Jangan Dibatasi, Belajar Di Kelas Dengan Medium Film Itu Malah Bikin Murid Betah

Kamis, 09 Februari 2017 | 08:30
Rizki Ramadan

menonton film di kelas

Kalau disuruh pilih asyik mana sih antara sekolah dan nonton film, udah pasti kita akan bilang nonton film. Karena, ya emang kita bisa nonton film berjam-jam tapi nggak bosen sama sekali, tapi saat di sekolah baru ikut pelajaran 5 menit udah kerasa kayak 5 jam. Ya nggak sih?

Nah, gimana kalau pelajaran sambil nonton film? Wah, ini sih yang paling untung: dapet asyiknya dan dapet ilmunya, juga!

Kabar baiknya, pola pengajaran kayak gini udah banyak diterapkan oleh guru-guru di sekolah. Saat pelajaran, guru akan mempertontonkan film.

Biasanya pelajaran yang menggunakan film sebagai medianya itu, pelajaran yang lebih mudah kita tangkap daripada mendengarkan penjelasan dari nonton film. Saat pelajaran bahasa asing, misalnya. Untuk belajar listening, kita bisa banget belajar dengan mudah dengan cara nonton film, selain itu bisa juga untuk tahu sejauh mana sih kita memahami bahasa asing yang kita pelajarin itu.

Seperti teman kita yang satu ini, di pelajaran bahasa Perancis dia dan temen-temen sekelasnya sering banget nonton film, “Kalau yang sering itu, Pelajaran bahasa Perancis, pernah nonton film Les Choristes, Le Petit Nicholas, dan masih banyak lagi.” Ujar Nadia Farah Luthfiputri dari SMAN 68 Jakarta.

Pelajaran bahasa Indonesia pun sering banget dipertontonkan film-film karya milik Indonesia.

“Waktu pelajaran bahasa Indonesia pernah diputer film "?", "langit biru", sama "meraih mimpi".” Kata Ruth Arabella, SMAK Penabur Summarecon Bekasi.

Begitu juga dengan pelajaran sejarah. Misi, dari SMAN 1 Boyolali cerita kalau guru sejarahnya pernah kasih tonton film-film perjuangan kemerdekaan kayak Bandung Lautan Api. Asik, kan, di pelajaran sejarah kita bisa jadi tahu gimana sih kejadian sejarah itu yang sebenarnya atau bisa ikut merasakan mengalami kejadian tersebut, yang mungkin hanya dirasakan oleh nenek-kakek kita saat masih kecil, pula.

Nah, sebenarnya, metode belajar film ini ga cuma di Indonesia aja, lho. Menurut Dyah Prajnandhari, SMAN 9 Yogyakarta, saat dia exchange ke negara Australia, dia juga pernah belajar pakai film disana terutama saat kelas bahasa Inggris.

Belajar Lebih Gampang Dengan Film.

Dari beberapa wawancara, kita jadi tau nih sebenarnya menurut teman-teman kita bagaimana sih tanggapan mereka tentang belajar melalui film.

“Jadi lebih ngerti. Jadi ada bayangannya. Kan kalau cuma sekedar di terangin guru suka gak masuk. Apalagi buat aku yg cara belajarnya visual” ujar Ruth Arabella, SMAK Penabur Summarecon Bekasi.

Kalau kata Dyah, belajar dari film itu.... “Asik, lebih asik lagi kalau kita review sebuah film karena jadi tau details soal film itu.”

Sementara menurut Misi asiknya belajar lewat film itu bikin kita jadi tau gimana alur ceritanya.

“Apalagi gaya belajarku tuh, kalau suruh baca banyak malah ngantuk kan, ya. Jadi kalau pake film tuh bisa fokus gitu sama materinya” kata Misi Haryanti, SMAN 1 Boyolali.

Sudah terbukti kan, gimana asiknya nonton film yang dikasih guru kita saat pelajaran. Jadi lebih ngerti dan tau bagaimana kejadian aslinya. Atau untuk bahasa jadi lebih paham dan pelajaran jadi ga ngebosenin, haha.

Jangan Dilarang

Tapi, gimana jadinya kalau pelajaran dengan film itu dilarang oleh sekolah? Wah, pelajaran jadi hanya interaksi antara murid dan guru. Tidak ada kesempatan untuk refreshing sedikit dengan nonton film saat pelajaran. Dan bisa jadi ngebosenin dan gatau gimana sih yang sebenarnya kejadiannya. Karena beberapa waktu yang lalu, sempat ada kasus tentang sekolah melarang penayangan film saat pelajaran berlangsung.

Ada, nih teman kita yang sedikit kontra dengan kebijakan tersebut.

“Bingung sih kenapa ngelarang. Karena menurutku film itu salah satu media buat belajar yang bagus. Karena bentuknya audio visual terus gaada kesan menggurui jg. Banyak anak lebih bisa cepet nangkep lewat itu ketimbang lewat kata-kata aja. Terus untuk pelajaran bahasa ya buat lebih biasain listeningnya” begitu kata Nadia Farah Luthfiputri, SMAN 68 Jakarta.

Nah, kalau yang teman satu ini, dia mempunyai alasan kenapa setuju dengan larangan tersebut. “Menurutku ngelarang boleh tapi ada batesnya ya, maksudnya kan cara belajar orang beda-beda kan, ada yang lewat visual juga, jadi menurutku ngga, ah, kalo dilarang asal filmnya benar-benar aja buat pelajaran bukan film yang aneh-aneh.” Ujar Dyah Prajnandhari, SMAN 9 Yogyakarta.

Nah, kalau menurut kalian gimana sih pelajaran yang menayangkan film saat pelajaran? Lebih asik atau justru ga suka?

Fransiska Magdalena - SMAN 1 Magelang

Tag

Editor : Rizki Ramadan