Berita hoax itu semakin masif dan ngeresahin masyarakat dan belakangan bikin resah pemerintah. Nah, menangkal hal tersebut, pemerintah nyiapin pedoman soal gimana etika penggunaan media sosial sebagai salah satu upaya mencegah hoax. Panduan itu nantinya bakal disebar ke siswa sehingga para pelajar seperti kita kuat buat nolak berita bohong alias hoax.
Dikutip dari Harian Kompas, Rabu (8/2/2017) ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy pada hari sebelumnya di kantor wakil presiden, Jakarta bilang, upaya ngelawan hoax harus dilakukan secara frontal. Untuk itu, pemerintah bakal gencar menyadarkan kita biar paham prinsip-prinsip etika bermedsos di dunia maya.
"Saya dengan Pak Menkominfo (Rudiantara) sedang menggodok prinsip-prinsip atau etika tentang penggunaan media sosial, terutama untuk sektor pendidikan," katanya, Selasa (7/2) lalu.
Nantinya, pedoman yang bakal memuat tata cara gimana komentar, atau bikin pernyataan (status) itu disebar kepada para pelajar di semua sekolah di Indonesia.
Selain itu pemerintah juga gencar menggerakkan literasi digital. Biar apa, biar elemen masyarakat bisa bermedsos secara benar dan bermartabat sesuai prinsip-prinsip literasi.
"Jadi pengguna media sosial itu penekanannya bukan bagaimana menguasai teknologi atau apa itu teknologi informasi, retail bagaimana menggunakannya dan untuk apa? Itu yang harus dipahami," ujar Pak Muhadjir lagi.
Nah, kalo saran dari Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise soal gimana mencegah berita hoax adalah para pengguna nggak gampang percaya dan harus betul-betul ngecek kebenarannya sebelum membagikan ke teman-teman.
"Sebaiknya informasi dicek dulu baik-baik kebenarannya, baru kemudian mempertimbangkan apakah itu layak dibagi kepada orang lain atau cukup disimpan saja," ujar Yohana.
Tuh jangan gampang komen dan nyebar info ya guys! Budayakan baca secara menyeluruh, cek, konfirmasi, lalu boleh deh komen atau bagi-bagi sampai viral! Itu baru anak digital yang bener!!!