Prancis Menang Dramatis, Ini Catatan Momen Terbaik Euro 2000

Rabu, 08 Juni 2016 | 08:30
Hai Online

Serunya para pemain di Euro 2000, ini catatan momen terbaiknya

Pada 2 Juli 2000, HAI punya kesempatan menyaksikan langsung pertandingan puncak piala Eropa. Waktu itu, Prancis memenangkan partai final secara dramatis atas Italiadi stadion Feijenoord, Rotterdam, Belanda.Ini Catatan momen terbaik EUro 2000!

Untuk pertama kalinya,Euro 2000 diselenggarakan di dua negara, Belanda dan Belgia. Saat itu ada banyak peristiwa penting yang sempat direkam oleh HAI langsung dari lokasi sepanjang putaran final yang diselenggarakan di 8 kota berbeda.

Yang paling menarik, salah satunya adalah saat beberapa media di Belanda dan Eropa mulanya sepakat memilih Francesco Toldo (kiper timnas Italia kala itu) sebagai kiper terbaik di Euro 2000. Perkiraan itu dibuat sebelum partai final. Dan, Di final hari Minggu 2 Juli 2000, Toldo justru jadi faktor kelemahan Italia. Terutama setelah gol balasan Sylvain Wiltord, tiga puluh detik sebelum pluit tanda pertandingan berakhir.

Gol Wiltord seharusnya tidak perlu terjadi kalau Toldo, yang memang tadinya cadangan kipper utama Luigi Buffon, tetap fokus. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Perhatian Toldo yang memang tergolong minim pengalaman internasional malah terpecah. Toldo sepertinya harus belajar bahwa sepakbola bola belum berakhir sampai wasit meniup pluit panjang. Italia gagal mempertahankan keunggulannya menjadi 1-1 dan memaksa perpanjangan waktu.

Dramatis Golden Goal-nyaDavid Trezeguet

Naas menimpa timnas Italia, Golden goal David Trezeguet dimenit ke 130 semakin menghancurkan mental Del Piero dan kawan-kawan. Italia kehilangan kendali diri. Mau menyerang nggak berani, mau bertahan juga belum menjamin.

Ya, mengingat partai klasik kala itu sungguh dibutuhkan muslihat yang sangat detail. Adu cerdik partai final Italia dan Perancis benar-benar partai sarat strategi. Pelatih Perancis, Roger Lemerre, memilih tidak menggempur kubu Italia.

Soalnya, semakin digempur, Maldini dan kawan-kawan semakin kokoh. Lamerre lebih memilih bermain normal, imbang dalam bertahan maupun menyerang.

Nggak aneh kalau 45 menit pertama pertandingan berjalan lambat dan agak membosankan.

Italia sendiri sebenarnya tampil agak menyerang, meski lebih banyak lewat sayap. Gonta-ganti barisan depan kembali diperagakan pelatih Dino Zoff. Kali itu dia nekat memasang duet Francesco Totti dan Marco Delvecchio. Zoff kembali menempatkan Del Piero di bangku cadangan, yang memang sudah diramalkan beberapa wartawan. Yang diluar dugaan justru dipilihnya Marco Delvecchio sebagai striker murni. Toh, keberanian Zoff berhasil.

Baru 11 menit babak kedua berjalan, Delvecchio membobol Fabien Barthez. Italia bersorak. Anehnya, Zidane dan kawan-kawan tetap tenang dan seolah-olah tidak ngotot membalas. Tapi itu cuma strategi. Berkatsatu skenario serangan yang baik, Perancis menyamakan kedudukan1-1. Mental juara Pasukan Ayam Jantan sebagai juara dunia mulai tampak.

Pertahanan Sang Juara

Kelemahan Zoff, kalau nggak mau disebut kesalahan, adalah menukar Di Biagio dengan Ambrosini. Padahal kedua pemain ini bertipe sama. Harusnya, kalau Zoff mau bertahan, dia sebaiknya menarik Francesco Totti dan memasukkan pemain bertahan.

Sebaliknya Lamerre tampil cerdik, bahkan sedikit berjudi. Dia nekat tidak memainkan Anelka dan memilih Sylvain Wiltord buat menemani Thierry Henry.

Dua jempol buat pelatih Lamerre. Wiltord nggak cuma merepotkan Nesta, Cannavaro, atau Tapi juga sukses merobek Toldo pada detik-detik akhir pertandingan. Italia sudah menyerah begitu gol Wiltord terjadi. Gol emas David Trezeguet cuma mengukuhkan kemenangan Perancis dan kehancuran Italia.

Dengan kemenangan tersebut, Prancis semakin memantapkan sebagai tim terbaik didunia. Prancis juga tim Eropa pertama yang mengawinkan Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000 secara berturut-turut. Les Bleus pantas juara. Italia pantas memikirkan kembali sistem catennacio, yang konon merupakan taktik bertahan paling kokoh, tapi gagal mempertahankan keunggulan.

Kemudian, julukan jago kandang yang kala itu sempat tersemat pada timnas Perancis sukses ditanggalkan saat menjuarai Euro 2000. (EDI)

Tag

Editor : Hai Online