Jangan Gengsi Curhat ke Guru BK, bro!

Rabu, 27 Juli 2016 | 12:31
Rizki Ramadan

Pengakuan Pelajar SMA Korban Pelecehan Seksual Oleh Gurunya di Sekolah

Coba angkat tangan, siapa yang suka curhat atau konsultasi ke guru bimbingan konseling (BK)? Wah, kayaknya nggak banyak yah. Saat HAI melakukan survei ke 109 siswa SMA dari berbagai kota pun terlihat bahwa 50,9%-nya menyatakan kalau mereka nggak pernah konsultasi sama sekali ke guru BKnya. 13%nya hanya pernah konsultasi satu kali dalam satu semester, dan hanya 10,2% yang memanfaatkan banget layananan guru BK dengan curhat lebih dari 5 kali dalam satu semester.

Kalau survei ini dikerucutin ke para cowok, pasti jumlahnya lebih ekstrem lagi. Maklum aja sih, soalnya di kalangan para cowok, curhat tuh dikesankan sebagai kegiatan yang lembut dan menye-menye. Nggak macho! Apalagi kalau curhatnya soal perasaan dan cinta. Karena itu, kebanyakan cowok memilih untuk memendam masalahnya sendiri, atau melampiaskan dengan melakukan hobi, sukur-sukur sih kalau hobinya nggak nakal, yah.

Imam, guru BK dari SMAN 31 pun mengakuinya, “Sedikit banget cowok yang curhat, kalau ada pun biasanya malu-malu gitu.”

Padahal, sebagai remaja sekaligus pelajar, kita tuh butuh banget yang konsultasi tentang segala kebingungan, maupun kegamangan terkait segala masalah yang ktia hadapi. Lo diajak partai sama temen seangkatan lo gara-gara cewek? bingung menghadapi pacar yang selalu ngajakin main ke rumahnya yang lagi kosong? merasa guru Fisika lo terlalu banyak ngasih tugas? kesal sama orangtua di rumah yang doyan banget berantem? Atau bingung mau pilih jurusan Akuntansi atau Teknik Nuklir? Masalah apapun bisa kita curahkan ke guru BK kok. Seluruh siswa, seperti disebut juga oleh pak Imam, berhak atau empat macam bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial,bimbingan belajar, dan bimbingan karier.

Pilihan Tepat Untuk Curhat

Amalia Puspita Dewi, siswi kelas X SMAN 13 Jakarta, merasa jengah dirinya sering di-bully teman-teman di sekolahnya. Namun, ia tahu jika curhat ke orangtua maka ia malah akan kena omel lagi. Karena itu, guru BK menjadi pelariannya yang dikenal sebagai seorang guru good listeners.

“Dia (guru BK) gue bilang kalau gue harus banyak sabar nga nggak usah benar-benar peduli sama yang dilakukan teman-teman yang suka nge-bully dan nge-judge gue,” certa Amalia “Yang gue rasain setelah curhat ke guru BK gue tuh beban jadi terasa enteng.“

Saat merasa hidupnya dalam masalah berat, Farisa Aidilla Alfas, teman kita dari SMAN 13 Jakarta pun milih untuk bercerita ke guru BK-nya. Saat itu di keluarga Farisa tentang terjadi kekisruhan.

“Jadi, waktu itu gue bener-bener lagi menghadapi masalah berat dalam hidup gue. Nah, temen gue menyarankan untuk gue cerita ke guru BK. Biar tahu pandangan orang dewasa tentang masalah gue ini. Awalnya gue nggak mau juga, tapi gue coba kumpulin kepercayaan gue ke guru. Akhirnya gue nggak nyesel sih cerita ke beliau, “cerita Farisa.

Setelah cerita ke guru BK-nya, Bu Dwi, yang dikenal sebagai guru yang asik dan mengayomi itu, Farisa ngaku kalau hatinya jadi plong. “Plong banget asli!. Beban yang tadinya terasa seberat tabung gas elpiji ditambah karung beras dan galon air diangkat dari punggun gue. Gue juga menerapkan saran-saran yang beliau kasih. Nggak lama setelah itu pun masalah gue pun beres. Gue bisa mulai belajar lebih fokus lagi,” katanya.,” lanjut Farisa.

Tag

Editor : Hai Online