Kita Perlu “Ambisi” Ngejar Beasiswa Kuliah Sejak SMA. Ini Alasannya

Minggu, 11 September 2016 | 19:00
Rizki Ramadan

membidik beasiswa bidik misi

Bagi teman-teman kelas XII, masuk ke tahun ajaran baru adalah sebuah garis start untuk bersiap meniti masa depan di perkuliahan nanti. Setuju dong? ya kalau nggak dimulai dari sekarang mau kapan lagi.

Ada banyak banget pilihan untuk kita masuk ke dunia kuliah nanti. Dari jenis kampusnya aja ada PTN, Swasta, sekolah kedinasan, politeknik, dll. Dari jurusannya, wah banyak banget deh. Begitu juga dengan cara berkuliahnya, ada yang berbayar ada juga yang gratis karena beasiswa.

Nah, coba angkat tangan, siapa yang pengen banget bisa kuliah di jurusan yang diminati tanpa harus mikirin biayanya? Satu orang, sepuluh orang, dua ratus orang, seribu orang kayaknya sih yang angkat tangan.

Ya, ibarat main games, beasiswa adalah cheat atau shortcut yang memudahkan kita bisa berkuliah dengan lancar. Tapi tentu, nggak kayak di games, untuk bisa menggunakan cheat ini, kita kudu kerja keras (banget).

Tapi, nggak ada salahnya toh jadi anak yang ambis (baca: ambisius) ngejar beasiswa? Apalagi kalau lo berencana kuliahnya di kampus favorit dan di luar negeri pula. Cita-cita yang tinggi emang nggak gampang untuk diraih, tapi percaya deh, banyak pihak yang siap membantu kita ngasih tangga biar kita bisa menggapai cita-cita kita itu. Mimpi kita nggak bisa dibatasi, kan, bro?!

Kita simak nih cerita dari kakak kita, Sharien Fitriasari yang kini tercatat sebagai mahasiswa beasiswa jurusan Biochemistry di University of Missoury, Amerika Serikat sana. Keinginan untuk berkuliah di luar negeri, udah muncul di diri puteri pasangan guru ini sejak kecil. Awalnya, ia bertekad untuk kuliah di Jepang, namun, di tengah jalan Amerika jadi pilihannya.

“Aku memang nggak ada rencana untuk kuliah di Indonesia. Pengennya di luar negeri,” kata cewek kelahiran 15 Desember 1995.

Untuk melancarkan niatnya,saat SMA, cewek yang selalu ambisius dan suka tantangan ini mengikuti mengikuti sederetan tes seleksi dari sekolahnya, Sampoerna Boarding School Malang. Di tingkat akhir SMA, sebagaimana siswa lainnya, Sharien mengikuti ujian akhir berstandar kurikulum Cambrige IGCSE, ia masuk jajaran 30 siswa dengan nilai terbaik saat itu. Ganjarannya, ia dipersilakan untuk mengikuti tes SAP untuk masuk ke universitas di Amerika. Berkat kemampuannya, hasil tes Sharien mengantarkannya di rangking lima besar.

“Karena itu saya bisa memilih untuk kuliah di kampus di Amerika. Saya memilih jurusan Biochemistry di University of Missoury, salah satu universitas terbaik untuk jurusan itu, dan memiliki jaringan dengan kampus di Indonesia,” kata peraih IPK 3,57 yang mendapatkan beasiswa juga dari kampusnya sekarang ini.

Bagi Sharien, alasannya berburu beasiswa adalah karena baginya pendidkan tuh penting banget. “Aku sangat menghormati mereka yang berpendidikan tinggi,” katanya. Belum juga selesai kuliah, cewek manis ini udah merencanakan lanjut kuliah S2 dan mencari beasiswanya.

Tag

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma