Takut "Dibajak" Universitas Luar Negeri, Daftar Kampus Negeri Akan Lebih Cepat?

Rabu, 29 Juni 2016 | 04:45
Alvin Bahar

Suasana SBMPTN

Masuk Universitas Luar Negeri kini makin cepat dan gampang. Soalnya, para Universitas di luar sana berusaha "mencuri" kita yang masih SMA ini. Banyak universitas asing memulai proses penerimaan mahasiswa jauh lebih awal daripada kampus negeri di Indonesia.

Ditengarai, banyak pelajar berprestasi Indonesia mendaftar ke sana. Evaluasi atas pelaksanaan seleksi masuk kampus negeri akan memasukkan topik tersebut.

"Di universitas luar negeri, mulai November dan Desember (2015) sudah membuka seleksi penerimaan mahasiswa, sedangkan Indonesia baru mulai (seleksi pada) Februari 2016 untuk seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN)," kata Menteri Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Muhammad Nasir, di Jakarta, Selasa (28/6).

Sebagai informasi, saat ini ada tiga jenis seleksi secara nasional untuk masuk perguruan tinggi negeri. Yang pertama adalah SNMPTN, yang menggunakan data rapor para siswa di sekolah menengah atas sebagai bagian proses seleksi.

Suasana SBMPTN (Kompas.com)
Proses seleksi kedua adalah seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN), yang untuk 2016 hasilnya diumumkan pada Selasa siang kemarin (28/6). Adapun yang ketiga adalah Jalur Mandiri, yang segera dimulai pada akhir bulan ini.

Pak Nasir mengatakan, tren pola penerimaan mahasiswa di kampus luar negeri itu menjadikan banyak siswa berpotensi Bangsa terjaring universitas asing bahkan sebelum mereka lulus SMA. Mereka yang telah diterima di situ lalu enggan mencoba tes penerimaan mahasiswa di dalam negeri.

"Mereka sudah nggak kepikiran lagi ikut SNMPTN atau SBMPTN. Indonesia akan kehilangan anak-anak pintar ini," tegas Pak Nasir, yang hadir dalam konferensi pers hasil SBMPTN 2016 di Gedung Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta, Selasa.

Baca Juga: 10 Besar Kampus dengan Rata-rata Nilai Tertinggi SBMPTN 2016

Konferensi Pers Pengumuman Hasil SBMPTN 2016 di di Gedung Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Senayan, Jakarta, Selasa (28/6/2016). (KOMPAS.com/ADHIS ANGGIANY PUTRI SISWANTO)
Daftar PTN akan lebih cepat

Pengalaman "tersalip" perguruan tinggi asing juga pernah ditemui Pak Nasir di lingkungan keluarganya. Selain dari laporan resmi, saudara Pak Nasir diketahui pernah pula diterima kuliah di luar negeri.

"Saya tanya kok dia nggak ikut tes (SBMPTN), katanya sudah diterima di universitas luar negeri. Padahal dia belum lulus SMA," ungkap Pak Nasir.

Karena itu, Pak Nasir berpendapat seleksi penerimaan mahasiswa harus dilakukan lebih dini. Kalau nggak, siswa berpotensi bisa lari keluar negeri.

"Inginnya nanti seleksi bisa dilakukan di mana-mana tanpa (batas) waktu. Sertifikat (hasil seleksi) bisa digunakan untuk masuk ke perguruan tinggi mana saja," lanjut Pak Nasir.

Berkaca pada sistem penyaringan di universitas asing, ungkap Pak Nasir, kampus Indonesia juga masih terkesan kaku. Di sana, misalnya, syarat penerimaan mahasiswa bisa menggunakan sertifikat bahasa—seperti TOEFL—dan berkas pendukung lain.

Namun, Pak Nasir masih belum mau berkomentar banyak untuk teknis dan realisasi sistem penerimaan mahasiswa ini. Menurut dia, hal itu butuh banyak koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Panitia SBMPTN.

"Yang pasti, seleksinya nanti harus longgar waktunya agar nggak mengganggu proses belajar siswa di sekolah," ujar Pak Nasir.

Baca Juga: Apa Yang Harus Dilakukan Kalo Nggak Lolos SBMPTN 2016?

source: Kompas.com

Editor : Alvin Bahar