Yang Diajarkan Ekskul Pencak Silat Selain “Ciat… Ciat…” Bela Diri.

Rabu, 08 Februari 2017 | 10:30
Rizki Ramadan

ekskul pencak silat SMAN 9 yogyakarta

Bela diri merupakan salah satu kegiatan ekstrakulikuler yang selalu eksis hampir di setiap sekolah. Mulai dari sekolah swasta hingga sekolah negeri. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya diselenggarakannya pertandingan pencak silat. Di indonesia sendiri, kesenian bela diri terbagi menjadi beberapa jenis. Untuk beberapa jenis yang dikenal di Indonesia diantaranya, Karate, pencak silat, taekwondo, tinju, dan wushu.

Belajar bela diri ternyata nggak hanya melatih fisik menjadi lebih kuat dan siap dalam menghadapi musuh sewaktu-waktu dibutuhkan. Namun, bela diri juga dapat menjadi wadah membangun karakter seseorang. Terutama karakter untuk disiplin waktu, karakter untuk bertanggung jawab, dan berfikir bertindak cepat setiap dihadapkan pada persoalan.

Karena alasan inilah, sekolah mulai mengikusertakan bela diri menjadi salah satu ekstrakulikuler pilihan yang selalu diminati para siswa. Salah satunya, SMA Negeri 9 Yogyakarta.

Sekolah ini telah berhasil mencetak banyak kejuaraan dalam berbagai pertandingan bela diri. Seni bela diri yang di dalami yaitu pencak silat dan dikenal dengan nama perisai diri. Ekstrakulikuler yang baru enam tahun berdiri, kini telah memiliki satu pelatih tetap yang dengan sabar menyalurkan ilmu yang dimilikinya pada anak perisai diri rutin setiap dua kali seminggu.

Disiplin Berlatih. Berlatih Disiplin.

Bapak Guno Purnomo, pelatih perisai diri yang telah enam tahun mengajar perisai diri, mengatakan bahwa perisai diri selain mampu untuk melatih kekuatan dan ketahanan fisik, mampu melatih disiplin, juga mampu melatih mental untuk siap dalam mengkuti berbagai kejuaraan.

Hal ini dibenarkan oleh salah satu jawara perisai diri SMAN 9, Renaldhi Ahmat (17) baginya, setelah mengikuti latihan rutin setiap ekstrakulikuler dirinya merasakan perbedaan yang sangat terasa terutama dalam mental dan juga fisik yang menjadi lebih kebal dari penyakit. Tak hanya itu, bagi Renald pencak silat memang sudah menjadi bagian dari dirinya. Bukan hanya dengan alasan dirinya terlahir dalam keluarga yang juga mendalami bela diri, tetapi rasa kesatuan dan kekeluargaanlah yang membuat renal nyaman dengan ekstrakulikuler ini.

Antar Anggota Tuh “Bro” Banget.

Raihan Ahamd Ahimsa, siswa perisai diri dari SMAN 3 Yogyakarta yang telah mengikuti ekskul selama dua tahun juga ngerasa mendapat banyak manfaat dari perisai diri. Namun, yang paling membuat dirinya nyaman yaitu rasa kekeluargaan yang memang sangat kuat terjalin antar anggota satu dengan anggota yang lain.

Pak Pramono juga sependapat bahwa saat ini mulai banyak kaum hawa yang juga nggak mau kalah untuk turut serta memperdalam ilmu bela diri ini. Nyatanya, hampir setengah dari peserta ekstrakulikuler justru didominasi oleh wanita.

Pak Purnomo mengatakan bahwa latihan dilakukan dengan durasi waktu 90 menit. Latihan dalam perisai diri dibagi menjadi dua, yaitu latihan fisik dan juga teknik. latihan pemanasan dilakukan dengan push up, back up, pull up, sit up, dan sebagainya.

Bukan Soal Menang Atau Kalah

Bagaimana mengahadapi kejuaraan pencak silat? Pak Purnomo menjelaskan bahwa semua anggota dianjurkan untuk mengikuti kejuaraan. Baginya, yang terpenting dalam mengikuti perlombaan bukanlah persoalan menang dan kalah. Melainkan dijadikan motivasi dan dorongan untuk lebih giat berlatih dan mempersiapkan mental menjadi lebih kompetitif. Yang tak kalah pentingnya dalam menghadapi kejuaraan yaitu harus memperhatikan asupan gizi dan juga kesiapan fisik. Asupan gizi yang harus di penuhi dan memperbanyak makan karbohidrat dan protein, mengurangi makanan yang berlemah dan banyak mengandung gula. Sedangkan untuk mempersiapkan kesiapan fisik akan dilakukan latihan yang lebih intensif dan pelatihan fisik yang rutin.

Berani berbuat berani dengan resiko. Sangat tepat untuk menggambarkan kesiapan sebelum mengikuti lomba. Pembagian lomba yang terbagi atas beberapa kelas (A,B,C,D,E) berdasarkan berat badan tak jarang menutut menaikkan atau menurunkan berat badan. Renal mengatakan bahwa salah satu cara paling ampuh dan cepat dalam menurunkan berat badan yaitu dengan bersauna menggunakan jas hujan.

Selain lebih cepat membakar kalori, cara ini terbilang mudah, cepat, dan murah. Ada juga yang melakukan dengan cara memperbanyak minum air putih, atau bahkan berpuasa. Semua itu dilakukan untuk mempersiapkan sebelum penentuan kelas. Setelah perlombaan, siswa harus lebih siap lagi terutama karena mengalami cidera saat pertandingan berlangsung. Tak jarang sampai harus di gips berminggu-minggu.

Lutfia Husna Nisa - SMAN 9 Yogyakarta

Tag

Editor : Rizki Ramadan