Ganteng-Ganteng Daan Mogot: Remaja Ini Berani Lho Ikut Perang Kemerdekaan RI

Selasa, 16 Agustus 2016 | 23:15
Hai Online

Perwira Daan Mogot

Pada usia 17 tahun, Daniel Elias Mogot alias Daan Mogot sudah menjadi direktur Akademi Militer. Bersama PETA, ia ikut melucuti senjata tentara Jepang yang bermarkas di Leng-Kong, Tangerang. Sayangnya, dalam pertempuran sengit itu, perwira Daan Mogot meregang nyawa, ia gugur dalam mempertahankan hak kemerdekaan Tanah Air kita.

Tentu sudah jarang sekali kita bisa menemukan anak muda seperti Daan Mogot yang mau fokus merintis dunia militer sejak masih remaja dan berani ikut dalam perang di awal kemerdekaan RI.

Sekarang kita hanya bisa melihat makamnya di Taman Makam Pahlawan (TMP) Taruna, Tangerang Selatan. Atau mengingatnya menjadi nama sebuah jalan. Padahal dia salah satu pahlawan lho, pahlawan yang sejak remaja mau ikut mempertahankan kemerdakaan kita.

"Orangnya ganteng, gagah dan masih muda," kata Jari (64), juru makam di TMP Taruna, Tangerang Selatan sembari menunjukkan sebuah makam dengan sebilah salib di atasnya.

Batu nisan yang ditunjuknya itu tertulis nama: Daan Mogot. Dia lahir tanggal 28 Desember 1927 dan wafat tanggal 25 Januari 1946.

Seperti yang diceritaka pak Jari, Daan Mogot termasuk lelaki yang cukup tampan. Hidungnya bangir. Kulitnya putih. Penampilannya bisa disebut kinyis-kinyis. Ada yang bilag mirip Rizky febian, tapu tidak juga, sebab sebagian orang justeru menganggap Daan memiliki darah Belanda. Padahal, dia seorang putra asli Indonesia yang lahir di naha Sulawesi Utara (Celebes) di Manado pada 28 Desember 1928 silam.

Daan Mogot hijrah ke Jakarta pada usia 11 tahun. Ayahnya, Nicolaas Mogot saat itu ditugaskan menjadi Kepala Lapas Cipinang, Jatinegara, Jakarta Timur, ia bersama ibunya Emilia Inkiriwang ikut serta merantau di Batavia.

Nggak heran sekarang Daan Mogot lebih banyak dikenal sebagai nama sebuah jalan yang menghubungkan Jakarta, mulai dari perempatan Grogol, Jakarta Barat hingga perbatasan Kota Tangerang, Banten.

Meski begitu, sebenarnya pemberian nama Jalan Daan Mogot bukan karena kegagahan dan kegantengan Daan. Lebih dari itu, perjuangan dan keberaniannya dalam meraih dan menjaga kemerdekaan RI pada peristiwa di Leng-Kong, Tangerang yang menjadi pertimbangan mengapa namanya diabadikan.

Tag

Editor : Hai Online