Exactly! Kabar tentang manusia bisa plesir ke tetangga terdekat bumi, Alfa Centauri, sempat jadi perbincangan hangat di kalangan para scientist belakangan ini. Pasalnya, temuan terbaru bernama Breaktrough Starshot yang sudah diluncurkan pada Selasa (12/4) lalu di New York, Amerika Serikat, oleh kosmolog Stephen Hawking, milyuner Yuri Milner, dan Mark Zuckerberg tersebut berhasil mengenalkan ke publik tentang teknologi yang bisa digunakan manusia untuk “berwisata” ke Alfa Centauri dalam 20 tahun ke depan.
Sebenarnya, kalau dibandingkan dengan matahari, Alfa Centauri nggak begitu dekat kok dengan bumi. Bintang itu berjarak 4,3 tahun cahaya atau 40 triliun kilometer (km) dari bumi, sedangkan matahari mempunyai jarak sekitar 149,6 juta km atau 28.000 tahun cahaya dari bumi.
Nah, untuk menjangkau Alfa Centauri dalam satu generasi atau 25 tahun, bisa menggunakan roket kimia dengan bahan bakar seberat semua bintang di Galaksi Bimasakti. Wah, berapa triliun kilo tuh?? Beda lagi kalau menggunakan roket berbahan bakar teknologi fusi nuklir yang belum sepenuhnya jadi, bisa sampai 50 tahun, euy!
Makanya, Milner dan tim menggagas Starshot, sebuah wahana antariksa mini atau nanocraft sebesar perangko yang bisa bergerak hingga 20 persen kecepatan cahaya. Dengan kecepatan itu, Starshot cuma butuh waktu 20 tahun aja buat sampai di Alfa Centauri. Canggih nggak tuh?
Denger-denger, penemuan kolaborasi ini menelan dana sampai 100 juta dollar AS, bro! Kalau dihitung-hitung, jumlah tersebut setara dengan 1,3 triliun. Wih! Dan lagi, “Terobosan Starshot” diluncurkan bebarengan dengan peringatan 55 tahun perjalanan Yuri Gagarin yang pernah menginjakkan kakinya untuk pertama kali di luar angkasa.
Teknologi Kekinian
Starshot dirancang sebagai wahana paling enteng yang pernah dibuat manusia. Gimana nggak? Wahana itu cuma punya chip yang luasnya sebesar perangko doang. Nah, chip itu kemudian ditempel ke layar superb tipisdari bahan yang bisa memantulkan sinar.
Wahana mini tersebut dirancang bisa mengambil citra planet yang ada di sekitar Alfa Centauri atau bahkan data ilmiah lain dan mengirimkan ke pusat kendali di bumi. Biar nggak makan biaya segudang dan menigkatkan cakupan citra, peluncuran nanocraft ini akan dilakukan sekaligus, nggak satu per satu. Jadi, nggak boros deh!
Jadi, gini nih cara kerjanya. Awalnya, Starshot akan diluncurkan ke luar angkasa menggunakan pesawat peluncur. Lalu, Starshot didorong menuju Alfa Centauri oleh sistem pemancar sinar laser raksasa yang ada di bumi. Dorongan laser tersebut akan membuat Starshot bergerak dengan kecepatan 20 persen dari kecepatan cahaya atau 215 juta km per jam. Ngebut banget, bro!
Sistem elektronika dan laser pada Starshot adalah teknologi kekinian yang murah dan kecil bentuknya. Sedangkan kemampuan komputer di Starshot bisa disamakan dengan kemampuan komputer yang sekarang sudah digunakan di banyak jenis smartphone. Layar pada Starshot yang menangkap sinar laser dan mengubahnya jadi bahan bakar, diuji coba beberapa kali di bumi dan mampu berfungsi baik. Test drive nih ceritanya. Hihi.
Kontroversi
Meski dibilang terobosan baru dalam pembangunan teknologi penerbangan antarbintang dan udah didukung oleh sejumlah ahli dari berbagai universitas serta lembaga riset ternama, proyek ini masih mendatangkan banyak keraguan dari beberapa pihak karena kerasnya kondisi di luar angkasa.
Jonathan McDowell dari Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, mengatakan potensi kerusakan yang bakal terjadi melalui sinar laser tenaga tinggi yang dipancarkan dari bumi. Jika penerimaan energi pada layar Starshot terlalu besar, dia (Starshot) akan meleleh.
Masalah lain, ruang antarbintang nggak betul-betul kosong, Manusia dianggap belum berpengalaman cukup untuk menggerakkan wahana kecil berkecepatan mendekati cahaya di ruang antarbintang. So, potensi Starshot menabrak benda-benda lain di antariksa gede banget! Pasalnya, Starshot akan bergerak dengan kecepatan 4.000 kali lebih besar dari wahana New Horizons milik NASA. Dengan kecepatan sekencang itu, benturan dengan material atom, seperti sinar kosmik, bisa berakibat fatal.
Tantangan lain adalah sewaktu Starshot menubruk obyek seukuran pasir. Beuh! Dampak yang dirasakan bisa sebanding dengan bom trinitrotoluena (TNT) seberat 0,5 kilogram yang cukup buat melumat Starshot. Makanya, layar Starshot dibuat ekstra tipis untuk mengatasi kendala tersebut. Selain itu, celah ruang kosong antarbintang jadi peluang selamatnya Starshot sampai tujuan.
Sementara itu, proses percepatan Starshot hingga berkecepatan 20% kecepatan cahaya dalam 2 menit akan membuat Starshot menerima percepatan 51.000 kali gravitasi bumi (G). Untuk itu, diperlukan sistem pemancar sinar laser yang lumayan besar agar mampu mendorong Starshot dengan kecepatan yang lumayan besar pula.
Keberadaan bintang inilah yang jadi pendorong digagasnya Breakthrough Starshot karena para ilmuwan meyakini kalau di sekitar Alfa Centauri banyak terdapat planet yang beberapa di antaranya diprediksi mempunyai karakter mirip dengan bumi alias layak huni.
Ada baiknya, para ahli yang nggak tergabung dalam proyek ini bisa membantu mewujudkan impian sebagian manusia yang ingin jalan-jalan ke bintang tetangga terdekatnya, Alfa Centuari. Mungkin, mereka bisa ketemu sama penduduk lain di sana! Hehe.