Buat sebagian besar remaja cewek, mungkin karakter Dilan yang terdapat dalam buku karya Pidi Baiq adalah karakter cowok idaman. Yap, lewat tiga buku karya “Imam Besar” The Panasdalam itu, yakni Dilan: Dia adalah Dilanku tahun 1990, Dilan: Dia adalah Dilanku tahun 1991, dan Milea: Suara dari Dilan, para remaja cewek se-Indonesia emang seolah tersihir sama karakter Dilan yang jago bikin puisi dan suka “ngide” kalo kasih hadiah ke pacar.
Kata beberapa pembacanya –yang HAI temui di SMAN 78 Jakarta–, Dilan itu bahkan dipuja-puji sebagai salah satu sosok yang romantis, simpel tapi memikat, bikin cewek ngerasa istimewa, tapi tetap bisa tampil apa adanya. Tsaaaaah, bisa aja!
“Dia itu kayak beda gitu lho, kalau misalnya ada cowok kayak dia, kayak beda banget, langka, nggak ngebosenin. Ciptain satu Dilan lagi di dunia dong mau,” bilang Alya, pelajar kelas X dari SMAN 78 Jakarta, histeris.
Saking ngehitsnya cerita cinta Dilan dan Milea ini, nggak heran kalau jadi banyak pihak yang ngefans atau penasaran sama “keaslian” ceritanya. Well, dari sang ayah, Pidi Baiq, HAI berhasil menghimpun beberapa fakta terkait Dilan dan Milea. Ini dia, 5 fakta Dilan dan Milea, buku laris dari Pidi Baiq.