Single Baru Cupumanik Syair Manunggal Bicara Tentang Tuhan

Jumat, 18 November 2016 | 07:30
Hai Online

Cupumanik

Salah satu dedengkot Grunge Indonesia ini akhirnya kembali merilis video klip terbaru. Lewat surat elektronik, Che, sang vokalis Cupumanik bercerita panjang lebar tentang makna dibalik makna Syair Manunggal, single anyar andalan terbaru Cupumanik ini. Ada yang belum dengar dan ingin melihat? Silahkan nikmati langsung videonya di bawah ini.

Jika merunut ke belakang bagaimana lagu Syair Manunggal diciptakan, lagu ini sebenarnya dipicu oleh 2 buku yang Che (vokal) baca, yakni: ‘Teologi Negatif Ibn Arabi, Kritik Metafisika Ketuhanan’ ( 2012 ) dan satu buku yang lain adalah: ‘Ibrahim Pernah Atheis’ ( 2012 ) karya Agus Mustofa.

Dua buku ini memicu keresahan sekaligus memberikan jawaban, atas pertanyaan filosofis: ‘Realitas Ketuhanan, akankah sepenuhnya bisa dipahami?’. Dan lagu Syair Manunggal, buat Che sendiri secara personal adalah caranya dalam upaya mendaki spiritualitas dan memeluk ‘Dia’ yang tak bisa dijelaskan oleh apapun.

Lagu Syair Manunggal adalah lagu yang menghiasi album ke dua Cupumanik dengan tajuk Menggugat yang dirilis pada bulan Juni 2014. Sebenarnya aransemen musiknya nyaris tak masuk kriteria album Menggugat yang cenderung punk, pamer power chord dan pumping.

Keputusan memasukkan lagu ini ke dalam album, agar mereka yang menyukai musik Cupumanik yang kontemplatif seperti di album perdana, bisa terpuaskan. Dan pada bulan Oktober 2016, lagu ini sekaligus video clipnya dirilis ke publik. Syair Manunggal jadi single ke 4 dari album, Menggugat yang dirilis lagu dan video clipnya, setelah nomor: Grunge Harga Mati, Luka Bernegara, dan Omong Kosong Darah Biru.

Pada saat merencanakan dan menyusun konsep video Clip Syair Manunggal, Che menjelaskan makna teks dalam lirik lagu Syair Manunggal pada dua orang video maker, yaitu Adi Tamtomo dan Chicco Desmaykho.

Che menjelaskan, tujuan dari penulisan lirik lagu ‘Syair Manunggal’, yang sebenarnya ada ajakan untuk melihat cara pandang memahami ‘Sang Mutlak’ dengan menggunakan instrument rasa dan kesadaran, bukan melulu dengan cara menyelami bacaan literasi yang ujungnya hanya masuk pada tataran menghapal sejarah dan ayat.

Simak penggalan lirik ini: ‘Coba mengerti dan menghayati pencarian terus ku jalani. Tak hanya logika, tajamkan rasa, gunakan akal dan kesadaran. Merasakan kehadiran Mu, yang ku mau. Bukan doktrin yang aku ingin, agar ku yakin. Ku tahu Kau nyata, maka datanglah ke bathinku bersenyawa’.

Dengan membedah lirik bersama dua orang videomaker, akhirnya mereka mengerti dan paham, akan bagaimana bentuk eksekusinya dilakukan. Dan kami punya misi dan visi yang sama, bahwa visual yang nanti dieksekusi, itu adalah video yang akan membantu pesan dan ajakan lagu dalam memahami ‘Sang Mutlak’ dengan cara yang lebih membumi dalam kehidupan keseharian umat.

Kami beruntung bekerjasama dengan dua orang video maker ini. Karena keduanya secara personal menyukai lagu Syair Manunggal, keduanya penyuka musik, bahkan Adi Tamtomo adalah vokalis sekaligus gitaris, frontmen dari band grunge lokal, Artificial Sun.

