Untuk temen-temen yang di Jakarta, nama pensi Sky Avenue pasti udah nggak asing lagi. Maklum, dari tahun ke tahun, pensi SMA Labschool Kebayoran Jakarta ini emang selalu kece dan mewah. Mereka nggak pernah setengah-setengah kalau mengundang guest star.
Di pensi tahun ini yang akan berlangsung pada Sabtu, 24September imendatang ini saja mereka akan mendatangkan Sheila on 7, Kahitna, dan Tulus.
Ngeliat poster acara yang tiketnya dibanderol Rp 75.000 itu pasti kita menduga kalau butuh ratusan atau bahkan miliaran rupiah anggaran. Muncullah pertanyaan, gimana kah cara para panitia mengumpulkan dana. Apa iya cuma ngandelin sponsor?
Merah Dhaka, tim humas Sky Avenue 2016 buka cerita, nih. Ternyata, selain ngandelin sponsor dan donatur, mereka juga bergerilya untuk cari dana. Bahkan, sampe sepanjang tahun, tuh.
Lebih detilnya, ini dia beberapa cara yang bisa kita contoh juga:
1. Jualan Tiap Ada Acara Sekolah apalagi Kalau Mendatangkan Orangtua Murid
“Jadi, tiap kali ada acara kayak pertemuan orang tua, atau 17 Agustusan, kami selalu manfaatin untuk cari dana, caranya bisa dengan bikin photobooth atau jualan bunga. Dari situ, sekali jualan kami bisa dapet 3 sampai 5 juta,” cerocos cowok berkaca mata itu. Tiap kali jualan, panitia menurunkan sekitar 20 anggotanya. Nggak cuma OSIS doang, tetapi juga adek kelas juga. Kalau kayak gini, sih, beruntunglah kalian yang sekolahnya ada tingkat SD dan SMPnya. Target konsumennya makin banyak.2. Mendadak Buka Lapak
Pasti di rumah lo ada banyak barang yang udah nggak kepake tapi masih bagus, dong? Nah, itu bisa dimanfaatin, loh, untuk mengumpulkan uang. Seperti yang dilakukan panitia Sky Avenue.“Kami punya program Sky Sale. Jadi, kami ngumpulin barang-barang yang udah nggak kepake terus dijuual di komplek dekat sekolah. Barangnya bisa berupa buku, baju, dan lain-lain. Sekali jualan bisa terkumpul di atas Rp 1 juta, deh,” kata Dhaka.
Bukan jualan dari mobil, tim panitia Sky Avenue memilih buka lapak dengan menggelar meja. Semua barang dijejerin di situ. Tiap orang yang lewat bisa langsung memilih-milihnya.
3. Jualan Tiap Hari Sepanjang Tahun
Yang satu ini adalah program OSISnya. Jadi, anak-anak Labsky punya program Warkos alias warung kas OSIS. Tiap hari mereka menyebar sepaket makanan untuk dijual di tiap kelas. Dan ini mereka lakukan sepanjang tahun.“Dalam satu hari, jualan itu harus abis. Tiap kelas ada koordinatornya. Senggaknya sehari dari satu kelas bisa dape Rp 50 ribu, dan di Labsky, tuh, ada 21 kelas. Kami jualan tiap hari sepanjang tahun,” aku Dhaka.
Wah, coba itung sendiri, deh, tuh berapa uang yang didapet.
4. Tabungan Angkatan
Dhaka cerita, tiap angkatan itu selalu punya tabungan hasil iuran. Ya, tiap siswa diajak untuk rutin sumbang uang Rp 100 ribu untuk menambah saldo tabungan itu.“Itu tabungan untuk bikin Sky Avenue. Nanti surplusnya kami pakai untuk prom, buku kenangan, dll,” kata Dhaka.
Sekedar info, di tiap angkatannya, jumlah murid di Labsky tiap angkatannya adalah 240. Coba keluarin lagi kalkulator kamu dan hitung berapa jumlah yang bisa didapatnya dalam setahun.
Dhaka cerita, sejak lima tahun terakhir, Sky Avenue selalu surplus. Dia minta HAI untuk nggak nyebut angka profitnya, yang jelas dari situ temen-temen seangkatan nggak usah lagi bayar prom, buku kenangan, dan studi lapangan. Sebagiannya lagi diwariskan ke angkatan bawah.
“Tahun kemarin keuntungannya dipakai untuk disumbang ke sekolah renovasi gedung,” tutup Dhaka.
Wuih!