Kenalan Sama Bisnis Hand2Craft: Dari Rajin Asistensi, Bisa Menambang Rejeki

Senin, 12 September 2016 | 04:00
Hai Online

David dan Yola, si empunya Hand2Craft. Kompaknya bikin iri!

Gara-gara nggak lulus sidang skripsi, David rela menunggu satu tahun buat mengulang penulisan skripsinya (lagi). Untungnya, kegiatan asistensi yang dia lakukan waktu ngerjain skripsi yang pertama, udah sempat bikin dia jadi berani dalam bikin bisnis. Eits, tapi asistensinya bukan ke dosen, lho, melainkan ke tukang kayu. Yuk, intip kisah perjalanan bisnis Hand2Craft yang digagas David dan sang pacar!

Dari Gelang Kemudian Jam

David dan pacarnya, Yola Stania adalah dua anak muda asal Sukabumi yang merantau ke Ibu Kota untuk berkuliah. David menempuh pendidikan di Universitas Tarumanegara jurusan Arsitektur, sementara Yola menambang ilmu dari London School of Public Relations.

“Kami temenan dari SMA, sama-sama di Sukabumi. Emang satu geng, deket banget, sering ngobrol-ngobrol. Sampai waktu kuliah juga masih sering ngobrol. Terus karena sama-sama demen local brand, terus dia juga emang art banget orangnya, eh dia jadi bilang, gimana kalau kita bikin juga.” buka Yola waktu HAI ajak ngobrol beberapa saat lalu.

Ide tersebut lantas langsung dieksekusi dengan menghasilkan produk pertama berupa gelang-gelang etnik yang dibuat dari kulit, tali, dan kayu. Yola, berbekal ilmu yang didapat dari kuliah, bertindak di ranah pemasaran. Sementara David, fokus menangani pengembangan produk. Juni 2014, bisnis Hand2Craft mulai berjalan. Nggak lama setelahnya, David dan Yola pun memutuskan pacaran.

Seiring mengurusi bisnis muda Hand2Craft itu, David yang harus segera lulus kuliah akhirnya juga mulai disibukkan dengan kedatangan tugas akhir. Ruang kerja perkayuan yang memaksanya berinteraksi dengan tukang kayu pun dijadikan David sebagai bahan penelitian.

“Gue lebih sering survei ke tukang kayu, jadi banyak belajar-belajar, dari tukang-tukang, masuk nih kayu (ke Hand2Craft). Waktu itu juga sempat lihat ada jam tangan kayu, keren. Gue coba bikin aja.” jelas cowok kelahiran 25 tahun silam ini. “Ya gue belajar dari tukang kayu, terus mesin jamnya sih bongkar sendiri. Gue orangnya suka bongkar-bongkarin barang gitu sih, oh ini tuh mesinnya kayak gini, jadi tau.” lanjut David lagi.

Editor : Bayu Dwi Mardana Kusuma

Baca Lainnya