Ultras Autis, TIm Suporter Sekolah Yang Menang Bangga, Kalah pun Bahagia

Selasa, 06 September 2016 | 11:11
Rizki Ramadan

Ultras Autis, tim suporter SMA Bhudaya II Jakarta

HAI pertama kali nonton tim ini saat DBL Jakarta pada 22 Agustus lalu. Mereka yang berbaju hitam-hitam saat itu. Beda dengan suporter tim lawan, Ultras Autis jauh lebih heboh dalam mendukung. Dan yang paling bikin HAI kagum, stok yel-yel mereka banyak banget, bro! Sepanjang 4 quarter pertandingan basket tim putri, hampir nggak ada jeda, tuh. Nyanyi terus.

“Kami sudah menyiapkan dua puluhan lagu. Ada yang bikin sendiri, ada lagu gereja, ada juga lagu yang mengadopsi lagu suporter klub bola besar,” Arvin Lourentino, siswa kelas XII yang jadi koordinator tim. Saat ngobrol sama HAI, suara Arvin udah serek banget karena udah teriak-teriak sepanjang pertandingan.

Udah gitu, mereka juga menyiapkan koreografi khusus. Salah satunya adalah dengan melemparkan sobekan kertas di tengah-tengah yel-yel.

Selidik punya selidik, ternyata tim suporter SMA yang terletak di Jakarta Timur ini tuh udah lama berdiri. Arvin pun udah kebelet banget pengen gabung sejak dia masih di SMP Bhudaya.

“Saat gue SMP gue ngeliat kakak kelas SMA begitu fanatik untuk mendukung sekolah tanpa kenal lelah. Akhirnya setelah gue SMA, bersama angkata gue, kami serempak menghidupkan tim ini. Kita pertahankan sampai sekarang, dan semoga turun ke angkatan bawah nanti,” kata cowok berkaca mata ini.

Tim suporter ini punya semangat yang luar biasa. Selain menolak untuk jadi mainstream dan selalu mengutamakan keunikan, mereka juga punya prinsip untuk selalu tampil gila-gilaan. Nggak boleh jaim.

“Kami harus tampil pede dengan bentuk apapun di depan orang macam apapun. Kami nggak mau tampil cantik atau ganteng karena kami mau ke tribun bukan ke mall,” kata Arvin. Nggak peduli kapan jadwalnya, Arvin cs. selalu siap untuk datang mendukung tim sekolahnya. Seminggu sebelum tim mereka pertama kali tanding, tim suporter udah mulai rajin berlatih sepulang sekolah.

Asiknya, pihak sekolah ngedukung banget keberadaan suporter ini. Selain nggak pernah diusik saat latihan sepulang sekolah, guru-gurunya pun suka ikut berkontribusi. Guru teater contohnya, yang ikut bantu ngarahin koreografi dan bikin yel-yel. Untuk atribut tim, mereka patungan. “Biasanya kami ambil untung di penjualan tiket, tapi untungnya itu buat bikin atribut-atribut, kok, bukan untuk kordinator.”

Arvin rela mencurahkan segala tenaganya karena dia yakin kalau kehadiran suporter itu penting banget bagi kemenangan tim. “Di pertandingan basket, suporter itu adalah pemain ke-6. Bukan kalah dan menang yang kita cari tapi gimana cara kami tampil hebat di hadapan semua orang, kalah kita bangga menang kitaa bahagia,” tegasnya.

Wuih. Pantes aja nggak kurang dari 10 penghargaan Best Supporter udah mereka raih. Salut!

MARS Ultras Autis

Di dalam stadion kita bersaudara

Satu cita dukung Bhudaya

Semangat membara, bernyanyi bersama

Demi sebuah mimpi, jadi juara!

Terbanglah… Tinggi… Kau di angkasa…

Tunjukkan pada semua, pada dunia.

Budhaya pun juga punya kebanggaan

Budhaya Dua kami mendukungmu

Semangat kami, tak kan pernah padam.

Suara kami pun takkan pernah hilang.

Yakinilah bahwa kau takkan sendirian

Di sini kami selalu mendukungmu.

Tag

Editor : Hai Online