Awalnya, Dermawan Bakri dan kawan-kawannya percaya banget sama guru-guru di sekolahnya. Orang yang mendidik mereka, nggak mungkin melakukan hal jahat seperti korupsi, misalnya. Namun pandangan itu berubah ketika mereka masuk OSIS. Lalu akhirnya, para pelajar SMA ini bongkar kasus korupsi guru di sekolah mereka.
"Mereka nggak sebaik saat di depan kelas," buka Dermawan, mantan ketua OSIS di sebuah SMA di Solo itu.
"Semuanya bermula dari OSIS. Contohnya pas kemarin saya jadi ketua OSIS, pas AKSEN (sejenis Pensi, RED) yang saya selenggarakan, di anggaran dapat dana Rp. 12,5 juta. Tapi sama sekolah dipotong Rp 2,5 juta. Lalu kami tanya kenapa dipotong, katanya buat makan para pembina," ucapnya.
Dermawan juga bingung ketika pengeluaran kesiswaan tahunan mencapai angkat Rp. 200 juta. "Saya hitung cuma Rp 45 juta," akunya.
"Yang dibacakan di depan ketua OSIS, beda dengan yang di laporan. Dananya yang lain ke mana?" paparnya.
Akhirnya, kebusukan para guru di SMA itu terungkap. Semua tekanan mereka hadapi dengan berani. Pembongkaran kasus korupsi di sekolah ini terekam oleh pembuat film dokumenter bernama Steve Pillar Setiabudi, dalam karya yang berjudul "Our School, Our Lives".
Dikutip dari 9808 Films, Pilar awalnya hendak menguji kadar kesadaran politik para subjeknya yang masih belia, murid-murid kelas tiga SMA yang akan segera menapak ke Perguruan Tinggi. Dalam perkembangannya, para murid kelas tiga di sebuah SMA di Solo ternyata tak hanya bermimpi di siang hari tanpa melakukan apa-apa untuk mewujudkan perubahan, mereka dengan cara yang matang dan sistematis berhasil mengumpulkan sejumlah bukti praktik korupsi yang selama ini berlangsung di sekolah mereka.
Penasaran sama aksi para pelajar SMA pemberani ini? Tonton video dokumenternya di bawah ini yuk!