Tribute to Efek Rumah Kaca: Ketika Masyarakat Indonesia Membawakan Ulang Lagu ERK

Senin, 18 Juli 2016 | 02:45
Alvin Bahar

Tribute to Efek Rumah Kaca

Album tribut bukan hal baru di Indonesia. Ada album tribute to Naif yang berjudul Mesin Waktu: Teman-Teman Menyanyikan Lagu Naif dirilis pada 2007 silam. Komposer Erwin Gutawa malah pernah bikin album tribute to Koes Plus yang diberi judul Salute to Koes Plus/Bersaudara pada 2004 lalu. Tahun 2016 ini, album tribute to Efek Rumah Kaca yang bikin beda, masyarakat Indonesia berkontribusi di album tribut ini.

Tribute to Efek Rumah Kaca adalah project kolektif non-profit yang diinisiasi oleh Ripstore.Asia dan Creative Commons Indonesia sebagai bentuk penghargaan untuk Efek Rumah Kaca. Album Tribute to Efek Rumah Kaca ini diisi oleh 14 cover song dari 14 band/artist dengan berbagai genre yang menggubah lagu Efek Rumah Kaca yang terpilih lewat program Cover Song Challenge. Band/artist tersebut yakni Salma Nurul & Muhammad Ilham, O.K. Bro, Tashoora, Antartika x Sociophonic, Sungai, Nailtriple, Fiersa Besari, Puti Chitara, Elliona, Karnivulgar, Jionara, LastElise, Hamzah Bagja Kusuma, dan Christabel Annora.

Mungkin banyak yang belum kenal sama band-band di atas. Karena, semua orang bebas mengirimkan lagunya untuk tribute to Efek RUmah Kaca berkat program Cover Song Challenge tersebut. Program yang juga bertujuan untuk memperkenalkan kembali secara meluas penggunaan lisensi Creative Commons pada karya musik di Indonesia ini mengundang siapa saja untuk mengirimkan karya cover songnya di situs Ripstore.Asia. Berlangsung selama sebulan penuh yakni 14 Juni dan 14 Juli 2016, program ini telah menerima 65 karya Cover Song atas 23 lagu Efek Rumah Kaca yang digubah dalam 15 Genre oleh 63 partisipan dari 17 Kotamadya dan 8 Kabupaten di Indonesia.

Tapi nggak semua karya bisa masuk album ini. Penilaiannya sendiri dirangkum dari skor juri atas 4 elemen dasar yang menjadi tolak ukur untuk menentukan mana karya yang outstanding dan mana yang layak didapuk ke dalam album tribute. Empat elemen ini yakni teknis rekaman teknis rekaman yang disajikan masing-masing partisipan agar menghasilkan kualitas audio yang bisa didengar publik dengan apik, pemilihan dan penguasaan alat musik yang cermat, ketepatan improvisasi dan tafsir dari karya asli, serta preferensi juri yang berasal dari berbagai kompetensi dan latar belakang masing-masing.

Para juri yang terlibat dalam project ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu pertama juri umum yang terdiri dari pewakilan Ripstore.Asia, Creative Commons Indonesia dan Efek Rumah Kaca. Yang kedua, juri media terdiri dari para redaktur musik dari 5 webzine independen dari berbagai kota besar di Indonesia yakni Kanal Tigapuluh (Yogyakarta), Ronascent (Surabaya), Jakartabeat (Bandung), Surnalisme (Bandung) dan Disorder Zine (Jakarta).

"Sensasi lain juga kami rasakan karena album tribute ini lahir dari semangat berbagi yang melibatkan partisipasi banyak pihak; para juri yang tak mengenal satu sama lain dan terpisah di berbagai kota, para partisipan yang dikejar tenggat waktu submission, publik umum yang turut diberi kesempatan menilai dan mengapresiasi semua karya yang telah masuk, serta kawan-kawan yang bergerak di balik layar bahu membahu demi kelancaran acara ini sejak hari pertama," tutur Ripstore.asia di liner notes album ini.

Albumnya bisa kamu download gratis di sini. Rencananya, Ripstore akan membuat acara untuk album tribut ini, serta merilis album digital ini dalam format kaset atau CD lewat sistem crowdfunding.

Tag

Editor : Alvin Bahar