”Lettering adalah seni menggambar huruf. Artinya ketika membuat suatu huruf dalam konteks objek visual, kita menggunakan metode menggambar, bukan menulis (seperti calligraphy),” kata Kiko saat diwawancarai HAI.
Penjelasan lettering art versi cowok berambut panjang ini bikin kita yang penasaran dimana letak seninya terjawba sudah. Apalagi sejak seringnya kita melihat karya-karya lettering yang nampang di restoran, toko, kondangan atau berbagai event.
Yang sering kita lihat itu adalah jenis chalk lettering. Biasanya, lettering arti ini menggunakan medium kapur dan soft pastel sebagai toolsnya, dan umumnya papan hitam sebagai media yang dicoret-coret nanti.
”Dan karena ada juga soft pastel dalam bentuk pensil, akhirnya gue mencoba mengaplikaskan jenis pensil ini ke media kertas hitam, untuk mensimulasikan efek dari chalk lettering yang terkesan "mentah" dan punya tekstur yang kasar. Dan selain itu juga gue penggemar warna hitam. Entah kenapa, putih di atas hitam itu terkesan lebih cool, dibanding hitam di atas putih,” jelas cowok yang sudha menggeluti seni ini sejak 2013 silam.
”Diawali dari corat-coret di sticky notes waktu masih freelancing di kantor lama, tempelin di cubical terus akhirnya mulai serius belajar dan cari tau lebih banyak tentang lettering sampai sekarang,” ungkapnya.
Gombal Art!
Nah, ngomongin karya-karya lettering Kiko yang kebanyakan \nyeleneh dan isinya penuh dengan kata-kata gombal_tapi kadang ada benernya, dia berbagi cerita kalo idenya itu datang dari teman-temannya, dan sebagian dari pengalamannya sendiri.”Ketika bikin lettering, secara tidak langsung gue juga mempertimbangkan bagaimana impactnya ketika ini di publish, tapi tidak (terlalu) ofensif. So, terpikirlah untuk ngambil tema (hati)ini, kebetulan isu mengenai hati memang masih menjadi favorit kita-kita di media sosial,” katanya sejak saat itu, karya-karyanya suka bikin kita ikut senyum-senyum pas ngebacanya.
”Gue sendiri udah cukup senang ketika orang (setidaknya) bisa tersenyum saat liat apa yang gue bikin. Yang galau jadi happy, yang lagi modus makin termotivasi, yang kelamaan digantung jadi lebih bijak, yang baru putus ya udah putus aja,” katanya santai.
Kiko bilang,selain menayulurkan hobi, nge-lettering art ini juga buat ngebantu sesama (sesama korban mantan eaaa).
Bank Ide dari Medsos
Nah, balik lagi ke soal datang ide. Kiko ngebocorin rahasia kalo selama ini, idenya itu datang dari lingkungan sekitarnya.”Kita nyari ide nggak perlu jauh-jauh, dari temen galau bisa jadi ide, pejabat galau bisa jadi ide, dan untungnya sekarang jaman media sosial, banyak orang curhat di akunnya dan itu adalah surganya ide yang bisa diolah. Atau bisa juga memang hasil observasi lapangan, misalnya lagi duduk di warung kopi, nguping pasangan berantem karena ketahuan nikung, itu juga bisa jadi ide. Jadi ide itu ternyata ada dimana-mana, cuma kadang kita nggak memperhatikan aja, sama kayak jodoh,” jelasnya panjang lebar.
Terkadang, lanjut Kiko nggak semua ide bisa langsung dieksekusi. Untuk itu, dia termasuk juga tipe ”penimpun ide” di mana dari semua ide biasanya bakal Kiko catet terlebih dahulu, biar tersimpan, biar terikat. Jadi ide nggak nyebar ke mana-mana.
”Bisa di notes hp, bisa juga buku catatan. Apakah itu dalam bentuk kalimat ataupun hanya satu kata aja, atau ide tentang layout juga bisa, yang penting nantinya bisa gue inget-inget di kemudian hari. Jadi idealnya kita punya semacam "idea bank" yang bisa kita bisa panggil sewaktu-waktu dibutuhkan,” triknya.
Nggak cuma ngasih ide gimana menyimpan ide, Kiko juga bebraik hati menjelaskan gimana cara ”mengolah” ide yang udah disimpan, biar kepake!
”Misalkan kita dapet 1 kalimat pun, kadang juga harus diolah lagi, mungkin karena bahasanya terlalu baku, atau terlalu panjang untuk suatu karya lettering, atau tidak cukup fun untuk diucapkan, dll. Ibarat kita mau masak, kita punya bahan-bahannya, tapi tetep kita mesti tau resep dan bagaimana cara meraciknya supaya "consumable" dan "taste good".
”Untuk itu, mungkin teknik-teknik copywriting bisa diterapkan dalam proses pengembangan ide ini agar menjadi solid dan applicable. Karena kalau untuk gue pribadi, lettering adalah salah satu bentuk dari cara berkomunikasi (sama seperti fotografer yang berbicara lewat foto), jadi mengolah pesan atau komunikasi tersebut sama pentingnya dengan teknis, dan itu bisa dikembangkan bersama-sama sambil berjalan,” jelasnya. Wih!
Yang jelas, sejka bergelut dengan dunia lettering ini, Kiko nggak sepi dapet orderan buat ngerjain proyek lettering buat company atau permintaan teman-temannya. Biasanya kalo lagi rame, dia bis amenghabiskan hampir satu bulan lho pengerjaannya.’
”Biasanya sekitar 2-4 minggu, tergantung seberapa kompleks kerjaannya. Sejauh ini, setiap project punya bobot yang berbeda, pernah ada yang harus bikin 9 artworks dalam 1 bulan di atas kertas A2, ada yang 4 artwork dalam bentuk mural 8 m.sq, jadi memang nggak bisa disamain.,” bebernya lagi.
So, kalo kamu minat sama lettering art kayak Kiko, pemilik akun @regalisapertura ini juga ngasih tahu kalo lettering art itu luas banet percabangannya. Selain di media papan., seni Lettering bisa diaplikasiin di banyak tempat.
”Kalau berbicara lettering secara general, itu luas banget pengaplikasiannya. Bisa di kertas, karton, kaca, tembok, kaleng, besi, sebenernya apapun yang bisa dicoret, itu bisa jadi media. Toolsnya pun bisa macam-macam, mulai dari pensil, pulpen, spidol, kapur, cat dengan kuas, aerosol paint, watercolour, dll. Banyak banget.,” tuh!
Apapun jenis lettering art yang mau kamu geluti, kamu harus nyuntikkin passion di dalamnya.
”Yap, apapun itu, balik lagi ke selera dan style masing-masing, lebih suka yang mana. Karena pada akhirnya, hidup adalah pilihan. :D,” pungkasnya!