Karin Novilda alias Awkarin, sama sekali nggak menolak waktu HAI mengajaknya main ke kantor redaksi pada Rabu (27/7) lalu. Ketika menyerbu markas HAI barengan beberapa orang temennya yang mungkin udah sering lo liat wujudnya di Instagram atau di VLOG-nya, salah satu kru HAI langsung nyulik Karin sebentar buat difoto dan diunggah ke akun Instagram milik HAI. Tujuannya ya, untuk menghimpun pertanyaan yang mungkin ingin ditanyakan oleh sebagian besar orang yang ngikutin perkembangan berita daricewek berusia 19 tahun ini.
Terbukti, nggak lama setelah fotonya di-upload, ratusan komentar langsung masuk membanjiri Instagram HAI. Bahkan hingga tulisan ini dibuat, komentar-komentar lain juga masih masuk aja ke foto tersebut. Ada, sih, yang bener-bener melayangkan pertanyaan. Namun nggak sedikit juga, nih, yang berpendapat kalo Karin nggak layak masuk majalah.
Pasalnya, menurut beberapa pengguna Instagram yang komen di fotonya Karin, cewek alumni SMA 58 Jakarta ini nggak cukup inspiratif sampe perlu diliput media. Ada juga yang nambahin, kalo Karin nggak punya prestasi apa-apa, tapi cuma bisa cari sensasi aja. Wah, sahut-sahutan antar pengguna Instagram pun jadi penuh banget di kolom komennya HAI. Lantas, gimana sih tanggapan Karin setelah baca komentar-komentar yang lumayan nyelekit itu?
“Buat semua yang komen, yang bilang aku cuma cari sensasi doang, atau HAI-nya yang ikut cari sensasi karena ngeliput aku yang kalian kira cuma segala yang negatif-negatif aja, sebenernya kalian salah, karena kalian juga belom ketemu gimana aku aslinya, dan yang kalian lihat dari media, yang ditunjukin selama ini hanya sisi-sisi jelek yang aku punya aja,” ujar Karin.
Waktu wawancara, selain sempat curhat tentang permasalahan yang belakangan ini menimpanya, kepada HAI, sebetulnya Karin juga menceritakan banyak strategi yang sebenernya dia pake buat menambah followers-nya di Instagram. Bagaimana dia mengatur media sosialnya, dan bereksperimen lewat feeds-nya. Jadi, lebih lanjut lagi, Karin sempat mengajak kita sama-sama untuk berpikiran lebih terbuka.
“Kalau dibilang sensasi, kalian salah besar. Coba deh open-minded sedikit, coba lihat sisi positif yang orang lain punya, jangan melihat sisi negatifnya aja kalau belum ketemu orangnya,” timpalnya gamblang.
Begitu? Ada komentar?