Di zaman era digital yang dipenuhi sama keaktifan generasi millennial, kayaknya semua orang udah bisa jadi pengusaha, deh. Dari usia yang masih muda pun, kita bisa-bisa aja tuh, ikut berkontribusi meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi bangsa. Tsaaah, bahasanya berat juga nih, guys.
Bukti di depan mata udah banyak, kok. Bahkan, salah satu yang paling menginspirasi adalah sosok bernama Achmad Zaky. Cowok yang baru menginjak usia 30 tahun tepat di tahun 2016 ini terbukti telah menunjukkan kontribusi nyatanya untuk pertumbuhan ekonomi bangsa, terutama di bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah alias UMKM.
Namun tentu, kesuksesan itu bukan didapat lewat proses yang instan. Sebelumnya, doi udah punya pemahaman matang tentang konsep entrepreneur atau wirausaha. Makanya, doi bisa mantap tuh menjejaki kaki ke dunia kewirausahaan.
“Menurut saya, dari lahir itu, manusia udah punya jiwa entrepreneur. Menurut saya, entrepreneur itu udah kayak jiwa, spirit. Kayak anak kecil, dia belajar jalan, dia jatoh, tapi dia bangun lagi, dia nyoba. Tapi karena makin gede kita makin banyak disalahin, makanya ini bikin manusia makin dewasa makin takut, termasuk takut jadi entrepreneur,” cerita Zaky saat mengisi salah satu sesi di ajang Danamon Social Entrepreneur Award 2016, di The Westin Jakarta, Kamis (10/11).
Zaky kemudian ikut mengenang pengalamannya sebelum jadi CEO Bukalapak. Ternyata, dulunya, doi juga pernah tuh ngerasain jualan mie ayam di kampus, lantaran mesti berjuang untuk nyari tambahan uang kuliah.
“Eh ternyata nggak laku (mie ayam-nya). Mungkin kira-kira karena murni nggak pengalaman aja,” kenang Zaky.
Well, meski sekarang udah berhasil jadi CEO, Zaky pun nggak semata-mata jadi bos yang bisanya cuma nyuruh-nyuruh doang, kok. Sebaliknya, dia justru mengibaratkan CEO bukan sebagai Chief Executive Officer, melainkan sebagai Chief Everything Officer. Di mana, ia juga menangani hal-hal lain yang sekiranya butuh ditangani langsung. Mantap!
Pahlawan UKM
Nah, dalam kesempatan yang sama, Zaky juga sedikit ngebeberin soal kisahnya mendirikan Bukalapak. Berawal dari dia dan seorang teman di kos-kosan yang hobi ngotak-ngatik software, Zaky pun merasa mesti menggunakan skill-nya untuk membantu orang lain.
“Akhirnya kita bikin software, untuk UKM, biar bisa langsung jualan di situ. Dulu kita tawarin orang-orang, setiap kita datang (mereka) pada nolak-nolak, tapi lama-lama mau. 17 Agustus kemarin, Bukalapak tembus 1 juta (UKM),” lanjut suami dari founder Hijup, Diajeng Lestari ini.
“Kenapa Bukalapak punya jargon Pahlawan UKM? Karena saya lihat, 60% ekonomi kita berasal dari UKM, 90% pekerja kita bekerja untuk UKM. Ini potensi yang belum terlihat, tapi di era digital ini, kita mikir, bisa nggak ya teknologi ini dipake sama orang-orang kecil ini. Orang-orang kecil ini kalo dikumpulin bisa jadi power, loh,” timpal Zaky yang dibalas dengan anggukan kompak hadirin DSEA 2016.
So, bisa ditarik kesimpulan, kalo UMKM emang cukup memegang peranan dalam memajukan ekonomi bangsa saat ini. Dan sebagai anak muda yang dari sekarang udah bisa unjuk gigi, kira-kira apa peran kita untuk jadi pahlawan di bangsa ini? Berani jadi entrepreneur nggak, nih?