Mau Martabak Anti Mainstream? Makan Nih Martabak Pete Kalo Berani!

Selasa, 10 Mei 2016 | 08:45
Alvin Bahar

Martabak Pete ala Kedai Martabak Dodo

Martabak telur, yang lazimnya berisikan campuran daging dan dengan sayuran, kini dimodifikasi dengan berisikan petai (pete). Tak hanya inovasinya yang "anti mainstream", rasanya yang unik membuat hidangan tersebut menjadi favorit di kedai Martabak Dodo, yang ada di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Kedai yang berdiri sejak Desember 2015 ini memang menyajikan menu-menu yang “nyentrik” seperti martabak pete, martabak sate, martabak manis cokelat koin emas, dan yang lainnya. Belum lagi menurut Ajy Prasetyo selaku pengelola kedai, akan menambahkan martabak jengkol pada pertengahan bulan Mei ini.

Ajy mengatakan peluncuran martabak jengkol sendiri karena melihat peminat martabak pete yang semakin hari semakin bertambah. Pembeli yang sudah mencoba pun kembali lagi dengan memesan menu unik tersebut.

“Pada 14 Mei nanti akan di-launching martabak jengkol, sekaligus launching tempat baru,” ujarnya kepada KompasTravel saat mendatangi kedainya, Rabu (4/5).

Ia mengatakan memilih pete tua dengan kualitas bagus, nggak rusak dan bersih, untuk hidangan martabaknya. Dalam satu hidangan menghabiskan empat rantai pete segar.

Isi martabak tersebut dapat dikombinasikan dengan pilihan lain seperti daging cincang, tuna, udang, cumi dan yang lainnya. KompasTravel ditantang untuk mencoba martabak pete tanpa campuran isi lain, atau pete utuh. pete segar yang baru dikupas dikocok bersama telur ayam, sayuran seperti daun bawang, dan pastinya aneka bumbu yang ia racik sendiri. Butiran biji pete memenuhi adonan yang tebal nan gurih, akan membuat kamu penasaran dengan rasanya. Kulitnya yang renyah sudah terlihat ketika martabak dipotong-potong di atas telanan. KompasTravel pun melahapnya selagi hangat, terasa renyah di luar dan gurih bercita rasa unik di dalamnya.

Martabak pun terasa tebal karena barisan biji hijau cerah ini masih utuh nggak dicincang kecil. Merasakannya, timbul sensasi tersendiri terutama bagi penggemar pete.

Anehnya, setiap gigitan membuat penasaran dan timbul hasrat ingin melahapnya lagi. Tambahan saus asam pedas racikannya menambah segar citarasa martabak pete tersebut. Ajy yang sudah lebih dari 20 tahun menekuni dunia martabak mengatakan, pilihannya jatuh ke pete hanya karena dirinya dan kebanyakan orang di daerah asalnya Magelang suka dengan pete. Ia mengatakan rasanya yang khas daerah Indonesia selalu membuat orang penasaran. “Kaget juga sih, karena awal saya pikir penggemarnya paling orang rantau dari desa, dari Jawa, yang terbiasa. Ternyata orang kota pada suka juga dan jadi menu andalan sekarang,” ujar Ajy. Ia menambahkan saat ini martabak pete yang paling laku untuk menu asin. Pembalinya nggak memandang usia, dari anak muda yang penasaran, hingga orang tua. Mayoritas selain wilayah Jakarta, pembelinya datang dari Bekasi, Tangerang, hingga Bogor.

source: Kompas.com

Tag

Editor : Alvin Bahar