Bergaya Ke Sekolah Sampai Modifikasi Seragamnya. Wajar Nggak Sih?

Selasa, 29 November 2016 | 04:45
Rizki Ramadan

celana cutbray lagi ngetren lagi di kalangan pelajar SMA

Dari dulu sampe sekarang, seragam SMA tuh sebenernya nggak berubah. Semua SMA negeri masih menggunakan seragam putih-abu. Aturan berseragam pun nggak jauh beda dari masa ke masa.

Seragamnya boleh itu-itu aja, tapi gaya berseragamnya? Ya tentu beda-beda. Dari zaman lawas yang kemeja sampe celananya gombrang, terus zaman lagi hits-hitsnya film Ada Apa Dengan Cinta? yang seragam ceweknya serba pendek dan tren kancing atas lepas satu juga disenengin sama hampir sebagian besar cewek-cewek SMA masa itu. Hingga sekarang aturan rok pendek itu disesuaikan, kini para siswi boleh (bahkan dianjurkan) untuk memakai rok panjang.

Ya namanya anak muda, selalu pengen mengekspresikan dirinya, termasuk juga dalam bergaya. Seragam sekolah yang udah banyak aturannya pun suka dimodifikasi, demi menyesuaikan dengan gayanya.

Kini, banyak siswi yang mengecilkan seragamnya. Rok panjangnya pun dipendekin jadi 7/8—Cuma sampai betis—dan dibikin seketat mungkin (di-span) sampai lekuk tubuhnya terlihat. Sementara para cowok, banyak yang membuat celananya jadi cutbray atau dibuat beggy, dipadu dengan kemeja yang agak ketat, dan nggak sedikit juga tuh yang rambutnya dibuat klimis dengan pomade.

Bagi mereka yang emang doyan gaya, fenomena ini mesti dianggap biasa. Tapi gimana bagi para siswa kebanyakan?

Gaya Boleh Asal Tetap Wajar

“Modifikasi yang nggak wajar itu banyak, tapi karena sekarang udah banyak yang ngelakuin jadi udah nggak heran lagi. Wajar sih, karena emang normal aja kalau orang pengen bergaya, tapi ya tetap jangan kelewat dari batas wajar,” kata Yosha Pradana Putra dari SMAN 1 Serang yang mengaku pernah melakukan modifikasi terhadap celana sekolahnya.

Kalau menurut Aqib Daffa, bergaya itu wajar karena tujuannya termasuk untuk merawat diri sendiri, asalkan masih diatas batas wajar.

“Kalau di sekolah ya harus tetep ikut tata tertib sekolah. Lagian kan tujuannya sekolah untuk menuntut ilmu, bukan mau gaya. Jadi pesennya kalau di sekolah bergaya lah dengan tertib hahaha, kalo diluar sekolah boleh lah bebas”. Cowok asal SMAN 1 Pati ini juga mengaku gak pernah sama sekali memodifikasi seragam sekolahnya

“Karena keren itu bukan dari pakaiannya tapi dari attitude-nya itu yang terpenting,” kata cowok yang juga hobi main skate saban pulang sekolah ini.

Gaya Jangan Sampe Bikin Nggak Nyaman

Nyatanya, sebenernya banyak tuh mereka yang sebenernya agak risih bergerak gara-gara seragamnya yang kelewat ketat. Seperti cerita Mega Pramesti dari SMAN 91 Jakarta, modifikasi seragam yang udah nggak wajar itu yang ngebuat pemaikainya gak nyaman sama apa yang dia pakai.

“Yang roknya di-span sampe ketat banget keliatannya kayak lontong. Hehe. I wonder how do they walk. Kalo gue cuma motong rok rampel & ngecelin baju satu ukuran jadi lebih kecil sih,” kata Mega.

Seragam yang serba ketat juga bikin pemakainya susah bergerak. Seperti yang dipaparkan Andara dari SMAN 100 Jakarta. Berdasarkan pengamatannya, pemakai seragam ketat tuh, “Dia jadi nggak bisa ngapa-ngapain, kan. Mau jalan susah, angkat tangan dikit perut keliatan. Belum lagi kalo mereka berat badannya naik, lha kalo sobek, kan kasian.” Kata cewek yang ngaku kalau dia nggak pernah melakukan modifikasi terhadap seragamnya

Yap, mengekspresikan diri di sekolah itu emang nggak ada salahnya. Asalkan, nggak bikin susah diri sendiri, tetap dalam batas wajar, dan nggak merugikan orang lain.

Oke, terakhir, HAI mau ngutip pendapat dari Andara lagi. Asik untuk kita ecamkan. Katanya, “Menurut gue nih ya, nggak perlu lah break the rules cuma buat bergaya, kalo emang dari sananya lo udah stylish mah nggak perlu lo modif-modif gitu. Masih banyak cara lain, lagi pula kehidupan sosial lo nggak cuma di sekolah, orang-orang masih bisa nilai gaya lo di luar sana kok. Hehe.”

Kalau menurut kalian gimana? Share di kolom komentar, yah.

Penulis: Rizki Ramadan

Reporter: Afifah - SMAN 1 Serang

Editor : Rizki Ramadan