Kereta api kerap menjadi pilihan moda transportasi darat yang semakin sering dilirik, terutama bagi para traveler yang gemar berpetualang ke berbagai kota di Indonesia, dan mau meluangan banyak waktu, untuk menikmati perjalanan dan melihat pemandangan alam selama perjalanan. Yap, selain dinilai cukup aman, perjalanan menggunakan kereta api membuat waktu tempuh menjadi relatif lebih cepat ketimbang jasa angkutan darat lainnya. Nggak sedikit pula yang memilih kereta api sebagai angkutan saat melakukan perjalanan wisata. Berbagai kelas dengan bermacam fasilitas ditawarkan oleh perusahaan pengelola kereta api. Salah satu yang pilihannya adalah gerbong wisata yang disediakan oleh PT Kereta Api Wisata. Hobi Traveling? Cobain Sensasi Kereta Api Wisata Ala Presiden Ini.
Seperti ditulis Kompas.com, di dalam gerbong khusus ini, para penumpang bisa duduk di sofa yang empuk, berkaraoke, bahkan beristirahat di tempat tidur layaknya di kamar hotel. Untuk saat ini, terdapat 12 gerbong kereta wisata yang terdiri dari tujuh tipe yang berbeda. Berbagai tipe tersebut yaitu, Jawa, Sumatera, Toraja, Bali, Nusantara, Imperial, dan Priority.
"Masing-masing tipe berbeda fasilitas dan kapasitasnya," ujar Supervisor Operasi PT Kereta Api Pariwisata R Bayu Santika, kepada Kompas.com, Kamis (22/9).
Salah satu tipe yang menjadi unggulan kereta wisata adalah tipe Nusantara. Tipe ini memiliki fasilitas kamar tidur, tempat duduk sofa, dan ruang balkon. Dengan ruang balkon tersebut, penumpang bisa melihat-lihat pemandangan di luar gerbong. Ruang balkon tersebut mirip ruang terbuka yang biasa terdapat pada kereta di masa lampau.
"Karena kereta api sekarang sudah tidak ada aling-alingnya. Jadi di bagian paling belakang gerbong wisata, kita bisa melihat pemandangan langsung di belakang rel," kata mas Bayu.
Untuk tipe Bali, hampir sama seperti tipe Nusantara, hanya nggak terdapat tempat tidur. Tipe ini lebih menonjolkan sisi privasi, dengan adanya VVIP room yang merupakan ruangan terpisah di tengah gerbong. Kemudian, untuk tipe Jawa, di dalam gerbong terdapat tempat tidur, sofa dan ruang rapat di belakang TV besar. Ruang rapat tersebut bisa juga digunakan sebagai ruang makan.
"Sementara, untuk tipe Sumatera, meski tidak ada tempat tidur, tapi memiliki keunggulan yakni terdapat fasilitas home theater," tambah Mas Bayu.
Kompas.com berkesempatan mencoba salah satu tipe kereta wisata, yakni tipe Toraja. Perjalanan dari Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, menuju Stasiun Tugu di Yogyakarta, ditempuh dalam waktu 7 hingga 8 jam perjalanan. Sekilas, tipe Toraja memiliki bentuk tempat duduk yang mirip dengan kereta api reguler. Tipe Toraja memiliki 16 tempat duduk yang posisinya bisa menghadap depan atau saling berhadapan.
Gerbong kereta Toraja juga memiliki sebuah ruangan kompartemen VIP yang dapat diisi 5-6 orang. Nuansa klasik dan elegan di dalam gerbong semakin terasa karena dinding kereta dilapisi kayu dan lis berwarna emas. Di awal perjalanan menuju Yogyakarta, penumpang disuguhkan minuman pembuka yang dapat dipilih sesuai keinginan. Beberapa penumpang dapat memilih menu kopi, teh dan bajigur.
Di tengah perjalanan, penumpang akan disuguhkan menu makanan utama yang tersaji secara prasmanan. Pramusaji akan mempersilakan tamu mengambil dan memilih sendiri hidangan yang sudah ditata secara menarik di meja makan.
Hal menarik dari perjalanan menggunakan kereta wisata adalah keleluasaan pribadi. Kereta wisata cocok digunakan saat berwisata bersama rombongan teman atau keluarga.
Untuk saat ini, kereta wisata hanya beroperasi di wilayah Pulau Jawa, dengan Banyuwangi sebagai titik yang paling jauh. Untuk harga, menurut Bayu, dihitung mulai dari jarak pendek, menengah dan jauh.
Jarak pendek, misal dari Jakarta, Bandung, atau Cirebon, tarifnya mulai dari Rp 14 juta per gerbong. Sementara, untuk jarak menengah, harganya mencapai sekitar Rp 20 juta setiap perjalanan. Jarak menengah mulai dari Gambir-Purwokerto, Gambir-Yogya dan Gambir-Semarang. Menurut Mas Bayu, perbedaan harga terjadi akibat perbedaan kapasitas yang terdiri dari 22 dan 28 kursi.
Lalu, kenapa kereta wisata ini juga disbeut kereta ala presiden? Jawabannya adalah karena salah satu tokoh yang cukup sering menggunakan kereta wisata adalah presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurut Mas Bayu, selama menjabat sebagai presiden RI, Pak SBY beberapa kali menumpang kereta wisata dalam melakukan kunjungan kerja. Beberapa menteri juga pernah mendampingi SBY di dalam kereta wisata. Pak SBY juga beberapa kali memilih menggunakan kereta wisata saat pulang ke kampung halaman.
"Kesukaan Beliau adalah Toraja sewaktu jadi presiden. Setelah nggak lagi berdinas, Beliau ada pilihan lain, yaitu Imperial yang menjadi favorit Beliau," ujar Mas Bayu.
Nah, ada yang tertarik traveling dengan kereta api wisata ala presiden ini? Mungkin yang punya grup tarveling bisa patungan dan nabung dalam jangka waktu tertentu kali, yah. Ya, liat harganya yang lumayan, nabungnya juga harus lumayan, nih!