Pernah denger ajang kompetisi fotografi bertajuk Photo Face-Off yang tayang di chanel TV History Asia? Yap! Ajang kompetisi fotografi satu ini cukup bergengsi buat pegiat fotografi se-Asia. Dan sebentar lagi, setelah sukses dengan dua musim sebelumnya, Photo Face-Off Season 3 bakalan tayang, lho, mulai 8 September mendatang.
Yang membanggakan, 3 dari 12 peserta kompetisi ini berasal dari negara kita, Indonesia. Dan yang lebih menginspirasi, salah satu pesertanya ternyata memiliki kekurangan fisik sejak lahir. Pasalnya, salah satu peserta asal Indonesia bernama Christianto Harsadi itu, merupakan seorang tuna rungu alias nggak bisa mendengar.
Cowok yang akrab disapa Anto itu pertama kali tertarik sama fotografi sejak tahun 2008, namun mulai menekuni dunia ini di tahun 2013 waktu ia berhasil memiliki kamera DSLR saat ikut kuliah di kelas fotografi. Anto ngaku, dia pertama kali tersihir oleh foto senyuman orang hasil jepretan temennya, dan langsung pengen bikin foto kayak gitu. Dia pun serasa ‘dipinang’ sama DSLR dan pengen menekuni bidang ini dengan serius.
Waktu tau ada kompetisi yang namanya Photo Face-Off Season 1, Christianto langsung pengen banget ikutan kalo ada kompetisi Season 2-nya. Sayang, dia nggak lolos. Namun, kegigihannya berhasil menghantarkannya menjadi peserta di Season 3 ini. “Mimpi saya benar-benar menjadi kenyataan,” ungkap Anto.
Salutnya, meski memiliki kekurangan fisik sejak lahir, Christianto nggak pernah menganggapnya musibah. “Saya terima ini sebagai anugerah dari Tuhan. Kekurangan ini justru membuat mental saya lebih kuat,” ujar peserta Photo Face-Off Season 3 asal Indonesia yang paling muda ini. Untuk berkomunikasi dengan orang lain, cowok berusia 25 tahun ini menggunakan berbagai cara kayak bahasa isyarat, atau menulis secarik kertas.
Waktu HAI tanya soal visinya di masa depan, jawabannya pun lumayan bikin kita tertohok lho. Mulia banget, soalnya. “Aku mau jadi fotografer profesional dan mengajar teman-teman tuli di Indonesia untuk memajukan dan ngembangin dunia fotografi dalam menghadapi daya saing MEA,” jelasnya gamblang.