Lagi, Seorang Mahasiswa Meninggal Pas Ikut Diklatsar Mapala, Apa Sih Sebenernya Diklatsar Itu?

Rabu, 22 Februari 2017 | 00:00
Dimas Yulian

Ilustrasi

Kabar duka kembali menyelimuti dunia pendidikan di Indonesia. Rizki Ramdani (18), seorang mahasiswa Semester II Progam Studi Sejarah, Universitas Negeri Siliwangi, Tasikmalaya, Jawa Barat. Meninggal seusai ikut pendidikan dasar (Diksar) Mapala Khaniwata, Sabtu (18/02) lalu.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Siliwangi, Ade Komaludin, menjelaskan kalo Rizki meninggal pada hari Sabtu, jam 12.54 WIB. Ade menjelaskan, Setelas upacara pengaitan syal sebagai tanda acara Diksar selesai, Rizki mengaku pusing. Ia langsung dibawa ke klinik kampus buat diberi pertolongan. Akan tetapi, nggak lama kemudian, Rizki menghembuskan nafas terakhirnya.

“Dari keterangan dokter yang merawatnya, Rizki kelelahan,” kata Ade seperti dikutip dari Kompas.com.

Hal ini tentu sangat memprihatinkan, mengingat beberapa saat lalu kejadian serupa juga baru aja terjadi di Yogyakarta. Acara The Great Camping atau Diksar Mapala yang digelar Universitas Islam Indonesia di Gunung Lawu pada tanggal 13-20 Januari 2017 berujung dengan tragedi yang memilukan. Tiga mahasiswa yang mengikuti acara ini meninggal dunia karena di duga mengalami kekerasan saat berlangsungnya acara.

Meskipun memiliki dua penyebab yang berbeda, peristiwa meninggalnya Rizki Ramdani mau nggak mau meninggalkan tanda tanya bagaimana sebenernya acara Diklatsar dalam Mapala diselenggarakan?

Ilustrasi pelatihan di alam bebas
Materi Dalam Kegiatan Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar)

Kegiatan Diksar atau biasa disebut juga dengan Diklatsar sebenarnya adalah kegiatan pendidikan dan latihan dasar bagi para anggota baru mahasiswa pecinta alam. Tujuannya pun jelas, yakni buat berbagi ilmu dan mendidik para peserta buat dapat bertahan hidup dan berkegiatan di alam liar yang memiliki medan menantang.

Pada dasarnya seorang anggota Mapala memang dituntut buat memiliki kemampuan buat bertahan diri atau survival dalam kondisi terburuk di alam. Karena mayoritas kegiatan Mapala dilakukan di alam bebas, hal ini jadi sangat penting buat diperhatikan. Karena itu lah seorang anggota Mapala biasanya dituntut memiliki kondisi fisik yang prima.

Ujian fisik yang dilakukan pun bukan merunut pada siapa yang lebih hebat antara satu sama lain. Tapi lebih tentang bagaimana tubuh dan fisik bisa bertahan serta beradaptasi dengan lingkungan alam di sekelilingnya.

Pelatihan Navigasi

Materi ini adalah salah satu materi dasar yang diajarkan dalam setiap pelatihan dan pendidikan anggota baru Mapala. Hal ini dibutuhkan karena seorang anggota Mapala harus mengetahui dimana lokasi ia berada saat ini, lokasi tujuan yang akan ditempuh, dan bagaimana cara menuju ke sana. Karena mengambil medan alam liar yang nggak memiliki tanda penunjuk, maka kemampun dasar dalam navigasi seperti membaca peta dan kompas mutlak harus dikuasai.

Pelatihan Pioneering atau Tali Temali

Kemampuan tali temali sangat penting buat seorang anggota Mapala yang sering beraktivitas di lingkungan alam liar. Kemampuan ini akan sangat berguna saat menjelajah tempat yang terjal. Seperti saat melakukan pendakian di tebing hingga pendirian tenda atau pun bivak darurat.

Pelatihan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

Dengan lokasi yang lebih banyak mengambil tempat di alam liar, salah satu hal yang harus diantisipasi adalah kemungkinan terjadinya cidera. Karena itulah, pelatihan pertolongan pertama sangat dibutuhkan buat langkah antisipasi seandainya terjadi hal-hal yang nggak diinginkan. Seperti pertolongan pertama ketika terkena luka luar maupun luka dalam seperti patah tulang.

Pelatihan Survival

Kemampuan buat survival atau bertahan hidup di alam liar mutlak dibutuhkan buat anggota Mapala. Dengan medan alam yang begitu luas, salah satu hal yang nggak jarang sering terjadi adalah tersesat dalam menemukan lokasi yang dituju. Nggak cuma itu, kondisi alam yang sering berubah tanpa bisa diantisipasi, terkadang juga bisa menimbulkan kendala tersendiri ketika sedang melakukan kegiatan di alam bebas.

Sebagai langkah antisipasi, setiap anggota Mapala harus bisa bertahan hidup di alam bebas saat sesuatu berjalan nggak sesuai dengan rencana awal. Karena itu lah pelatihan survival bisanya juga dilengkapi dengan pengenalan tanaman yang bisa dan nggak bisa dikonsumsi, bertahan dari suhu drastis, hingga mempertahankan diri dari serangan hewan liar.

Pelatihan Campcraft atau Membuat Kemah

Pelatihan ini memiliki materi segala yang berkaitan dengan cara mendirikan tenda, membuat api, memasak, hingga memilih tempat yang aman buat berkemah. Sebagai seorang anggota Mapala hal ini mutlak harus dikuasai, karena kegiatan yang dilakukan Mapala hampir selalu berada di alam liar.

Dengan segala materi yang diajarkan dalam pelatihan, serta kegiatan yang selalu berada di alam luas. Memantau kondisi kesehatan peserta Diklatsar mutlak sangat diperlukan. Semoga peristiwa yang menimpa mahasiswa Universitas Siliwangi ini sekaligus bisa dijadikan pelajaran buat kampus lain buat lebih memperhatikan kesehatan dan keselamatan peserta dalam rangkaian acara Diksar Mapala. Selamat jalan Rizki, semoga kejadian-kejadian seperti ini nggak akan terulang lagi di masa depan.

Tag

Editor : Hai Online