Dongeng Greget Tentang Petualangan, Perang, dan Cinta

Jumat, 17 Juni 2016 | 13:48
Rizki Ramadan

buku Raden Mandasia si Pencuri Daging Sapi

Kalau kamu suka sama cerita-cerita petualangan di masa lalu kayak Tintin, Indiana Jones, Pirates of Carrabean, One Piece, dan Prince of Persia, maka kamu bakal suka juga dengan dongeng Raden Mandasia si Pencuri Daging Sapi karangan Yusu Avianto Pareanom ini. Ada banyak cerita mendebarkan yang datang dari pertarungan sengit, petualangan ajaib, persahabatan yang jenaka, dan balada cinta yang bikin greget.

Alkisah, seorang cowok muda bernama Sungu Lembu menyimpan dendam kepada kerajaan Gilingwesi yang sudah menyerang kota tempat tinggalnya, Banjaran Waru. Kedua orangtua Sungu Lembu tewas karena penyerangan tersebut.

Setelah itu, Sungu Lembu memilih mengembara. Tanpa disangka ia bertemu dengan Raden Mandasia, salah satu pangeran Gilingwesi, di rumah judi Nyai Manggis, tempat Sungu Lembu singgah beberapa lama. Raden Mandasia sedang dalam perjalanan akbar menuju Kerajaan Gerbang Agung atas misi menyelamatkan kerajaannya sendiri.

Dengan tetap membawa dendamnya terhadap Gilingwesi, Sungu Lembu setuju untuk menemani Raden Mandasia, seorang pangeran yang ternyata punya hobi aneh, yaitu mencuri daging sapi. Perjalanan berbulan-bulan pun mereka tempuh. Di lautan, mereka sempat bertarung melawan para bajak laut, terus bertemu dengan seorang tua yang mengaku nabi yang di tengah perjalanan membiarkan dirinya dilahap paus; di gurun mereka berlomba melawan maut, hingga akhirnya sampai di Gerbang Agung dan ikut memeriahkan perang besar antara Gerbang Agung dan Gilingwesi yang tragis dan bijak sekaligus.

Di tengah perjalanan, mereka nggak cuma berdua lagi, Loki Tua seorang koki yang sangat andal, ikut mengantar mereka ke Gerbang Agung. Untuk pembaca One Piece, tokoh Loki Tua ini akan mengingatkan kita pada Sanji.

Buku Raden Mandasia si Pencuri Daging Sapi
Bikin Lupa Waktu

Jangan gentar dulu memulai baca novel ini hanya karena melihat tebalnya buku. Setelah mulai membacanya kamu dijamin jadi akan pasrah dan nerima-nerima saja ketika cerita di buku ini merampas jadwal pacaranmu. Pasalnya, selain emang ceritanya seru, penulisan novel ini asyik dan renyah. Apalagi banyak sekali humor cerdas dan caki-maki khas cowok bertebaran di sepanjang cerita. Kita bakal akrab sama umpatan kayak “babi pincang”, “tapir bunting”, dan “dengkul meleset”, selain “anjing” yang memang sudah lumrah kita gunakan. Cerita percintaan yang intim pun satu-dua kali ditampilkan, bakal sukses bikin pikiran kamu terbang sambil kegelian.

Serunya, dalam gaya narasi yang renyah itu penulis kerap menyelipkan kata-kata bahasa Indonesia yang jarang sekali kita dengar. Novel ini bukan novel asing, tetapi kamu akan sering membuka kamus. Penulis ingin kamu akrab sama KBBI kayaknya, biar tahu kalau kahwa tuh artinya kopi, lanun berarti perampok, dan jatmika itu berarti sopan santun, misalnya.

Cowok Macho Pun Bakal Baper!

Percayalah,semacho-machonya seorang cowok, pasti bakal baper membaca dongeng ini. Gimana nggak, di tengah cerita petualangan yang menuntut ketangguhan luar biasa, kita bakal disuguhi cerita dua teman yang diam-diam saling menjaga kuat satu sama lainnya; terus kita akan dikenalin sama raja Watugunung dan Pangeran Awatara, kesatria supertangguh bisa dengan mudah menebas kepala lawannya tapi ternyata mereka punya jiwa yang bijak, akal yang licin, dan hati yang setia. Membaca buku ini akan bikin kamu mikir gimana cara menjadi lelaki yang sejati itu.

Belum lagi cerita Lungu Sembu dengan Melur, teman cewek yang dengannya ia pertama kali hilang keperjakaan. Di kala remaja, hubungan mereka hanya sekilas, tapi tak disangka kalau di kemudian hari ada anak bernama depan Lungu yang konon lahir dari Melur.

Masih ingat rasanya hari pertama pacaran, atau rasanya pertama kali berhasil sampai di puncak gunung?Novel ini menghadirkan kesan yang sama istimewanya.

Keterangan:

(Buku ini didistribusikan secara indie, jadi belum akan kamu ketemui di toko buku besar kayak Gramedia)

Tag

Editor : Hai Online