Ini 5 Kisah Musisi dan Banjir Jakarta

Selasa, 21 Februari 2017 | 05:30
Alvin Bahar

Banjir Mengepung Sekolah di Jakarta

Hujan deras yang mengguyur wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya sejak Senin (20/2) pagi mengakibatkan genangan banjir di sejumlah wilayah. Banjir Jakarta ini ternyata juga pernah dialami para artis.

Kisah artis dan banjir Jakarta beragam juga. Ada yang harus naik ojek demi sampai tepat waktu ke stasiun televisi yang mengundang mereka, ada yang harus menginap di apartemen, ada juga yang nggak hanya kebanjiran di rumahnya, tapi di kampungnya juga!

Duh, kasihan. Siapa saja mereka?

Rian D'Masiv: Naik Motor Demi Hadapi Banjir

Banjir kembali melanda Jakarta, Rian "D'Masiv" terkena imbasnya. Aktivitasnya bersama temannya jadi terganggu. Jalanan tergenang banjir. Kemudian disertai kemacetan yang bikin pusing kepala.

Kepusingannya bertambah ketika menghadiri acara-acara on air di stasiun televisi yang menuntut mereka datang tepat waktu. Pernah, ia sampai menggunakan roda dua supaya tiba tepat waktu. Meski harus menerobos banjir.

"Karena banjir ya mau bagaimana lagi. Akhirnya, kami pernah naik motor, dan lewati banjir juga," ucapnya, Selasa, (14/1/2014), ditemui di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Jeje JKT48: Rumahku Kelelep

Salah seorang member JKT48, Jeje pernah menceritakan pengalamannya kebanjiran saat tampil di Teater.

"Pas di sekolah, pertamanya aku masih bercanda-bercanda gitu nanggepin rumah kebanjiran. Tapi, ternyata hujan makin deras. Sekolah diliburin, dan aku dilarang pulang ke rumah," ucap Jeje sesergukan menahan tangis.

"Bener aja pas pulang, rumah udah kelelep.. Semua barang-barang di lantai satu udah ngambang gitu. Dan aku sempat berpikir, 'kok. Aku mau ulang tahun ke-17 keadaan malah memburuk, sih" ucapnya; sontak disambut seisi teater dengan kalimat semangat untuknya.

Nggak mau berlarut-larut di kesedihan, malam itu Jeje melontarkan kalimat semangat untuk para korban banjir. "Sehabis hujan, pasti ada pelangi," katanya.

Afgan: Bawa Mobil Tinggi

Afgan Syahreza bersyukur banjir tak sampai masuk ke dalam rumah orangtuanya, yang berlokasi di Jakarta Timur. Banjir hanya menggenangi jalanan. Kendaraan juga masih bisa melewatinya.

"Di komplek rumah saya, banjir enggak tinggi, enggak sampai selutut sih. Enggak sampai masuk rumah, cuma di luar, di jalanan," ucapnya, saat ditemui di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.

Nggak seperti di sekitar kantor ayahnya, kawasan Kelapa Gading. Jalan digenangi banjir setinggi lutut orang dewasa. Bahkan, untuk melewatinya harus menggunakan gerobak.

Haruka JKT48: Pertama Lihat Banjir di Jakarta

Haruka Nakagawa punya pengalaman unik saat di Jakarta. Ternyata member JKT48 asli Jepang ini kaget lihat banjir! Yang benar? Ceritanya gimana?

"Aku baru pertama kali lihat hujan yang bikin banjir, waktu itu aku lagi sama teman-teman JKT48 juga. Aku sampai bilang 'Lihat, ada banjir!'. Aku tahu ada orang yang kesusahan karena banjir tersebut, tapi karena belum pernah lihat banjir di Jepang aku jadi senang," paparnya.

Bukan hanya banjir yang bikin Haruka senang berada di Jakarta. Bertemu dengan fans baru juga membuat dirinya senang. "Saya senang bisa bertemu dengan kalian! Saya senang bisa berada di JKT48!" ujarnya terbata-bata dengan logat Jepang yang kental.

Wah, bisa jadi cerita seru kalau nanti pulang ke Jepang ya, hehehe...

Enda Ungu: Rumah Kelelep

Gitaris Band Ungu, Franco Wellyjat Medjaya Kusumah alias Enda, tengah bersedih. Nggak hanya rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang terkena banjir, tapi kediaman orangtuanya di Manado, Sulawesi Utara, juga dilibas air bah.

"Gue disiram air awal tahun 2014 ini," kata Enda saat dijumpai di Kantor Manajemen Band Ungu di Jalan Tebet Barat Dalam II/15 A, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (20/1/2014) siang. Enda merasa sedih kala banjir menyiram Jakarta dan Manado.

Sepekan lalu, 15 Januari 2014, rumah orangtua di Perkampungan Militer (perkamil), Kotamadya Manado, diterjang air bah. Banjir bandang itu benar-benar menyapu bersih kota yang tadinya sangat indah tersebut.

"Orangtua gue sudah mengungsi dengan baju di badan," kata Enda yang kaget ketika banjir bandang masuk Manado. Ada puluhan miscall di ponsel Enda. Beruntung, ayah dan ibunya, juga neneknya bisa diselamatkan.

"Kalau banyak barang di rumah pada hilang dan nggak bisa dipakai lagi sih nggak apa-apalah ya, yang penting nyawa selamat dulu," ucap Enda. Rumah masa kecil Enda itu memang berada diatas bukit dan Kali Kualatapol.

Tag

Editor : Alvin Bahar