Tim Suporter Sekolah: Bikin Jiper Lawan Walau Nggak Di Lapangan

Selasa, 06 September 2016 | 07:44
Rizki Ramadan

tim suporter We Are Stece dari SMA Stella Duce 1 Yogyakarta

Coba bayangin deh, lo makan gado-gado tapi nggak pake bumbu kacang. Aneh banget kan?! Dalam gado-gado, sayur dan bumbu kacang itu bener-bener saling melengkapi. Salah satu nggak ada, maka gado-gado nggak bakal jadi. Sama persis kayak nonton pertandingan olahraga antar sekolah. Untuk ngerasain pertandingan yang utuh nggak cuma harus ada tim yang tanding di lapangan, tetapi juga tim suporter di bangku penonton.

Pada periode 21-27 Agustus lalu, HAI beberapa kali mampir ke Developmental Basketball League (DBL) 2016 Jakarta. Di kompetisi basket antar pelajar SMA se-Jakarta itu HAI makin ngebuktiin kalau Tanpa suporter, pertandingan nggak ada gregetnya! Bahkan ada, lho, sebagian temen kita yang datang ke pertandingan cuma biar ngeliat suporternya. Kalau udah gitu, kunjungan dia ke lapangan tuh jadi menonton penonton. Hehe. Apalagi nggak sedikit tuh ada cewek cakep yang ikut lompat-lompat sambil menyanyikan yel-yel. Nggak cuma bikin seger mata, tapi juga bikin baper hati. Hehehe.

“Gimana pun, kehadiran suporter, tuh, membawa keseruan pertandingan,” kata Arvin Lourentino, siswa SMA Bhudaya 2 Jakarta yang sering dateng ke pertandingan cuma demi menyaksikan kehebohan penonton.

Ya, betul banget. Soalnya, para tim suporter tuh nggak pernah setengah-setengah mendukung timnya. Segala tenaga dan kreativitas dikerahkan.

Kita dengerin nih cerita Arvin. Demi mendukung tim basket putri dari sekolahnya, dia rela jadi koordinator angkatan. Di sekolah, empat hari sebelum timnya tanding, Arvin mengomando temen-temennya untuk latihan. Dari mulai bikin yel-yel sepaket dengan gerakan-gerakan khasnya, bikin spanduk dukungan, dan nyiapin senar drum.

tim suporter SMAN 3 Jakarta mendukung pemain yang bertanding di DBL 2016 Jakarta
“Kami sampai ngajak guru teater untuk ikut membimbing bikin yel-yel,” kata cowok berkaca mata ini.

Hingga pada Minggu (22/08), hari pertama timnya tanding, nggak kurang dari 120 temennya dari kelas X-XII datang ke GOR Soemantri Jakarta Selatan. Mereka semua berbaju hitam. Satu sesi tribun terisi penuh. Begitu timnya main mereka langsung heboh menyanyikan yel-yel. Nonstop. Spanduk jumbo pun mereka udah siapkan. Begitu juga dengan potongan kecil kertas yang kemudian ditebar berbarengan di tengah-tengah pertandingan. Seru!

“Kami sudah menyiapkan dua puluhan lagu untuk. Ada yang bikin sendiri, ada lagu gereja, ada juga lagu yang mengadopsi lagu suporter klub bola besar.” Sepanjang pertandingan, Arvin dan satu orang temannya jadi pemandu. Dia nggak ragu untuk naik ke tepi tribun demi memimpin temen-temennya. Dia teriak nggak ada henti, bro! sampai saat ngobrol sama HAI setelah pertandingan pun suaranya serak gitu.

“Satu tambah satu, dua.

Dua tambah satu, tiga.

TIGA! TIGA! TIGA! TIGA!”

Tim suporter dari SMAN 3 Jakarta juga nggak kalah heboh saat mendukung timnya pada Selasa (23/08) kemarin. Yel-yel tadi adalah salah satu yel andalannya. Sekolah yang terletak nggak lebih dari 5 KM dari GOR itu sukses mendatangkan banyak banget massa. Bahkan kepala sekolah mereka pun nyempil di tribun pendukung.

Tim yang anggotanya dicomot dari Recedivies, kelompok anak-anak tongkrongan, ini juga jago banget ngomporin suporter tim lawannya. Salah satunya dengan menyanyikan yel-yel ini: “Bebek Soang-Soang. Musuhnya diem doang!”

tim suporter SMAN 3 Jakarta mendukung pemain yang bertanding di DBL 2016 Jakarta
Tanpa Suporter, Pemain Loyo!

Defin, salah satu pemain dari tim basket putra SMAN 3 Jakarta ngaku kalau dukungan suporter tuh gede banget pengaruhnya terhadap semangat tandingnya. “Dengan suporter kami jadi semangat. Bisa bikin tim menang. Kemenangan tim, 50 persennya dipengaruhi oleh suporter. Terus, kalau grogi, tapi ngeliat ada suporter, gue jadi nggak grogi lagi. Dan gue belum pernah tuh jiper karena suporter tim lain karena suporter tim gue pasti lebih gokil,” kata cowok bernama panggil Tato yang ngaku belum pernah tanding tanpa didukung tim suporter sekolahnya ini.

Vera Khairifah, panitia DBL Jakarta 2016 pun bilang kalau kehadiran suporter itu penting banget. Itulah mengapa di tiap kompetisinya, DBL selalu nyiapin penghargaan Best Supporter.

“Dukungan moriil itu penting banget. Karena itu suporter dibutuhkan. Kami pun menyiapkan penghargaan Best Supporter. Kami melihat kekompakan, kreativitas yel-yel, dan jumlah pendukung yang datang, serta sportivitas. Nggak boleh ada yel-yel yang memprovokasi ke keributan, deh,” kata Vera.

Sepakat! Para suporter yang seru, kreatif, dan sportif itu ngaruh banget ke pertandingan. Dari bangku penonton mereka juga ikut bertanding, membakar semangat pemain demi mencapai kemenangan. Dengan yel-yel dan aksinya itu, menonton pertandingan pun jadi sangat berkesan. Pulang dari GOR bisa seseneng pulang dari kencan sama si doi, deh. Hehehe.

Tag

Editor : Hai Online