Mereka Yang Bawa Mobil Mewah Ke Sekolah

Rabu, 23 November 2016 | 09:30
Rizki Ramadan

pelajar yang membawa mobil hummer h3 ke sekolah

Tiap ke sekolah, Fajal mesti berangkat pagi. Bukan karena rumahnya jauh, melainkan demi mengamankan spot pinggir jalan persis di depan gerbang sekolah, untuk memarkir Toyota Fortunernya.

“Kalau telat sedikit, bisa direbut mobil lain. Mobilku kan besar, jadi susah parkir deh,” kata cowok kelas XII sebuah SMA negeri di Medan yang suka kumpul dengan klub mobil saban malam Minggu.Saat itu, HAI menumpang mobil Fajal bersama guru sekolahnya dan beberapa temannya, untuk meninjau proyek sains yang dibuat teman Fajal.

Begitu juga dengan Tasya, siswi sebuah SMA swasta di Surabaya. Ia mesti datang ke sekolah sebelum pukul 06.10. Kalau nggak, Mini Cooper Red Hot hadiah sweet seventeen dari ortu yang ia tunggangi saban hari bakal repot kedapetan tempat parkir. “Suka nggak kalau urusan parkir. Makan tempat banyak, dan aku suka nggak lurus memarkirnya,” kata cewek kelas XII ini.

Iya, HAI tau, saat baca cerita di atas, bukan soal lahan parkirnya yang bikin mata kamu melotot heran, melainkan jenis mobil yang dibawa. Mewah, cing!

Kalau udah umur 17 tahun, dan sah punya KTP terus lanjut punya SIM, membawa kendaraan ke sekolah seolah jadi tuntutan. Biar gampang pergi-pulang, dan keluyuran. Hehe. Hasilnya, bawa kendaraan jadi hal yang biasa. Apalagi sekarang ini beberapa sekolah memersilakannya.

Tapi, gimana kalau kendaraan yang dibawah ke sekolah adalah mobil mewah? Ya tentu ini jadi hal nggak biasa awalnya. Soalnya, kan nggak semua bisa memilikinya. Hehehe.

Tasya dan Fajal belum seberapa. Bagas, bukan nama sebenarnya, siswa sekolah yang sama dengan Tasya, bahkan tiap hari bawa mobil yang jarang banget kita temui di jalan raya. Ya, cowok berkacamata ini tiap hari bawa Hummer H3 ke sekolahnya.

Alasan Bagas membawa mobil yang harganya nggak kurang dari Rp 1,5 miliar itu simpel sebenernya. Ia perlu berkendaraan dari sekolah ke rumahnya. Tapi….

“Orangtua nggak mengizinkan memakai mobil lain yang lebih dari Hummer, yang ada di garasi rumah,” tukasnya.

Sejauh ini dia nggak takut jika terjadi sesuatu pada Hummernya karena dia tahu bagaimana cara memperbaikinya. “Kalo di perkotaan belum pernah kenapa-napa. Tapi kalo di alam terbuka banyak banget. Sering dipake offroad”, katanya. Bagas juga merasakan suka duka dalam membawa kendaraan mewah ke sekolah. “Senengnya sih jadi bisa barengin temen-temen kalo ada acara pergi. Nggak enaknya nggak bisa cepet kayak naik sepeda”, kata cowok yang suka tiba-tiba nraktir teman-temannya ini.

Bagas dikenal sebagai teman yang ramah, dan suka mentraktir.
Mesti Pintar-pintar Pilih Parkir

April lalu ada berita mobil mewah tipe BMW yang dibawa seorang siswa SMAN 3 Jakarta diderek paksa oleh petugas Suku Dinas Perhubungan dan Transportasi. Alasannya, karena mobil itu parkir sembarang di jalan Setiabudi Raya. Ya, bawa mobil, terutama mobil mewah ke sekolah emang nggak pernah bisa lepas dari masalah parkir. Perlu ada perlakukan khusus tentang tempat dan cara parkirnya, seperti yang udah diceritakan Fajal dan Tasya di awal tulisan.

Selain perlu memerhatikan besarnya spot parkir, kita juga perlu memerhatikan keamanannya. Galen misalnya, yang saat sekolah di SMA Tunas Muda Jakarta membawa Mercedes C200, mesti cari parkir yang bisa terawasi dari jendela kelas. "Walau parkir di luar sekolah, lokasi parkir mobil gue harus dapat dengan mudah dipantau, saat jam istirahat gue suka ngecek dengan melihat dari jendela perpustakaan."

Beruntung untuk mereka yang sekolahnya punya lahan luas untuk parkir. Nah kalau nggak? Perlu pintar-pintar cari lahan di luar tuh. Ada yang menitipkannya di rumah teman yang nggak jauh dari sekolah, ada juga yang parkir di tepi jalan dekat warung tongkrongannya.

“Warning sering jadi pilihan buat gue markir mobil, di sini pasti aman banget, karena orang-orangnya sudah kenal semua dengan warga sekolah gue. Cuma kadang suka cek-cek saja kalau ada waktu." Kata Fachmi yang juga suka bawa mobil wah, saat masih bersekolah di SMAN 82 Jakarta

Mengundang Pro-Kontra

Danastri Salsabila teman satu sekolahnya Tasya dan Septian, mencoba netral menanggapi teman-temannya yang suka bawa mobil mewah.

“Itu haknya dia. Kalau ternyata dia memang cuma punya mobil mewah, gimana?” tukasnya. Mobil, mau mewah atau tidak, tetaplah mobil, yang digunakan untuk memudahkan kita menuju suatu tempat.

Mereka yang nggak mendukung, nada pendapatnya serupa. Katanya, sekolah bukan arena untuk unjuk kekayaan, ada juga yang bilang pelajar belum pantas membawa barang yang harganya selangit. Apalagi tanggung jawab yang mesti diemban kan beda dengan ketika kita bawa motor skutik biasa, misalnya.

"Menurut gue nggak penting bawa mobil mewah ke sekolah. Apalagi udah jelas bawa motor paling enak. Di sekolah gue banyak yang bawa mobil, dan mereka bela-belain berangkat pagi demi nggak kena macet," papar Rifqi dari SMAN swasta di Bekasi, dengan nada agak tinggi.

Dari pro-kontra yang ada, pendapatnya Cut Khansa ini yang paling jujur dan jleb sekaligus. “Mereka yang bawa mobil mewah kesannya tuh sombong dan pamer, tapi aku senang melihatnya, soalnya mobil-mobilnya bagus.”

Intinya, sih, apapun barang yang lo bawa ke sekolah, mau mewah atau nggak, asal jelas gunanya, nggak jumawa dan lo tetap ramah, ya lanjut aja. Ya, nggak sih?!

-

Penulis: Rizki Ramadan

Reporter: Ayu Wijayanti - SMA Al Hikmah

Editor : Rizki Ramadan