Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan bilang, budaya literasi kita itu belum terbentuk sempurna di masyarakarat Indonesia. Hal ini, antara lain terlihat dari perilaku masyarakat, termasuk anak mudanya yang katanya belum punya kebiasaan membaca buku.
”Saat ini, gerakan literasi yang ada hanya literasi membaca WA (Whatsapp Messenger),” ujarnya dalam acara seminar nasional di SMA Pangudi Luhur van Lith, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Kamis (25/8) lalu.
Seperti dikutip dari Kompas, pak Anies melihat membaca WA atau pesan singkat di telepon jelas punya dampak berbeda dari aktivitas membaca buku. Saat membaca buku, terjadi proses berpikir reflektif pada pembacanya, sementara membaca WA berkali-kali itu merupakan distraksi yang kadang memecah konsentrasi satu aktivitas tertentu, sehingga pikiran jadi jarang terlatih untuk berpikir lebih kritis dan mendalam.
Untuk itu, pak Anies menyarankan kita untuk mau meluangkan waktu membaca karena dengannya momen perenungan dari isi buku biasanya akan memberikan inspirasi dan memunculkan ide-ide kreatif.
Makanya, pak Anies berharap betul nih, kondisi tersebut bisa berubah, Baik sekolah maupun lingkup keluarga di rumah mau ikut terlibat melakukan pendidikan literasi sejak usia anak-anak.
”Ke depan, saya berharap generasi kita punya kebiasaan membaca. Terbiasa membaca saat ada aktivitas luang di mana pun, membaca saat menunggu bus, atau membaca saat menunggu antrean di bank atau di rumah sakit,” uajrnya lagi.
Mungkin membaca saat nunggu pacar kamu lagi make up, sebelum jalan bareng di malam minggu hehehe!