Adi Tamtomo menjelaskan, “Berdasarkan obrolan awal dengan Che, gue setuju dengan ide besar video musik Syair Manunggal. Bahwa videonya nanti perlu menampilkan keindahan alam, keindahan ciptaan Tuhan dan menampilkan ambience yang tenang, damai dan sejuk,”

“Berangkat dari ide besar itu, gue berusaha membuat storyline berdasarkan pemahaman lirik yang gue tangkep, tapi bukan memaknai teks demi teks, melainkan secara keseluruhan. Setelah storyline jadi, gue share ke Chicco dan dia setuju. Setelah itu gue buat matrix board atau shootingboard-nya” tambah Adi, panjang lebar.

Chicco Desmaykho menambahkan pendapatnya, “Melalui proses pre-production interview yang mendalam dengan Che mengenai makna lagu Syair Manunggal, dan hobby gue yang memang senang memperhatikan alam, konsep video clip Syair Manunggal yang akan digarap ini terasa seperti jodoh, yang akhirnya dipertemukan,” tuturnya.

Video Clip ‘Syair Manunggal’ merupakan video clip yang sangat berbeda dari video yang pernah digarap dan dirilis Cupumanik. Adi Tamtomo dengan detail menjelaskan:

“Alur cerita video dibuka dengan detail kehidupan flora fauna ciptaan Tuhan. Lanjut dengan citra personil Cupumanik dengan low exposure hingga mendekati silhouette, karena menurut gue, band Cupumanik sudah bukan di tahap pengenalan atau branding, jadi tidak perlu visual wajah personil Cupumanik: Che (vokal), Iyak (bas), Eski (gitar) dan Dony (drum) terlalu diexpose. Langkah kaki personil yang ditampilkan, itu menggambarkan masing-masing individu punya cara atau jalan sendiri dalam mencari Tuhan dan kedamaian pribadinya,” Bilang Adi.

Hingga akhirnya para personil bertemu dan berjalan di jalan yang sama untuk mencapai tujuan yang sama. Chicco menambahkan: “Scene by scene video clip ini diambil dengan berbagai tehnik shooting macro, panorama dan aeriel cinematography, guna memvisualisasikan simbol-simbol kehadiran sang misteri untuk dirasakan. Simbolisasi itu diperlihatkan melalui berbagai bentuk kehidupan mahluk dan keindahan alam ciptaan-Nya, dari skala terkecil hingga terbesar yang hidup dan membaur menjadi satu,” jelasnya.

Lokasi video pengambilan gambar adalah di Situ Patenggang Bandung. Lokasi itu direkomendasikan oleh Chicco. Berdasarkan rekomendasi itu, Adi dan Chicco melakukan survey ke Rancaupas Ciwidey dan Situ Patenggang. Setelah melihat dua lokasi itu, barulah mereka setuju untuk memilih Situ Patenggang, dengan pertimbangan di sana lebih banyak spot.

Adi Tamtomo saat syuting memakai tehnik macro angle, karena dia ingin memperlihatkan extreme close-up beberapa contoh mahluk hidup seperti lalat, lumut, bunga, hingga serangga. Tehnik macro angle berhasil memperlihatkan objek-objek itu secara detail, agar bisa menunjukkan bagaimana Tuhan begitu sangat detail, cantik dan sempurna dalam menciptakan mahluk dan kehidupan di Dunia ini.

Tidak ada satu pun aliran teologi dalam agama yang dapat mentransformasikan imajinasi setiap orang tentang Tuhan, dan mewujudkannya ke dalam suatu bentuk pemikiran yang disepakati. Karena itu eksekusi video yang mendekati adalah menangkap fenomena alam sekitar. Merenungi ciptaan-Nya, agar sang Mutlak tidak sekedar dipercaya dan diimani, tetapi juga dihayati dan dihidupi.

Sehingga pada gilirannya setiap dari kita bisa menemukan suatu formula sendiri cara berteologi. Selamat menyaksikan videonya, selamat berimajinasi.

“Pengetahuan terbakar dalam makrifat. Dan makrifat terbakar dalam ketertegunan. Selamat tertegun,” pungkas Che, dalam mengakhiri cerita tentang Syair Manunggal ini.

Editor : Hai Online