azahra, siswa kelas VII yang jadi Wakil Ketua Panita acara

Luar biasa!

Editor : Rizki Ramadan