Apa yang membedakan komik Marvel dan komik Doraemon? Selain genre ceritanya, satu hal yang paling beda dari keduanya adalah gaya gambarnya. Komik Marvel selalu menampilkan gambar yang realis, semenara komik macem Doraemon lebih kartun gambarnya. Simpel banget karakternya. Tapi, baik Doraemon atau pun komik-komik Marvel punya kesamaan: sama-sama terus dikenal sepanjang masa.
Itu menjadi bukti kalau sebenernya kita nggak perlu ngasah skill sampai bisa gambar realis dulu untuk nyoba mulai bikin komik, dengan karakter gambar yang simpel komik kita juga bisa bikin pembaca ketagihan.
“Karakter simpel itu lebih mudah diinget. Mudah masuk ke kepala orang,”......ujar Faza ‘Meonk” sang komikus Si Juki saat HAI temui di sesi talkshow LINE Creative Day, pada 6 November lalu. Lebih lanjut lagi, komikus tetap Webtoon ini berbagi tips untuk kita mulai bikin komik dengan karakter simpel. Yuk, simak!
Mengembangkan Cerita dari Kekuatan Karakter Tokoh
Perlu kita pahami dulu, sebuah komik dengan karakter yang simpel biasanya menguatkan peran si karakter utamanya. Cerita di sebuah komik, jadi nggak berasa gregetnya deh kalau bukan dilakoni sama si karakter simpel itu.
“Contohnya Spongebob. Kalau nggak ada Sponge Bob-nya nggak ada ceritanya. Yang membentuk ceritanya adalah karakternya,” ujar cowok yang juga jadi CEO Pionicon Management ini.
Matengiin Konsep Visual Karakter
Walau secara visual simpel, sebuah karakter tetap kudu punya konsep yang kuat. Untuk itu, komikus kudu mikirin dulu sebelum eksekusi gambar.
Menurut Faza, ada empat unsur penting yang perlu diperhatikan dalam konsep karakter. Pertama, latar belakang karakter yang mencakup daerah asal karakter, lingkungan tempat tinggalnya, sampai bagaimana keluarganya.
Kedua, ciri fisik. Tentuin, dia mau jadi karakter yang lucu, dan terlihat lugu, atau serius, misalnya. Sesuaikan juga dengan latar belakangnya.
Ketiga, sifat. Menurut Faza, karakter itu sifatnya harus seimbang. Nggak boleh terlalu baik. Harus ada sisi negatifnya juga. Selain itu, karakter juga perlu punya kesukaan. “Kita bikin, deh, tuh, daftar sifat dan kesukaannya. Dari situ bisa muncul ide cerita.”
Terakhir, ciri khas. “Gaya bicara dan gaya dia berjalan misalnya, itu bikin karakter kita semakin berciri khas,” papar Faza.
Tentuin Brand Image Karakter
Yap, seperti sebuah produk, karakter juga kudu punya brand image. Itu yang nentuin seperti apa karakter kita pengen dikenal kayak gimana sama pembaca. “Misalnya, Doraemon kan kita kenal sebagai penolong, baik hati, tapi suka marah-marah. Kalau tiga sampai empat ciri karakter kita udah diingat, berarti sudah berhasil,” ujar cowok yang hobi pake topi caping ini.
Mulai Gambar
Setelah matang di konsep, langsung deh kita mulai coret-coret bikin karakternya. Berdasarkan list konsep yang udah kita buat, pasti proses gambar bakal makin gampang, “Bisa mulai dari bikin basic shape-nya, atau bikin siluetnya.”
Bikin Bank Karakter
Nah, kalau udah fix bentuk karakternya kayak gimana, yang perlu dilakukan adalah bikin bank karakternya. “bikin gimana dia tampak depan, tampak belakang. Bikin juga bank ekspresinya. Gimana mukanya kalau lagi marah, lagi senang dan lagi sedih. Kalau udah punya itu, kita jadi punya acuan. Komik kita jadi konsisten gambarnya,” kata Faza.
Terakhir, konsistenlah bikin komiknya. Bikin sesering mungkin, perbanyak latihan. Dan jangan malu untuk dipublis. Kalau udah mulai banyak yang suka, jangan ragu untuk ngebawa karakter lo ke wujud lainnya, entah itu animasi, film, buku, atau produk merchandise.
Untuk menutup tulisan, nih, ada quote asik nih dari Faza:
“Because comic is not merely about good artworking. Comic is also about good storytelling”.
Selamat mencoba.