Interview: 8 Ball Bicara Soal Young Lex, Rich Chigga, dan Perkembangan Hip-hop Indonesia

Selasa, 15 November 2016 | 09:30
Alvin Bahar

8 Ball

Sosok yang pernah bermasalah dengan Kangen Band ini, tiba-tiba muncul di akhir 2016 dengan karya yang menohok. Nama 8 Ball kembali diperbincangkan setelah merilis lagu diss Reject Respect yang ditujukan kepada Young Lex. Apa sebenarnya yang terjadi? Apa pendapatnya soal hip-hop Indonesia kini? Simak wawancara HAI bersama rapper yang tengah memersiapkan album keduanya berikut ini.

Sebelum lo ngeluarin lagu diss buat Young Lex, hubungan lo dengan dia kayak gimana sih?

Dari guenya fine-fine aja. Nggak tau dari dianya gimana. Gue nggak punya masalah. Ya mungkin ada temen gue yang nyerang dia, terus dia nyangka gue ikut ngompor-ngomporin, padahal nggak. Terakhir gue ketemu dia di acara radio, kami satu backstage, dan kami ngobrol. Terus gue denger selintingan-selintingan nggak enak, tapi gue nggak mau memperkarakan itu karena nggak ada bukti otentik. Dan ketika video amatir itu keluar, diss itu jadi akumulasi atas kekesalan gue. Puncaknya di situ. Di tahun 2013 dia pernah nge-DM gue dan ngajak featuring.

Terus nggak sempet kejadian?

Nggak, karena gue nggak cocok sama karakter lagu dia saat itu. Masalah selera aja. Gitu doang. Beberapa kali ketemu juga baik-baik aja. Sampai akhirnya dia "rame" di belakang dan ngejadiin gue sebagai "contoh buruk." Padahal gue udah bikin 200 lebih lagu, dan lagu diss gue paling cuma 20-an. Yang lainnya temanya sosial, cinta dan lain-lain. Kenapa yang disorot cuma lagu diss? Hahaha..

Setelah lo rilis lagu Reject Respect itu, ada tanggapan dari Young Lex?

Nggak ada. So far yang gue tau nggak ada dan Young Lex nggak mau bereaksi. Gue juga nggak mau dapet atensi dari dia. Yang penting lagu gue nyampe ke dia dan dia belajar dari itu.

Kalo tanggapan dari rapper lain?

Ada yang dukung, ada juga yang "udah lah, ngapain gitu-gitu lagi." Yang jelas sih, ini gue yang ngalamin. Orang-orang cuma bisa ngej-udge. Mereka harus tau kenapa gue bisa sampai kayak gini. Ini semua akumulasi kekesalan gue ke dia. Bukan cuma sekedar reaksi atas video Young Lex yang kesebar duluan. Video itu jadi bukti otentik buat gue untuk counter dia.

Gue denger-denger lo sempat vakum bikin lagu diss. Kenapa sih tau-tau 2016 ini lo bikin lagi?

Iya, terakhir (bikin lagu diss) tahun 2008, bareng komunitas hip-hop Gorontalo. Sebenarnya banyak peristiwa emosional yang bikin gue berhenti nge-diss, orang-orang udah terlalu reaktif. Dan banyak juga anak-anak hip-hop yang niru terus kambing hitamnya gue lagi, seakan-akan gue ngasih contoh buruk. Gue berpikir bahwa semua lagu diss yang dirilis harus bisa dipertanggung jawabkan kata-katanya, lebih obyektif. Dengan sangat terpaksa gue ngeluarin diss itu album gue yang kemarin bebas dari diss, ya mungkin nyentil-nyentil cewek nggak bener, alay, yang frontal gitu udah jauh-jauh deh.

Foto: Budi Ismail

Selain lagu lo, ada beberapa rapper lain yang bikin lagu diss buat Young Lex juga. Menurut lo gimana tuh?

Kasar dan nggak relevan. Gue nggak bantu share atau up lagu-lagu diss itu, karena kontennya udah melenceng. Mereka nggak nyerang Young Lex aja, tapi malah nyerang ke mana yang notabenenya itu temen-temen gue semua juga. Tadi gue denger juga lagu diss yang nyerang Young Lex dan Zero One. Kenapa lo harus nyerang orang yang nggak punya masalah sama lo? Kesannya mau tenar gara-gara nge-diss.

Nggak lama setelah lagu diss lo nyebar, Young Lex bermasalah dengan Iwa K. Apa pendapat lo soal ini?

Gue sependapat dengan senior-senior gue. Satu hal yang harus dipelajari sama Young Lex ya respect. Nggak bisa lo frontal nyerang orang, ngata-ngatain orang. Gue besar di era Iwa K, Pesta Rap, era Igor (Saykoji) juga. Orang-orang itu tuh yang ngedobrak scene duluan. Mereka secara nggak langsung ngebuka jalur.

Selain Young Lex, ada lagi rapper lokal yang juga lagi rame dibahas. Doi adalah Rich Chigga. Apa pendapat lo tentang cowok 17 tahun itu?

Dia kayaknya orang yang sama sekali nggak bergerak di scene hip-hop lokal. Anak hip-hop lokal kayaknya jarang punya akses ke dia. DIa sebuah fenomena yang mengagetkan gue. Nggak ada angin nggak ada hujan muncul. Dan dia ngedobrak dogma hip-hop lokal nggak bisa go international. Buat gue dia keren sih.

Apa pendapat lo soal makin banyak rapper yang besar di YouTube?

Seiring jamannya, hip-hop memang dibesarkan oleh social media. Dulu dibesarkan sama hiphopindo.net, kemudian friendster, myspace, facebook, dan sampai di YouTube. Karena eranya udah visual banget, orang-orang bikin video klip, vlog, termasuk video klarifikasi, YouTube membantu banget. Selalu bergulir dan berkembang. Hip-hop selalu beradaptasi dan fleksibel.

Ada rapper lokal yang menurut lo harus disorot?

Pas hip-hop dibahas oleh salah satu majalah temen-temen gue ada yang protes "Lho, kok kita nggak kesorot?" Coba deh lo cek NDX AKA dari Jogja, itu hip-hop dangdut. Dari Surabaya ada XCALIBOUR, di Malang ada Nganchuk Crew, Lombok ada hip-hop B'jaguran, di NTT pun ada pergerakan hip-hop, bahkan Papua pun ada. Festival hip hop di Jayapura yang datang bahkan ada yang dari Nabire, Wamena, Fakfak dan wilayah lain. Mungkin mereka kurang tersorot, tapi mereka punya fanbase yang gede juga.

Gue bilang hip-hop ini adalah genre yang sangat produktif, gue temenan sama mereka di socmed dan tiap hari ada aja lagu yang di-share. Sayang banget kalo potensi-potensi kayak gini nggak keendus.

Editor : Alvin Bahar