Tiap band pasti punya visi dan misi yang disung dalam musik mereka. Nah, kalo band ini punya visi spesial, yaitu bermusik untuk alam! Kok, bisa? Berawal dari niat seorang gitaris bernama Rama untuk membuat solo project, itulah momen ketika band bernama Primata yang sekarang juga diperkuat oleh Sofyan Refliyandi (drum), dan Adhitomo Kusumo (bas) ini akhirnya terbentuk.
“Awalnya ini project Rama sendirian, dulu namanya Seseorang, dia yang ngaransemen lagu sendiri dengan format solo, terus dia pengen Seseorang ini jadi band, dan akhirnya mulai merekrut orang-orang,” cerita Refli, sang drummer.
Sebelum berformat trio seperti sekarang, Primata sebelumnya sempat diperkuat oleh empat orang personil. Seiring berjalannya waktu, disebabkan karena urusan pribadi, salah seorang gitaris dan penggebuk drum ketika awal Primata terbentuk memutuskan untuk cabut dari band yang saat itu tengah menggarap mini album perdananya.
“Materi yang tadinya buat dua gitar, akhirnya dirubah jadi satu gitar, karena mengikuti format trio. Jadi, sempat lambat prosesnya karena semua aransemen berubah. Lalu disusul di awal 2015, drummer kami sebelumnya juga cabut, jadi sempat nggak ada drummer,” tutur Rama.
“Gue personil terakhir yang diajak ke Primata. Waktu itu awal 2015, gue masuk, sampai akhir 2015 ngulik materi baru, sampai akhirnya rilis album, Desember 2015 udah kelar semua deh materi,” timpal Refli.
Ketika ditanya apa makna dan tema khusus dalam karya fisik pertama mereka ini, Rama cs. menceritakan bahwa mereka mengangkat tema alam sebagai benang merah dalam EP bernama Avani yang berisi enam lagu tersebut.
“Kalau saat ini terget kami yang penting orang tau, Primata itu ada, ingin dikenal dulu, sekarang kami fokus lagi bikin materi baru lagi, kita mau garap full album,” pungkas Adhit, sang bassist.