Kamu nggak salah, pasien dari dokter ini kebanyakan adalah mayat. Kerjaannya pun bedah-bedan badan. Tapi jangan dulu anggap profesi ini menyeramkan dan kudu dihindari. Pasalnya, profesi ini mulia banget, dan tentu dibutuhkan!
“Dokter forensik kerjanya membantu menegakkan keadilan dan kebenaran dengan menggunakan ilmu kedokteran. Kita mengungkap fakta yang berkaitan dengan tubuh manusai, kami menyelediki bukti yang menempel pada manusia. Data itu dipakai untuk bukti hukum,” kata Dr. dr. Yuli Budiningsih, SpF, Kepala Departemen Forensik RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo. Yap, dokter forensik, adalah dokter merangkap detektif, sob!
Ada dua jenis kematian, pertama kematia yang wajar, yaitu karena penyakit. Kedua, yang tidak wajar, misalnya karena kecelakaan, pembunuhan atau bunuh diri. Nah, menurut Dokter Yuli, dokter forensik lebih sering berurusan dengan yang kedua.
Kepada mayat, mereka melakukan pemeriksaan. Entah itu sekedar pemeriksaan eksternal, yaitu melihat kulit dan pakaian saja, atau hingga melakukan otopsi, yaitu membedah tubuh jenazah, memeriksan organ-organ dalam tubuh, demi mencari sebab kematian yang pasti.
“Misalnya, pada kecelakaan seseorang yang terlindas truk. Setelah diotopsi, jadi bisa tahu kalau ternyata dia matinya bukan karena kecelekaan, melainkan ditusuk dulu baru dilempar ke jalan. itu bisa diketahui dari lubang ditubuhnya,” cerita perempuan yang sudah menjalani profesi ini sejak 1991.
Contoh lainnya, pada kecelakaan transportasi, supir, pilot atau masinis wajib hukumnya diotopsi. Biar diketahui penyebab terjadinya kecelakaan, karena bisa saja karena ngantuk, masalah di jantung, atau pengaruh obat-obatan.
Nah, yang belum banyak diketahui adalah, ternyata dokter forensik itu nggak melulu berususan sama jenazah. Korban yang hidup pun turut diselidiki.
“Kami memeriksa korban penganiayaan, kekerasan di rumah tangga hingga kekerasan seksual. Memberikan visum et repertum untuk para penyidik kasus,” kata dokter murah senyum ini.
Soal jam kerja, dokter forensik pun harus stand by selama 24 jam. Menurut Dokter Yuli, ini dilakukan untuk bisa memberikan data yang cepat. “Kalau dulu, sih, kami kerja jam kantor saja. Kalau ada kasus malam, jenazah baru diotopsi besoknya. Tapi sekarang masyarakat menuntut cepat, jadi kami stand by 24 jam. biar keluarga nggak terlalu menunggu lama jenazah terlalu lama juga,” papar dokter yang mengepali 12 dokter forensik lainnya.
Nah, Dokter Yuli bercerita, kalau sekarang ini Indonesia cuma punya dokter forensik nggak lebih dari 200. Itu bukti, kalau profesi ini sangat dibutuhkan. Jadi, untuk kamu doyan dengan dunia kedokteran dan punya jiwa detektif, profesi ini mesti jadi pilihan!