Jadi pembalap motor itu nggak cuma butuh nyali tinggi, dan motor ngebut aja, bro, tetapi butuh juga yang namanya kecerdasan. Itulah yang ditonjolkan dari balap motor jenis gymkhana ini. Para peserta nggak cuma harus bisa cepat, tetapi juga harus pandai membaca petunjuk yang ada di tiap rintangan di lintasan.
Belakangan, jenis balap satu ini makin rame dikompetisikan. Yang paling hangat, sih, Final Battle Honda Sonic Infastion 2016 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, (6/8) kemarin. Kompetisi yang udah masuk tahun kedua ini mempertemukan 16 pembalap gymkhana terbaik kalangan umum dan pelajar dari berbagai kota.
Balap gymkhana nggak cuma seru bagi pesertanya aja, tetapi juga bagi para penontonnya. Tapi, sering kali, saat nonton banyak penonton yang bertanya-tanya tentang aturannya. Soalnya, nggak sedikit tuh pesertanya yang tiba-tiba didiskualifikasi.
Nah, sebelum cengo saat nonton, kita kenalan dulu yuk.
1. Adu Cepat, Adu Cerdas.
Jadi, peserta ditantang untuk adu cepat menyelesaikan satu putaran di lintasan rumit penuh tantangan. Nggak jauh beda lah sama kuis cerdas-cermat, gymkhana juga butuh kecerdasan dan kecermatan dalam membaca tanda yang ada di tiap cone di lintasan.
“Gymkhana itu butuh keseimbangan, kelincahan, dan daya pikir. Emang butuh pebalap yang benar-benar cerdas,” kata M Torik, instruktur gymkhana dari komunitas Honda Stunt Rider.
Segala teknik dalam balap dibutuhkan juga di gymkhana. Dari mulai drifting, slalom, dan drag.
2. Berawal Dari Balap Kuda
Jangan liat cuma dari katanya, gymkhana nggak ada hubungan apa-apa sama gym, apalagi Aa Gym, bro. Selidik punya selidik, gymkhana ini dari kata “O-Mok-See”, aslinya dari suku asli Amerika, Indian. Sebelum ada motor dan mobil, mereka menggunakan kuda untuk adu cepat mengambil bendera kecil di lintasan penuh tantangan.
Gymkhana mulai popular sejak tahun 1970, Jepang yang pertama mengadopsinya untuk memenuhi kebutuhan balap dengan budget rendah dan arena balap yang terbatas. Selanjutnya, virus gymkhana nyebar ke banyak negara, termasuk Indonesia.
3. Banyak Aturan, Rentan Didiskualifikasi.
Gymkhana adalah balap motor yang sarat dengan aturan. Udah gitu, jalur treknya tuh cuma dibentuk dari rententan cone saja. Kalau nggak jeli, bisa salah jalur.
Dalam melintas, pembalap harus memperhatikan cone yang akan dilewatinya. Tiap cone punya tandanya masing-masing. Misalnya, cone berwarna hijau artinya peserta harus meliuk ke kiri, cone berwarna merah artinya harus meliuk ke kanan. Nah, kalau bertemu tiga cone berdempetan dalam satu warna, misalnya, artinya peserta kudu memutari cone itu sebanyak tiga kali.
Selain itu, ada juga sistem pinalti yang hukumannya adalah penambahan waktu sebanyak 3 detik. “Jika original time-nya 1 menit, dan pembalap kena dua kali pinalti, misalnya, maka total waktu yang dicatat adalah 1 menit 6 detik,” kata Torik.
Pinalti diberikan atas pelanggaran ini:
- Kaki menapak (pinalti 3 detik)
- Menyenggol cone di lintasan. (pinalti 3 detik)
- Menyenggol cone hingga jatuh (pinalti 5 detik)
- Finish nggak pas di garisnya (pinalti 5 detik)
- Motor jatuh
- Pembalap mengambil jalur yang salah.
“Balap gymkhana itu seru, beda kayak balap lain. Ada banyak tantangannya,” kata Indra Rahmat, pembalap 23 tahun asal Makassar yang kemarin menjuarai balap gymkhana kelas pelajar di Final Battle Honda Sonic Infastion 2016.