Review: Joe Million - Vulgar, Mantra Hip-hop dari Papua

Sabtu, 11 Februari 2017 | 08:30
Alvin Bahar

Joe Million - Vulgar

Enough with Young Lex and Rich Chigga. Meski dalam beberapa hal saya kagum dengan mereka, dan mereka lah penyebab hip-hop kembali dibincangkan (bisa diperdebatkan) serta bikin banyak orang tiba-tiba ngerap, udah saatnya kita melirik ke rapper baru lain yang lebih penting dari dua nama tersebut. Hip-hop yang beneran bersuara, berteriak, bahkan membuat kita merenung. Ia adalah Joe Million.

Rapper dari tanah Papua ini baru aja melepas album perdana bertajuk Vulgar pada 2016 lalu. Saya punya dua alasan pribadi kenapa album ini penting: 1. Morgue Vanguard aka Ucok "Homicide" menasbihkannya sebagai album rap lokal terbaik 2016. 2. Joe Million ditemukan kolaboratornya, Senartogok, saat memutar lagu Nas - NY State Of Mind di sebuah perpustakaan, dan mereka memutuskan untuk kolaborasi.

Well, alasan saya di atas sepertinya terlalu pretentius. Namun Vulgar memang karya yang tak boleh dilewatkan. Dari detik ke detik, Joe "meludah" ke sana kemari, membentak fasis hingga rasis, dalam 13 lagu yang diramu Senartogok dengan taktis.

Favorit saya adalah Si Miskin Omdonesia. Joe berbicara soal toleransi dan mengkritik pemerintah, "menyilet" para overdosis religi dengan parah. Memang begini harusnya hip-hop yang remaja wajib dengar.

Tak hanya lirik, sektor musik pun perlu diberi acungan jempol. Mungkin hanya Senartogok yang bisa membuat sampel dari lagu Survivor hingga soundtrack Badai Pasti Berlalu dengan apik. Saat mendengar lagu Refused jadi sampel Menunda Mati versi remix, saya pun tersenyum.

"Ini bukan rap, tapi sebuah mantra," racau Joe di track Koar Trotoar, seakan menegaskan bahwa album ini nggak hanya buah kreativitasnya, tapi juga suara lantangnya sebagai pemuda. Tegas dan berani. Maju terus, kawan!

Editor : Alvin Bahar

Baca Lainnya