Berbagi Cerita Perubahan Pee Wee Gaksins Waktu Masuk Umur 8 Tahun

Rabu, 14 September 2016 | 02:00
Hai Online

Pee Wee Gaskins ketika di konfrensi pers 10 maret lalu launching album terbaru di Beer Brother, Kemang, Jakarta Selatan.

Pada 2015 lalu, Pee Wee Gaskins telah menginjak usianya yang kedelapan. Jika diibaratkan manusia, usia delapan tahun memang masih lebih ingusan ketimbang orang yang udah berusia belasan tahun. Meski begitu, di usia delapan tahun seseorang udah nggak boleh lagi terlalu bergantung sama orang tuanya. Dia harus mulai belajar mandiri. Mulai dari tidur sendiri, makan sendiri, mandi sendiri, bahkan untuk mengerjakan tugas atau PR sehari-hari dari sekolah, juga harus dikerjakan sendiri.

Begitu juga dengan band. Di usia delapan tahun mereka seharusnya memang udah bisa berjalan sendiri untuk menghidupi dirinya. Dan inilah yang terjadi sama Pee Wee Gaskins (PWG) yang pada akhir pekan nanti genap berusia delapan tahun.

"Kalo diibaratkan hubungan sih kami udah makin bounding aja, makin mateng lah. Semakin tau kekurangan masing-masing personil di band,kalo yang satu lagi kekurangan, yang lainnya melengkapi. Bisa dibilang kayak pacaran juga, kayak adik kakak, malah kadang juga kayak fans satu sama lain," ungkap Dochi Sadega.

Apa yang dibilang Dochi bukanlah isapan jempol belaka. Saat HAI main ke basecamp mereka di suatu studio di bilangan Jakarta Selatan, hubungan saling melengkapi, seperti yang Dochi bilang bener-bener terlihat di keseharian mereka. Contoh paling sederhana ialah saat sesi foto berlangsung. Fauzan "Sansan", vokalis-gitaris band ini sibuk dengan putra semata wayangnya, K. Seakan tahu kalo frontman mereka sedang fokus membujuk sang anak, keempat personil lainnya berinisiatif untuk melakukan sesi foto terlebih dulu.

"Ya udah, foto yang sendiri-sendiri aja dulu," ucap drummer PWG, Renaldy "Aldy" Prasetya yang sebelum pemotretan juga terlihat sibuk mondar-mandir ngurusin studio yang menjadi basecamp bandnya itu.

Sejak setahun belakangan PWG memang punya basecamp baru, yang nggak lain adalah studio milik Aldy. Beberapa kali majalah kesayangan kamu ini mencari PWG, mereka pasti mengajak bertemu di studio bernama Beatspace ini.

"Sekarang kami juga jadi lebih leluasa ngerjain album baru karena udah ada studio sendiri," ungkap Dochi. "Dibandingkan dulu, sebelum ada studio, kami seringnya cuma ketemu di bandara sih sama di atas panggung hahaha!" ingat Reza "Omo" Satiri, pemain keyboard dan synth PWG.

Bisa dibilang, studio musik ini pun turut menghidupi band yang Sabtu (11/4) nanti akan menggelar showcase ulang tahun kedelapan mereka di Carburator Spring, Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Simbiosis mutualisme, kalo kata orang, melihat usaha yang dilakukan PWG di luar dan di dalam band. Memang, PWG nggak hanya hidup untuk musik aja saat ini. Selain tiga dari lima personilnya sudah berkeluarga, beberapa dari mereka juga memiliki lini usaha masing-masing. Mulai dari clothing line sampai studio musik seperti Aldy.

Terlebih, setelah mereka cabut dari label yang menaungi mereka, Alfa Records sejak 2013 lalu. Praktis kawanan pop punk ini harus memutar otak untuk menghidupi band mereka secara mandiri, persis seperti analogi orang berusia delapan tahun tadi.

"Nantinya bukan nggak mungkin merchandise PWG diproduksi masing-masing clothing line kami. Soalnya, di clothing line gue misalnya, konsumennya memang kebagi dua. Ada yang memang konsumen umum, ada juga yang dari Dorks (sebutan fans PWG, red)," jelas Dochi.

Seru, kan, cerita mereka? Oh, iya, jangan lupa buat ikutan keseruan HAI sama Pee Wee Gaskins, ya. Jadi gini, HAI dan SAE Institute punya proyek bareng nih. Namanya, Pee Wee Gaskins “Berbagi Cerita” Music Clip (Story) Challenge.

Dalam proyek ini, HAI tantang lo bikin konsep cerita untuk video klip terbaru Pee Wee Gaskins, “Berbagi Cerita.”

Caranya:

1. Simak video lirik Pee Wee Gaskins “Berbagi Cerita”.

2. Ceritain apa aja yang lo tangkep dari lirik tersebut (makna, imajinasi, kegalauan, kebaperan, apa saja), dan tuangin pemikiran lo ke dalam tulisan, maksimal 200 kata.

3. Sampaikan cerita yang pengen lo wujudkan ke dalam video klip “Berbagi Cerita” maksimal 500 kata.

4. Ceritain siapa diri lo, apa kelebihan lo, dan apa yang mendukung konsep cerita lo agar terpilih, maksimal 200 kata.

5. Kumpulin referensi gambar atau video yang mewakili imajinasi lo dalam cerita.

6. Kirimkan biodata lengkap (nama, tempat tanggal lahir, alamat, no HP yang mudah dihubungi, riwayat pendidikan, hobi, pengalaman)

7. Kirim semua data tadi ke email ceritapwg@gmail.com

8. Batas pengumpulan cerita tanggal 25 September 2016 pukul 23.59 WIB

Hadiah:

Pemenang 1 Rp 5.000.000 + ceritadirealisasikan menjadi video PWG

Pemenang 2 Rp 3.000.000

Pemenang 3 Rp 1.500.000

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya