Everythings Falls Away, Kesel Dengan Dunia Politik

Kamis, 25 Agustus 2016 | 11:43
Salman Achmad

Everythings Falls Away

Kehidupan politik tuh emang bikin keki ya guys, karena banyak diselingi intrik dan pencitraan. Sampai-sampai kita pun ikutan pusing, karena bingung membedakan mana yang bener dan mana yang nggak. Bahkan, saking keselnya sama politik, banyak musisi atau band yang membuat lagu bertemakan politik.

Hal ini juga yang dilakukan oleh keempat pemuda asal Bekasi, yang tergabung dalam Everything Falls Away. Band yang beraliran metal ini berformasikan Oki (vokalis) Tommy (drummer), Lutfi (gitaris), Bima (gitars) dan Apit (Bass) mengaku kesal dengan kondisi politik.

“Gue coba mengutarakannya lewat lagu. Karena pas gua nonton tivi, isi beritanya politik, demo, sampai pencitraan tokoh politik. Gue kesel, akhirnya gue coba melontarkan emosi gua ke musik dan lewat lirik yang gue tulis,” ujar Oki.

Bahkan sang vokalis pun menambahkan, kalau metal itu cocok banget untuk proses meluapkan emosinya. “Apalagi pas gua menyanyikannya dengan scream, kan sama halnya dengan gue mengutarakan. Maka dari situ gua coba concern ke politik,” imbuh cowok yang gemar makan sate ini.

Kuintet ini pun telah menelurkan satu buah EP, yang berjudul Brightest Place. EP ini memiliki 6 lagu yang saling bercerita di setiap tracknya. Satu mini album ini berseragam kok, bercerita tentang politik, kalau kalian mau cari lagu cinta sih nggak ada, haha.

“Itu gue(vokalis) bikin cerita yang nyambung dari awal track 1 sampai track 6. Seperti tentang gimana sih rasanya ada di posisi jadi orang-orang yang terbuang karena korupsi, uang-uang yang harusnya buat mensejahterahkan orang lain malah dimakan sendiri. Tapi kami mengambil bahasa yang ringan dan sederhana saja,” cakap Oki.

Ketika ide tentang mengangkat tema politik ini diusulkan oleh sang vokalis. Keempat personal lainya langsung setuju, setuju mereka ada dua alasan lho. Pertama, karena mereka mentok untuk mikir ide lain, dan yang kedua, karena sudah didesak untuk take vokal sama studio rekaman.

Selain soal politik yang bikin mereka kesel, sulitnya venue atau tempat untuk bikin gigs pun bikin mereka kesel dan sedih juga. Apalagi banyak venue yang mati di daerah Bekasi, jadinya mereka nggak punya tempat untuk manggung lagi.

“Venue udah banyak yang mati. Apalagi di Bekasi, Udah nggak ada sama sekali. Kalau menurut gua alasan venuenya mati karena komunitasnya sendiri sih, Komunitas sering merusak di venue tersebut jadi susah lagi untuk ngurus perizininan,” pungkas sang gitaris.

Tag

Editor : Hai Online