Film remaja Indonesia yang melegenda Ada Apa Dengan Cinta? (2012) Akhirnya dibuatkan adaptasinya dalam bentuk novel terbitan Gramedia Pustaka Utama yang telah resmi dirilis pada Kamis (14/4) lalu.
HAI sudah membacanya sehingga secara tidak langsung jadi membanding-bandingkan lagi nih pengalaman membaca kisah AADC? dalam bentuk tulisan dan melihat cerita film AADC? dalam bentuk audio visual.
Ternyata membaca novel yang ditulis Nadia Silvarani dan menyaksikan film garapan Rudy Sudjarwo itu berbeda. Banget. Jika di film berdurasi 112 menit kita bisa tertawa lalu ikut merasakan keharuan dari para pemerannya tanpa jeda, di buku kita akan bisa menahan atau mengulang-ulang lagi bagian yang lucu atau sedih. Namun, membaca tentu punya imajinasi yang beda dengan apa yang tertuang dalam film. Ada beberapa ekspresi yang kadang jika membaca, kita harus berusaha membayangkan sendiri ekspresinya. Misal ketika cinta bilang 'Basi! Madingnya udah mau terbit, " bentuk Cinta kepada Rangga.
Meski ada sejumlah kekurangan, adaptasi film AADC? ke dalam novel punya sejumlah kelebihan terutama tambahan detail yang membuat pembaca_baru atau sudah menonton filmnya, akan mendapat informasi yang lebih rinci mengenai tokoh dan adegan di cerita SMA jaman 2000an.
Nah, HAI udah merangkum setidaknya ada 8 kelebihan membaca novel AADC? Daripada menonton film pertamanya.