Meski balapan di game console, tapi pendukungnya nggak kalah heboh sama supporter sepakbola.
Ada yang selalu muncul di gelaran KFC Be Original Competition. Keseruan yang singkat , tapi nggak kalah berisik kayak nonton bareng pertandingan sepakbola. Apalagi kalo bukan duel game console. Buat yang sering hadir di event ini, biasanya segmen ini hadir di antara segmen kompetisi dan nonton bareng balapan GP2 yang menampilkan Sean Gelael sebagai salah satu pebalap yang ikut berkompetisi.
Pokoknya begitu ada pemandangan dua orang megang joystick dan menghadap ke layar proyektor, siap-siap aja pantengin. Soalnya, yang mantengin di belakangnya pasti udah banyak termasuk para supporter. Kayak contohnya di KFC Be Original Competition Surabaya yang digelar Minggu (29/8) lalu. Sejak pukul 12.30. Sekitar 40-an orang yang memenuhi bangku di area penonton itu sibuk menyanyikan yel-yel yang telah mereka siapkan, pas MC alias pembawa acara menyapa. Rame banget, padahal SMAN 4 Surabaya itu cuma ikutan satu lomba aja. Cuma emang, mereka nggak pelit juga memberikan dukungan untuk lomba-lomba lain di mana mereka nggak jadi peserta. Nggak heran, semangat dari SMAN 4 Surabaya menular ke para kontestan yang bertanding. Nggak kenal capek!
“Menurutku (bisa sampai sebanyak ini) karena itu berawal dari niat. Kan supporter harus loyal sama sekolahnya. Kita membudayakan siswanya harus cinta sama sekolahnya dulu, nah baru mereka kalo udah cinta pasti bakal loyal. Diliat dari niatnya aja,” ujar Wahyu, yang juga adalah warga kelas XII dari SMAN 4 Surabaya ini.
Persaingan menjadi jagoan “pebalap console” pun memanas. Di hari yang sama di Jogja, kontestan bernama Bintang membuktikan bahwa kalah di putaran awal bisa jadi jawara. Skill yang dipamerkan Bintang sebenarnya bisa dibilang biasa aja, tapi gayanya yang tenang sepanjang perlombaan membuat dia berhasil mengalahkan rivalnya, Jacky. Ternyata, bukan cuma itu rahasia kemenangannya. Lalu?
“Saya sebenernya nggak ada persiapan soalnya jarang main game. Tadi itu menang karena lagi beruntung aja. Padahal tadi di Lap 1 saya udah kalah. Ehhh, gara-gara teriakan dukungan dari temen-temen di sini, ternyata bisa nyusul juga,” kata Bintang, siswa SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta yang saat itu juga jadi juara 2 Sound of School Competition.
Kayaknya persaingan terpanas terjadi di KFC Be Original Competition, tepatnya di Lenteng Agung. Persaingan Alfi (UPN Veteran) dan Renaldy (SMAN 9 Jakarta), menampilkan aksi kejar-kejaran seru yang bikin supporter kedua kontestan bersahut-sahutan. Hasilnya cukup alot di awal, namun dengan konsentrasi penuh Alfi mulai memacu strategi sehingga dala dua menit berikutnya dia unggul penuh dari Renaldy yang cukup gila mengontrol permainannya.”Nggak nyangka. Awalnya gugup ikutan game console ini karena baru pertama kali, dan ini dilihat langsung sama ratusan orang, tapi seru,” kata Alfi usai memenangkan Game Console tersebut.
Yang nggak kalah panasnya juga terjadi di venue KFC Be Original Competition di Jalan Ahmad Yani, Banjarmasin. Hafiz, sang juara ternyata awalnya nggak niat ikutan bertanding. “Tadinya dateng cuma mau jadi suporter aja. Eh terus salah satu guru bilang ada kompetisi game console, eh ternyata menang. Sempet kepikiran juga, sih, susahnya jadi pebalap beneran kaya Sean Gelael. Abis balapan pake mobil normal aja susah, apalagi mobil balap, ya?
Kalo balapan di games nabrak itu nggak apa-apa, kan? Nah, kalo beneran? Buat Sean, semoga bisa terus semangat , fokus balapan, dan pastinya jangan sampai lupa sama Indonesia, ya ,” tuturnya.
Di hari yang bersamaan dengan hari kemenangan Hafiz, Sean Gelael tengah berjuang di GP Monza, Italia. Seperti diberitakan Kompas.com, pada balapan di negeri pisa itu, banyak pelajaran yang diambil oleh Sean.
Pebalap muda berusia 19 tahun ini menuturkan, semua balapan mempunyai tantangan tersendiri selama GP2 dalam seri Eropa. Bahkan, kata dia, untuk bisa naik podium dibutuhkan kerja sama tim yang solid. Kondisi mobil juga harus mumpuni, mulai dari mesin, sasis, rem, hingga ban. Menurut Sean, kondisi mobil yang ditungganginya saat berlaga di Sirkuit Monza belum memuaskan. Mobilnya sempat tampil prima, antara lain saat di melaju di sirkuit di
Baku City Azerbaijan dan Red Bull Ring Austria.
“Pada balapan di Monza kondisi mobil sudah cukup bagus. Namun, mobil saya tiba-tiba stall dan itu semakin sulit untuk menembus sepuluh besar,” Imbuh anak mantan pereli nasional Ricardo Gelael ini. Semangat terus, Sean!